13

43.3K 3.9K 60
                                    

Keadaan kembali seperti semula, Alice sudah sembuh dari demamnya dan Aldric kembali bersekolah kembali. Anak itu lebih sering tersenyum dan tertawa sekarang, teman teman sekelasnya sangat heran dengan Aldric yang menjadi suka tertawa dan tersenyum kepada orang-orang. Bahkan tak jarang banyak siswi perempuan yang terpana melihat senyum kelewat manis dari Aldric itu.

"Al, aku lihat-lihat dari kemarin kamu sudah lebih sering tertawa ya." Ucap Jason ikut senang, dari awal mereka berteman Aldric tak pernah menampilkan banyak ekspresi diwajahnya. Apalagi tertawa, anak itu cenderung mudah marah dan sama sekali tak menampilkan raut bahagia diwajahnya.

"Hmm aku juga tidak tahu, belakangan aku merasa seperti ada yang berbeda dari hidupku. Aku merasa lebih senang dan bersemangat menjalani hidup ini," kata Aldric sembari tersenyum tipis, ia tersenyum mengingat Alice yang membuatkan bekal makan siang untuknya. Ibu nya itu sangat manis.

"Oh ya, ibu memberikanku dua bekal. Ibu menyuruhku memberikan satu untukmu," Aldric mengeluarkan dua kotak makan berwarna hitam dan memberikan satu untuk Jason,

"Ibu?"

"Hum! Ibuku, kamu tidak ingat? Dia yang selalu menjemput dan mengantarkanku dari sebulan lalu."

"Ohh ya aku ingat, kamu sudah menerimanya sebagai ibumu Aldric? Bagus sekali! Dia sangat baik." Ucap Jason, Aldric mengangguk bersemangat

"Benar, ternyata dia sangat baik!" Aldric dan Jason kembali mengobrol ringan tentang hal-hal random hingga beberapa saat kemudian bell istirahat pun berbunyi.

kringggg..
jam pelajaran telah selesai, semua siswa dipersilahkan untuk beristirahat.

Aldric dan Jason membuka kotak bekal mereka, Jason kembali berterimakasih kepada Aldric dan juga ibunya karena sudah memberikannya bekal makan siang. Kebetulan sekali, uang mingguannya sudah mulai menipis.

"Wah masakan ibumu sangat enak!" Puji Jason, Aldric tersenyum

"Hum! Makannya tidak pernah tidak enak, aku selalu menyukai masakan yang dibuat ibu." Mereka berdua menikmati makanan tersebut, sesekali keduanya akan berbicara atau berkomentar tentang sesuatu. Jason merasa Aldric lebih aktif dari biasanya,

Brak

Aldric dan Jason terkejut ketika tiba-tiba seseorang menggebrak meja, keduanya mengangkat kepalanya dan melihat Brandon bersama dengan kedua temannya yang menatapnya dengan tak suka.

"Apa maumu?!" Tanya Aldric kesal,

"Tcihh, gara-gara kamu aku dihukum oleh ibuku!"

"Apa urusannya denganku?! Kamu yang memulai duluan!" Brandon menatap Aldric dengan kesal, anak itu kemudian melirik kotak makan berwarna hitam berbentuk panda diatas meja Aldric dan Jason, anak itu tersenyum mengejek kemudian mengambil kotak makan tersebut dan membawanya kedepan kelas.

"Kembalikan! Itu punyaku!"

"Heyy teman-teman lihatlah kotak makan milik Aldric," teriak Brandon, atensi para siswa dikelas itu menjadi tertuju pada Brandon.

"Apa ini? Panda? HAHAHAHA sudah umur berapa dia?" Beberapa siswa laki-laki ikut tertawa mendengar itu, Aldric mengepalkan tangannya diatas meja. Jason yang melihat itu langsung menahan Aldric ketika melihat wajahnya yang sudah memerah akibat marah.

"Jangan memukulnya lagi Aldric, tahan dirimu." Pesan Jason, anak itu mengangguk kemudian berdiri dan menghampiri Brandon yang berada didepan kelas sedang menertawainya.

"HAHAHAHA! Lihatlah makanannya, hanya wortel, tempe dan beberapa potong ayam, sepertinya dia sama miskinnya dengan Jason!" Ejek Brandon, Aldric berusaha menahan diri untuk tidak memukul kembali Brandon.

My Husband's Family Are Obsessed With Me. Where stories live. Discover now