6

44.2K 3.8K 44
                                    

"ibu, ibu!" Alice menoleh kearah sikembar yang berlari kearahnya, ia tersenyum kepada mereka kemudian berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya dengan si kembar.

"Ibu kamu memasak untuk kami lagi?" Tanya Jaycob senang,

"Ya ibu memasak untuk kalian lagi, kalian suka dengan masakan ibu?" Tanya Alice sembari mengelus rambut Jaycob, semenjak tadi senyum sikembar lebih lebar dari biasanya. Mereka selalu tertawa ketika bersama dengan Alice, perlahan mereka tampak sudah tidak takut dengannya lagi. Alice lega karena mengambil hati keduanya tak sesusah mengambil hati Aldric

Aldric sangat membencinya, Alice harus ekstra sabar dan butuh lebih banyak perjuangan lagi untuk mendapatkan hati si sulung. Si kembar yang memang pada dasarnya masih kecil akan mudah mempercayai seseorang, mereka terlalu naif.

"Masakan ibu enak, kami sangat menyukainya!" Kata Jaycob

"Benar, aku ingin setiap hari dimasakan makanan oleh ibu!" Ucap Jackson menimpali,

"Baiklah ibu akan memasakan sarapan, makan siang, dan makan malam untuk kalian setiap hari." Si kembar bertepuk tangan saking senangnya, merek melompat lompat senang dan Alice sangat bahagia melihat itu.

"Kalian minta bantuan bibi-bibi untuk membantu kalian duduk oke? Ibu ingin mengambil sesuatu diatas. Jangan lupa ucapkan tolong dan terima kasih."

"Hum!" Si kembar mengangguk kemudian meminta bantuan para maid, mereka yang berada disana selalu terpekik gemas melihat keduanya. Sebelum benar-benar pergi Alice meminta salah seorang maid memanggil Aldric untuk makan malam dan berpesan untuk tidak mengatakan kepada anak itu bahwa ia yang memasak malam ini.

Alice pergi keatas menggunakan lift. Ia masuk kedalam kamarnya untuk membawa kucing kesayangannya kebawah, Alice berdecak melihat Jhon yang terus menerus tidur. Dia benar-benar kucing yang pemalas, gadis itu mendekat dan langsung menggendong kucing tersebut. Meskipun sudah digoyang-goyangkan tubuhnya, kucing tersebut tetap tidur seolah tidak mempunyai tenaga.

"Jhon, bangunlah! Kau tak bosan tertidur terus menerus?" Tanya Alice kesal,

"Meoww meow~"
"Aku ingin whiskas~" ucapnya lemas,

"Ku kira kau tidak butuh makanan, baiklah ayo kita makan!" Gadis itu turun dengan Jhon digendongnya, Alice berjalan kedapur dan mengambilkan whiskas yang ia beli tadi siang. Jhon langsung memakannya dengan cepat seolah tak makan berbulan bulan, Alice terus mengisi wadah whiskas yang cepat sekali kosong.

Jhon tepar dilantai karena kekenyangan, kucing itu perutnya sudah membesar seolah ingin meledak. "kamu sangat jahat nona, perutku akan meledak" Ucap Jhon yang hanya bisa didengar oleh Alice, gadis itu tertawa gemas kemudian mengangkat tubuh Jhon dan membawanya keruang tengah.

"Tidurlah," Aldric muncul dari dalam lift kemudian berjalan menuju ruang makan, bertepatan dengan Jeffery yang baru pulang dari kerja. Ia tampak enggan untuk menginjakkan kaki di rumah ini, Jeffery mengehela nafas berat dan bersiap untuk menghadapi istrinya yang selalu menempeli dirinya.

Ia merasakan seseorang mendekatinya, "Ayah.." panggil Aldric, Jeffery menoleh untuk melihat anak itu.

"Ayo makan malam," ajaknya, setelah lebih dari 7 tahun akhirnya ia berbicara lagi bersama ayahnya. Meskipun hanya menyapa dan mengajaknya untuk makan, ia mendahului Alice untuk menyapa ayahnya. Ia berpikir bahwa perubahan sikap Alice adalah taktik baru untuk mengambil perhatian ayahnya, Aldric tidak ingin ayahnya menjadi jatuh cinta dengan ibu tirinya itu dan hubungannya dengan sang ayah semakin menjauh.

"Pergilah, aku menyusul." Aldric mengangguk disusul helaan nafas yang terdengar dari anak itu, ia dapat merasakan bahwa Alice mendekati mereka, Jeffery pun merasakannya. Ia sudah bersiap menahan emosinya dan akan mengabaikannya, tidak sesuai dugaan.. gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan Jeffery yang menatapnya sambil menyeritkan alis.

My Husband's Family Are Obsessed With Me. Where stories live. Discover now