25

44.6K 3.9K 160
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE!!
530 VOTE BARU LANJUT.

>>>>

Alice baru saja selesai membersihkan diri, ia turun kebawah untuk membuat makan malam. Gadis itu berjalan kedapur dan mendapati bahwa disekitar sana tidak ada orang sama sekali, ia tidak memperdulikan hal itu dan lanjut berjalan santai kedapur.

Pranggg

Gadis itu mendengar sesuatu terjatuh dari arah dapur, ia menyerit ketika tidak melihat orang dewasa disana. Ia berjalan pelan mendekati asal suara, gadis itu tertawa ketika mendapati Jackson dan juga Jaycob yang memandangi belahan piring dengan wajah ketakutan.

Kedua anak itu menoleh ketika mendengar gelak tawa sang ibu, Alice kembali tertawa ketika melihat wajah anak-anak itu penuh dengan krim coklat.

"Astaga, apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Alice sembari mengambil tisu disampingnya, ia berjongkok dan membersihkan krim coklat yang mengotori pipi gembul anak kembarnya.

"Ibu.. kami tidak sengaja," ucap Jaycob ketika menyadari pecahan piring yang menyebar dimana-mana dan juga lantai yang kotor karena kue yang mereka makan tumpah disana.

"Ah sayang sekali kuenya, maafkan kami ibu" ucap Jackson menimpali, Alice tersenyum lembut dan menatap keduanya.

"Tidak apa, lain kali jika ingin makan sesuatu panggil ibu atau bibi-bibi atau siapapun orang dewasa yang kalian temui didekat kalian oke?"

"Baik, bu"

"Oh iya, kenapa rasanya sepi sekali? Kemana bibi-bibi dan paman chef? Biasanya jam segini mereka sudah berada disini.." tanya Alice kepada kedua anaknya, sebenarnya ia berfikir kedua anak itu tidak mungkin tahu. Tapi apa salahnya mencoba bertanya ke mereka,

"Tidak tahu bu, tapi tadi mereka semua mengemasi barang mereka dan pergi saat sehabis makan siang." Ucap Jackson menjelaskan,

"Huh? Mereka dipecat?" Tanya Alice bingung

"Tidak, kata bibi Isha mereka mendapatkan libur. Entahlah aku juga tidak tahu,"

Libur? Tidak biasanya para pelayan dan koki diliburkan secara masal begini?

"Baiklah, ibu akan memasak makan malam. Kalian ingin makan apa?" Keduanya tampak berfikir,

"Uhmm aku ingin mie pangsit dan bola-bola daging!" Ucap Jaycob tanpa berpikir lebih lama, sedangkan Jackson tampak masih berpikir.

"Baik, Jackson mau ibu masakkan apa?"

"Aku juga ingin mie pangsit dan bola-bola daging!"

"Siap, ibu akan memasak dulu. Kalian bermain diruang keluarga dulu ya?" Keduanya mengangguk patuh, Alice mengecup keduanya kemudian memberikan jalan yang aman untuk keduanya karena banyak pecahan piring dilantai. Ia menarik tempat sampah didekatnya kemudian mulai memunguti pecahan piring dengan tangannya,

"Awwsshh" Alice meringis ketika tangannya tidak sengaja tergores hingga berdarah, goresan tersebut cukup panjang dan dalam. Ia meniup pelan jari tangannya, tiba tiba saja ia merasakan tangan kekar menarik pergelangan tangannya dan membawanya ke wastafel.

Alice menatap Jeffery yang sedang membasuh tangannya, "Aww" ringis gadis itu. Jeffery mematikan keran dan menatap gadis itu, ia mengambil plaster luka yang entah sejak kapan berada disampingnya. Jeffery berdecak pelan ketika melihat darah yang terus mengalir dari jari telunjuk Alice, ia mengangkat jari tersebut kemudian memasukkannya kedalam mulut.

Alice terkejut dan merasakan jantung berdegup kencang, ia merasakan sensasi aneh ketika Jeffery menyedot kuat jarinya. Jeffery mengeluarkan jari telunjuk Alice kemudian mulai memasangkan plaster luka sebelum darahnya kembali keluar. Mata keduanya bertemu,

My Husband's Family Are Obsessed With Me. Where stories live. Discover now