Bab.30

2.8K 73 0
                                    


Waktu berjalan begitu cepat tak terasa usia kehamilanku sudah memasuki 38 Minggu,tinggal menghitung hari.Walau pun ini bukan yg pertama buatku,tapi rasanya tetap beda,mungkin karena sekarang anda suami dan ada keluarga yg mendampingiku.

Mas Ardan jangan ditanya dia terlalu over protektif,bahkan sejak masuk usia 36 Minggu dia sudah WFH,kalau ada meeting penting baru dia akan kekantor.
Tapi ngak seharian full,selesai urusan pasti akan langsung pulang.Padahal dirumah sudah ada mama yg sejak aku masuk bulan ke 9 sudah stay diJogja.

Mama terlalu antusias menu cucu perempuan pertamanya, maklum kedua cucunya laki2 jadi mama sangat bahagia.Beliau bahkan belanja baju bayi sampai khilaf,apa aja pengin dibeli katanya.Sampai baju anak usia 1 tahun sudah mama belikan.
Mungkin nanti sampai ade usia 1 tahun aku ngak perlu beli baju,sangking banyaknya yg mama dan mbak Nissa belikan.

Aku sangat bersyukur karena memiliki keluarga yg sangat menyayangiku.Bahkan mama tidak membedakan antara aku dan mbak Nissa,aku sudah dianggap sebagai anak perempuannya juga.Sebenernya dari kemarin sudah mulai ada kontraksi tapi masih jarang bisa satu jam sekali.Tapi hari ini sudah mulai teratur gelombang cinta itu datang.Aku berusaha tetap tenang dan atur nafas, seperti yg diajarkan saat ikut kelas yoga untuk ibu hamil.

"Kenapa dek?sudah mulai kontraksi ya??"

"Heeum tapi masih timbul tenggelam,mas tenang aja."

" banyakin sholawat ya,atur nafas ya....ambil nafas buang perlahan ya."

"Heeum mas....mas makan dulu aja sana sudah ditungguin mama."

"Mas ambilin makan juga ya,kita makan bareng.Kamu harus makan banyak biar ada tenaga."

"Heeum aku mau sate sama lontong aja."

"Bentar mas ambilin ya."

Saat mas Ardan pergi kedapur ambil makan,gelombang cinta itu semakin intens tapi aku berusaha tenang.Sambik sesekali kubawa jalan di kamar untuk mempercepat proses pembukaan.

"Nduk sudah mulai mules ya?"

"Ya ma sudah mulai sering kontraksi."

"Istighfar ya jangan panik,kamu makan dulu ya biar mama suapin."

"Aku bisa sendiri ma,lah mas Ardan kemana?"

"Dia lagi ngeluarin mobil,katanya biar kalau mau El RS ngak kemrungsung."

"Mas Ardan sudah makan belum ma?"

"Belum mau makan dia,tadi mau ambil makan buat kamu aja malahan panik gitu.Mau ambil lontong malahan ambil nasi, makane mama akhirnya yg nyiapin."

"Mas Ardan biasa mesti panik,padahal aku sudah bilang tenang tapi tetep aja panik."

"Pengalaman pertama ini buat dia jadi masih panik"

"Ya mungkin juga....mama istirahat dulu aja,nanti kalau memang harus ke RS mama kita bangunin."

"Ya udah mama ke kamar Ken aja ya,nanti bangunin mama disana ya."

"Ya ma baik."

Saat mama keluar kamar,aku mulai makan walau pun sesekali harus berhenti karena gelombang cinta itu datang.

"Mama kemana yang?kok sendirian?_

"Mama tak suruh istirahat dikamar sama Ken takutnya nanti kecapean.Mas sini makan aku suapin?"

"Mas ngak nafsu rasanya sudah ngak karuan."

"Mas harus makan,biar ada tenaga nanti kalau nemenin aku diruang bersalin."

Accident (End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ