Bab.9

5.4K 173 1
                                    


Alhamdullilah Ken sudah sembuh dan sudah mulai sekolah setelah hampir 1 Minggu libur sekolah karena sakit.Aku pun mulai bekerja kembali seperti biasa.Yang berbeda sekarang adalah setiap hari Ken yg selalu telfon atau VC dengan sang ayah,mereka membicarakan banyak hal random yg menurutku ngak penting tapi mereka bisa ketawa.Sesekali aku ikut nimbrung obrolan mereka tapi lebih sering aku hanya jadi pendengar,karena masih canggung aja rasanya.

Hari ini weekend itu artinya pak Ardan akan datang mengunjungi Ken.Sudah kesepakatan mereka berdua bahwa tiap weekend mereka akan bertemu untuk sekedar bermain ke pantai,musium atau taman deket rumah.

"Bunda hari ini ngak bisa ikut ya ngak enak kalau izin lagi sama Tante Dina??"

"Ya udah Ken main dirumah aja sama ayah,nanti bunda kan kerja sampai jam 2 sorenya baru kita main."

"Baiklah kalau itu maunya Ken....bunda keatas dulu ya bentar lagi ayah juga sampai,Ken tunggu didepan toko aja sama pak Ranto."

"Siiap bunda."

Aku pun lanjut dengan pekerjaan yg sudah menumpuk,memang hari ini Sabtu jadi staff pulang jam 2 kalau bagian toko jam 9 batu pulang.Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 2 siang aku bergegas kerumah belakang,kulihat masih ada mobil pak Ardan diplataran toko.

"Assalamu'alaikum "....sepi ngak ada yg menjawab salam mungkin meraka tidur.

Dan bener saja mereka sedang tertidur dikamarku,mungkin kelelahan bermain terlihat ada banyak crayon didepan tv yg masih berserakan.Suara pergerakanku didapur terdengar oleh pak Ardan dan akhirnya dia bangun.

"Maaf ya saya ketiduran."

"Enggak pp ko,Ken ngak rewel kan ??"

"Sama sekali ngak rewel dia manut kok, makannya juga banyak."

"Alhamdullilah berarti sudah mulai kembali nafsu makannya."

"Ya  kayaknya....Anjani bisa kita bicara sebentar diteras depan ngak enak kita berdua soalnya Ken masih tidur."

"Bisa mari pak."

"Kamu menghindari saya??"

"Enggak kenapa bilang gitu?'

"Karena seharian ini kamu ngak nenggok rumah, biasanya makan siang juga dirumah."

Waoo dia memperhatikan rutinasku ternyata jadi gimana gitu batinku.

"Ini akhir bulan  dan tadi kan anak2 gajian jadi ribet, ditambah kerjaan numpuk karena ke skip waktu Ken opname,bukan menghindar."

"Bener gitu kamu ngak bohongin saya kan??"

"Bener lagian buat apa saya bohong,ngak ada untungnya juga buat saya."

"Jadi tawaran saya gimana??"

"Tawaran yg mana??

"Niat saya untuk bertanggung jawab atas kamu dan Ken."

'apa alasan bapak ingin kita menikah karena Ken,kalau hanya itu buat apa kita nikah.Bapak masih bisa ketemu Ken,saya ngak akan ngasih batasan bapak buat ketemu Ken walau pun nanti kita sudah punya pasangan masing masing."

"Tapi saya ingin menikahi kamu Anjani.Bukan seperti sekarang yg hanya sesekali saya ketemu sama Ken."

"Alasan bapak menikahi saya apa??jangan menikahi saya karena kasian atau karena merasa berdosa terhadap kami.Saya sudah memaafkan bapak jadi saya rasa itu sudah cukup."

"Saya cinta sama kamu,apa itu ngak cukup buat jadi alasan saya meminta kamu jadi istri saya.Saya menikahi kamu bukan karena kasian tapi karena saya bener2 sayang sama kamu,saya ngak mau kehilangan kamu."

Kenapa jadi jantungku tak aman saat pak Ardan bilang cinta,tapi aku harus tetep cuek seperti rencana mama."Cinta!sejak kapan bapak punya rasa itu buat saya?"

"Saya ngak tahu kapan rasa ini ada ,yang saya tahu saya ngak mau kehilangan kamu.Saya bahagia berapa deket kamu walau pun kamu cuek dan terkesan menjauhi saya."

"Tapi maaf pak saya ngak bisa membalas perasaan bapak."

"Kenapa??"

"Sudah ada orang lain yg memiliki hati saya pak maaf."

"Sejak kapan?

"Sejak beberapa bulan terakhir."

"Jadi kita hanya bisa jadi patner untuk Ken tapi ngak bisa menjadi patner hidup ."

"Ya pak sekali lagi maaf."

Kulihat ada raut kecewa diwajah pak Ardan tapi dia bersikap biasa aja didepan Ken.

                           💝

"Tumben masih jam segini sudah sampai rumah? biasanya masih main sama Ken"

"Mas ngak pantes ya buat Anjani"

"Ehh kok tiba tiba bilang gitu kenapa??Cerita yg jelas sama mama."

"Anjani ternyata sudah menemukan pria yg sayang sama dia,jauh lebih sayang dia dibandingkan sama mas."

"Kok kamu tahu Anjani bilang sendiri atau gimana??"

Akhirnya mengalirlah ceritaku tentang percakapan kami tadi siang.Sedih sudah pasti ternyata dia sudah punya pilihan lain,aku bahagia kalau dia bahagia tapi kok rasanya ngak rela ada orang lain yg dipanggil ayah oleh Ken selain aku.Ada orang lain yg bisa selalu Anjani andalkan selain aku.

"Kita bisa apa kalau memang Anjani sudah punya pilihan lain, semoga itu pilihan yg terbaik buat Anjani dan Ken."

"Mama rela kalau Ken punya ayah selain aku."

"Demi kebahagiaan Anjani kenapa ngak? Anjani juga pasti banyak pertimbangan ngak mungkin dia ambil keputusan sepihak tampa kasih tahu Ken dulu.Pasti calonnya juga sayang sama Ken makanya Anjani mau sama dia."

"Tapi Ken ngak bilang apa apa soal calon ayahnya.Apa mungkin anak itu lupa....tapi kok sakit ya mah rasanya ngak rela Anjani jadi milik orang lain."

"Namanya hidup ngak semua sesuai keinginan kita.Lagian Anjani juga berhak bahagia setelah apa yg dia alami selama ini.Mama cuma bisa berdoa semoga dia bahagia dengan pilihannya."

"Kamu jadi pindah ke Jogja kan?ngak balik ke JKT lagi??"

"Jadi mah mulai besok aku sudah mulai ngantor di Jogja.Semuanya sudah dihandle Andi.Mungkin beberapa Minggu kedepan aku bakalan sibuk dikantor,karena kan kantor pusat aku pindah ke Jogja jadi yg dikantor lama cuma untuk kantor pemasaran aja.

"Kasih tahu Ken kalau kamu bakalan sibuk,kasih dia pengertian jangan sampai dia sakit lagi karena kangen sama kamu."

"Sudah tadi walau pun ngambek dulu,tapi bundanya berhasil kasih pengertian sama Ken."

"Ya sudah kalau gitu,lagian bapak model gini aja dibucinin heran mama sama Ken."

"Ma gini gini juga ayahnya,anak mama lho aku ini."

"Ya ya anak mama yang ganteng tapi dulu sekarang lebih ganteng Ken.Ya udah sana istirahat mama mau tidur juga sudah malam."

"Ya ma."

Malam ini entahlah perasaanku tak menentu.Ada rasa kecewa,rasa sakit bercampur menjadi satu.Kulangkah kaki untuk membersihkan diri dilanjut untuk bermunajat kepada pemilik diri,berharap hati ini menjadi lebih tenang.

Mungkin benar kata mama bahwa Anjani berhak bahagia dengan pilihannya.Sudah cukup semua kesedihan,semua luka, semua rasa sakit yg aku berikan.Aku akan coba ikhlas bila memang itu yg terbaik buat anjani,aku hanya berharap semoga dia bahagia dengan pilihannya.

Untuk Ken tadi kan Anjani bilang kalau dia tidak akan membatasi waktu bila ingin bertemu dengannya.Kuharap kita bisa jadi pather yg baik dalam membesarkan Ken.aku Aku akan berusaha menjadi ayah yg baik buat putraku,walau pun mungkin kita akan jarang bertemu.aku juga tak yakin bisa membuka hatiku untuk orang lain karrna sekutu hatiku telah dibawa pergi olehnya.

                          💝
    

  

Accident (End)Where stories live. Discover now