Bab.12

4.4K 151 1
                                    

Hari ini akhirnya datang juga,hari dimana aku sebentar lagi akan menyandang nama Ny.Ardan Wardhana.Aku tidak pernah membayangkan berada diposisi sekarang.Beberapa bulan lalu pikiranku hanya gimana caranya kerja menghasilkan uang untuk kebutuhan aku dan anakku.Tidak pernah berfikir memiliki kekasih atau bahkan sampai menikah.Karena realitis aja mana ada seorang lelaki yg mau menerima seorang wanita yg punya anak tampa adanya pernikahan.Walau pun aku hanya korban tapi mereka ngak mau tahu,yg mereka tahu ada wanita tak bersuami yg punya anak.Dari situlah aku sudah tak memikirkan lagi pernikahan,aku hanya fokus dengan kerja dan kerja.Demi bisa mencukupi semua kebutuhan anakku,karena tidak ada tempatku bergantung selain pada diriku sendiri.

Aku sudah mulai dirias dari pukul 5 pagi,karena akad nikah jam 9 pagi dilanjut resepsi jam 7 malam sampai jam 10 malam.Kami sengaja mengadakan resepsi dan akad dalam satu hari,selain efisien waktu juga menghemat tenaga dan budget tentunya.
Setelah hampir 4 jam di Rias akhirnya selesai juga.Kami sepakat memakai adat Jawa karena kita berdua orang Jawa.

"Bunda cantik banget."

"Mas Ken juga ganteng....ayah sudah siap dibawah??"

"Ayah sudah siap dibawah tapi ayah nyebelin,Mas ngak ok."

"Lah nyebelin kenapa sayang??"

"Ayah diem aja ngak mau ngomong,mas ajak ngobrol jawabnya cuma ya,ngak kaya biasanya gitu.Mukanya juga serem gitu."

Aku ingin ketawa mendengar ucapan anakku,tapi kalau aku ketawa dia akan semakin marah,kelihatan dia lagi kesal sama ayahnya.

"Ayah lagi tegang mau akad nikah makanya gitu,nanti kalau mas sudah denger kata " SAH" pasti mukanya ayah sudah ngak nyeremin."...aku mencoba memberi pengertian pada putraku.

"Pokoknya mas marah sama ayah,mas mau sama pak Dhe aja."

"Ya udah mas tunggu dibawah aja sama mas Rio yaa,itu sudah ditunggu mbak Asih."

"Baiklah mas kebawah dulu yaa dadah bunda."

Cup

"Hati hati yaa"

Akad nikah alah dimulai sebentar lagi,aku sedang menunggu dikamar setelah ijab qabul selesai nanti aku baru turun kebawah bersama mbak Nisa dan Dina.

"Saya terima nikah dan kawinnya Rindi Anjani binti  Alm Agung Laksono dengan mas kawin logam mulia seberat 52 gram dan uang tunai 5.209.023 dibayar tunai."

Sah

Alhamdullilah mulai detik ini statusku berubah menjadi seorang istri.Air mataku tak bisa dibendung lagi rasanya bercampur haru jadi satu.

MB Nissa memelukku sambil berkata."Barakallah sekarang sudah jadi istri,semoga bahagia selalu dan terima kasih sudah mau memaafkan dan menerima adik mbak,walau pun dia udah nyakitin kamu."

"Terima kasih mbak,sudah jangan minta maaf terus yaa aku sudah ikhlas dengan semuanya."

"Hatimu sungguh mulia dek,beruntung Ardan punya istri kaya kamu."

"Mbak terlalu berlebihan memujiku,nanti aku terbang mbak."

"Selamat bestie sudah jadi istri,bahagia selalu sama suami yaa."
.
"Makasih ya Din sudah ada selalu buat aku dan Ken."

"Ya sudah sekarang kita turun sudah ditunggu suami."

Cie cie suami nich yaa.....ucapan MB Nisa dan Dina yg menegejekku, pipiku memanas mendengar kata suami,ya sekarang mas Ardan sudah resmi jadi suamiku..

Aku mulai berjalan menuju ballroom tempat acara berlangsung.Aku berjalan dengan diapit Mb.Nisa dan Dina,kulihat semua mata tertuju padaku saat aku mulai memasuki area ballroom.
Mas Ardan sudah berdiri di tempat akad berbalut busana pengantin warna putih,dengan berkalung ronce melati yg membuatnya semakin kelihatan sungguh menawan.Ya dia sekarang berubah menjadi suamiku beberapa menit yg lalu,lali laki yg 6 tahun lalu menyakitiku nyatanya sekarang sudah berubah menjadi suamiku.

Accident (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang