Bab.7

6.3K 222 3
                                    


Setelah acara makan Ken sibuk dengan ayahnya,aku menyibukan diri dengan bekerja,aku hanya mengecek laporan penjualan yg sudah aku buat semalam.

"Ken kalau sudah besar mau jadi apa??"

"Ken mau jadi arsitek ayah."

"Ayah juga arsitek."

"Lho kata bunda ayah kerjanya dilaut,kok sekarang jadi arsitek".

"Itu dulu kalau sekarang ayah kerjanya jadi arsitek."

"Waoooo ayah hebat,ayah bisa bangun gedung yg tinggi ayah."

"Bisa dong,mall yg dideket SMA 1 itu kan ayah yg bangun,baru diresmikan bulan lalu."

"Waooo ayah hebat"

Aku hanya mendengarkan obrolan mereka,dalam hatiku ada rasa bahagia andai memang kami sebuah keluarga,tapi mengingat kelakuannya hatiku terlalu sakit.

"Ken kenapa mau jadi arsitek??"

"Biar bisa buatin rumah bunda,biar kita ngak usah lagi tinggal ditoko sama mbak asih."

Jegdarr

Perkataan Ken membuatku merasa sangat bersalah pada Anjani dan Ken,aku begitu jahat membiarkan mereka hidup dengan segala keterbatasan fasilitas.Walau pun Ken tidak mengeluh tapi aku bisa membayangkan gimana sulitnya Anjani merawat Ken selama ini.

"Ken harus sekolah yg pinter biar bisa jadi arsitek yaa."

"Siiapp Ken mau jadi orang yg  hebat kaya ayah."

Masya Allah anakku begitu mengidolakan diriku, padahal aku menorehkan begitu banyak luka di hati mereka berdua.

"Kita pulang yuuk sayang,sudah siang bunda juga harus nyiapin kebutuhan Ken buat sekolah besok."

"Tapi Ken masih mau main sama ayah,masih kangen."

"Kapan2 kan bisa ketemu lagi ganteng"

"Enggak mau bunda, Ken mau sama ayah."

Binggung aku menjelaskan pada anak usia 5 tahun,gimana keadaan kami berdua yg sebenarnya.

"Gini aja setiap Minggu nanti ayah bakalan main sama Ken,besok juga ayah harus kerja"

"Ayah janji sama Ken"

"Ayah janji."

"Sekarang Ken pamit dulu sama ayah,bunda nunggu diparkiran yaa."....aku berjalan terlebih dulu,kubiarkan mereka berpamitan.

Tak berapa lama kulihat Ken masih menangis sesenggukan digendongan ayahnya.Aku tak tega melihatnya tapi aku harus melakukan ini semua demi kebaikan kami.

"Ken masuk mobil dulu yaa,ayah mau ngobrol sama Bunfa bentar."....Tampa banyak protes anak itu langsung masuk kedalam mobil Anjani.

"Anjani terima kasih sudah mengizinkan saya bertemu Ken."

"Sama sama pak,tapi saya harap ini pertemuan kalian yg pertama dan terakhir.Tolong jangan ganggu hidup kita berdua lagi,saya hanya ingin hidup tenang sama seperti sebelum bapak datang dalam hidup kami."

"Tapi Anjani ...."

"Saya mohon pak demi kebaikan kita semua."

"Baiklah kalau itu kemauan kamu,saya akan menjauh dari hidup kalian.Tapi kalau kalian butuh sesuatu tolong hubungi saya dan jangan tolak kalau saya kirim sesuatu buat Ken."

"Baik pak terima kasih,kalau begitu saya permisi dulu"

"Hati hati Anjani."

Hanya anggukan yg kudapat sebagai jawaban dari Anjani.Aku tidak bisa memaksa Anjani karena aku sadar sisa dan kesalahanku sulit untuk dimaafkan.Tapi kenapa saat mereka berdua mulai menjauh dari pandanganku, seperti ada rasa yg hilang dalam hatiku,ada perasaan kehilangan dan juga kekosongan dalam hatiku.

Accident (End)Where stories live. Discover now