Bab.13

4.4K 131 0
                                    


Malam hari acara resepsi digelar di hotel yang sama.Kebanyakan para undangan dari keluarga mas Ardan dan rekan kerjanya.Bahkan dari Jakarta datang full time sekitar 50 orang demi menghadiri pernikahan bosnya,karena katanya pernikahan ini sudah ditunggu dari lama.

Satu persatu para tamu memberikan selamat untuk kita berdua.Dimulai dari pihak keluarga, sahabat juga para tamu undangan dan rekan kerja.

"Selamat mas semoga samawa, alhamdullilah bisa full senyum sekarang.'

"Aamiin terima kasih doanya Ndi"

"Sama sama2mari mas ,mbak saya kebawah dulu banyak antriannya."

"Ya om mari"jawabku

Dilanjut dengan Dina dan keluarganya yg sudah kuanggap seperti keluarga sendiri.Dina yg tak berhenti nangis dari mulai acara pengajian,siraman,akad nikah sampai sekarang resepsi.Dia bahkan sampai ditenangkan mas Bagas karena mengganggu yg lain.Sabahatku satu ini memang melow kebangetan.

"Selamat bestie,aku ngak mau berhenti nangis dari kemarin."..

"Ishh kamu aja yg gembeng,sudah dong malu diliatin tamu.Ini kan hari bahagia aku jangan sedih."

"Ngak bisa berhenti nangisnya".....aku tertawa mendengar penuturannya,lucu pokoknya."Om Ardan awas kalau nyakitin bestiku sama Ken,aku pastikan kali ini ngak bakalan ketemu mereka lagi."

"Insya Allah saya akan menjaga mereka dengan baik."

"Janji ya om??"

"Insya Allah  saya janji."

Setelah drama Dina yg menangis akhirnya tamu undangan mulai sepi.

"Capek dek??"

"Banget mas" aku duduk memijat kakiku yg sakit karena kelamaan pakai hils,maklum selama ini jarang pakai begiaun kalau ngak kondangan aja.

"Duduk aja dek,lepas sepatunya yaa."

"Jangan dong ngak enak sama yg lainnya."

"Ngak masalah sini mas bantu.".....awalnya istriku menolak katanya ngak sopan tapi setelah kupaksa akhirnya dia mau.

"Selonjorin bentar,nanti dikamar rendam air hangat ya.Mas mau bilang ke mama mau kita kekamar dulu.'

"Jangan mas enggak enak sama mama dan yg lainnya."

"Enggak pp ini juga tinggal keluarga aja.Kamu tunggu bentar ya duduk anteng disini."

Kulihat mas Ardan mulai berjalan menjauh dariku,dia menghampiri mama untuk meminta izin kepada beliau kalau kami undur diri dulu.Sedangkan Ken sudah tertidur tadi sehabis sesi foto keluarga,katanya mau bubuk sama mbak Asih.Tapi aku ngak yakin dia betah,nanti malam pasti bangun nyariin aku minta pindah kamar.

Kami bergegas membersihkan diri rasanya diri, rasanya badan sudah lengket.Mas ardan duluan yg mandi karena aku masih diruang sebelah untuk ganti baju dan melepas semua aksesoris yg melekat ditubuhku.Plong rasanya kepala enteng setelah semua aksesoris yg menghiasi sudah lepas satu persatu.

Saat aku kembali kekamar aku melihat mas Ardan sudah mandi,kelihatan bajunya sudah ganti dengan baju yg aku siapkan tadi,tak lupa dengan Ken yg sudah tidur disebelahnya.

"Kok bisa ada disini??bener kan dugaanku kalau Ken bakalan pindah kesini."

"Ya tadi dianter Mb Asih katanya nangis,kamu mandi dulu dek lengket pasti badannya.Pakai air anget mandinya sudah larut ini."

"Ya aku mandi dulu ya."

Aku pun bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri,aku berendam 15 menit untuk merilekskan otot tubuh yg tegang.Sekitar 30 menit aku membersihkan diri,saat aku kembali ternyata mas Ardan sudah terlelap tidur sambil memeluk Ken.

Accident (End)Where stories live. Discover now