Bab.20

2.9K 100 0
                                    

Brakk

Brakk

"Sabar mas istighfar"kuusap punggung mas Ardan dengan nafas yg memburu,aku paham kalau dia sangat marah dengan perkataan Mb.Risa tadi,aku pun marah tapi aku lebih memilih diam karena kalau aku ikutan marah malahan makin runyam.

"Mas kecewa sama Risa,bisa bisanya dia ngomong kaya gitu.Anak itu benar2 kelewatan."

"Istighfar sabar mas,yuuk sudah adzan kita wudlu terus sholat nanti kita bahas lagi.". ..aku menarik mas Ardan untuk segera berwudlu,karena kalau kita marah sangat dianjurkan untuk berwudlu supaya kemarahan kita berkurang.

Hiks ....hiks....hiks

"Lho mas kenapa???"kupeluk mas Ardan yg menangis selepas kami sholat berjamaah.

"Menangislah mas,jika itu membuat mas merasa jauh lebih baik dari sebelumnya."sambil ku usap lembut punggungnya memberikan ketenangan.

Mungkin ada sekitar 10 menit lebih dia menagis,bahkan mekenah yg kupakai terasa basah.Ku pegang kedua pipinya,kuhapus sisa sisa air mata yg masih ada.

"Maaf"

"Maaf untuk apa??mas ngak buat salah kok sama Ade."

"Maaf karena kesalahan yg mas lalukan,kamu harus mendengar semua kata2 menyakitkan dari Risa.Demi Allah mas ngak pernah berfikir kalau Ken bukan anak kandung mas.Kalau mas liat Ken sama seperti mas lihat jiplakan mas sendiri saat seusia Ken."

"Orang lain boleh meragukan itu,tapi kamu harus percaya sama mas.Demi Allah mas ngak pernah ragu sedikitpun.Jangan berubah hanya karena ucapan Risa yg ngak tahu apa pun tentang kita.Tetap disini karena mas ngak bakalan bisa hidup tampa kalian."

Cup

Kecupan lembut dikeningku membuat perasaanku jauh lebih tenang.Bohong kalau aku tidak sakit hati,kecewa,marah atas ucapan Mb.Risa,tapi aku tidak ingin menunjukan didepan mereka.Biarlah semua rasa sakit ini kutumpahkan diatas sajadah dalam setiap sujudku.

"Dek!sayang!"

"Aku ngak pernah berfikir kalau mas meragukan semuanya.Karena dengan semua perhatian yg mas berikan buat Ken,kasih sayang yg mas berikan buat Ken bagiku sudah cukup untuk menjawab semuanya."

"Kita kan sudah sering bahas ini sebelumnya mas,kita tutup buku yg lama,mari kita buka lembaran baru,dengan buku yg baru dan tentunya dengan cerita yg baru.
Dan satu hal lagi yg mas harus tahu,aku ngak akan pernah pergi ninggalin mas jika bukan mas yg minta atau jika itu pun terjadi berarti memang sudah saatnya aku kembali kepda sang pencipta."

"Jangan pernah bilang gitu,mas ngak sanggup hidup tampa kamu."

"Tapi umur ngak ada yg tahu mas,semua adalah milik sang maha kuasa."

"Ya mas paham,tapi kalau mas boleh minta biar mas aja yg pergi duluan.Karena mas yakin kamu sanggup melanjutkan cerita ini tampa mas."

"Sudah mas sekarang kita ganti baju trus turun,mungkin banyak saudara-saudara yg sudah kumpul."

"Males Yang,mending kita disini aja."

"Jangan gitu dong mas ngak enak sama yg lain.Masa tuan rumah malahan dikamar terus ngak mau nemuin mereka."

"Tapi mas males liat tampangnya Risa."

"Mas pikir aku ngak males liat MB.Risa,aku juga sama mas.Yuk ganti baju cepetan kita anggap aja Mb.Risa ngak ada disini.Cepat ayo ngak enak sama yg lain kau kelamaan"

"Iya iya kalau sudah gini mas bisa apa."

"Good job ayahnya Ken."dengan tampang malesnya mas Ardan akhirnya mau ganti baju dan turun kebawah ketemu keluarga yg lainnya.Kalau ngak dipaksa di ngak bakalan mau turun.

Accident (End)Where stories live. Discover now