Bab.26

1.8K 68 0
                                    

Usia kehamilanku kini masuk usia 4 bulan dan hari ini akan diadakan syukuran kehamilanku.Acaranya diadakan dirumah sekaligus arisan keluarga.Aku mengundang semua anak anak ditoko dan juga Dina.Kalau mas Ardan dia hanya mengundang Panji karena ini weekend,takutnya ganggu cara anak2 kantor katanya.

Semua makanan sudah dipesan mama dari catering langganan keluarga Dina,sudah jaminan rasanya enak karena aku sudah sering mencicipi makanannya.Dari kemarin sudah ada pihak WO yg kerumah buat dekor,aku maunya sederhana aja tapi mama yg pengin buat ini semua katanya buat cucu.

Ken antusias banget buat acara ini,dari pagi sudah sibuk bantuin katanya padahal dia bikin rusuh gangguin WO yg lagi siap siap.Acaranya diadakan nanti jam 9 pagi cuma pengajian dan sedikit kajian dari ustadz.Kata mama nanti kalau sudah 7 bulan mau diadakan lagi acara tingkepan,aku manut aja karena kalau ditolak pun nanti mama bakaln kecewa.Tapi sejak pagi aku ngak liat mas Ardan,terakhir liat lagi ngobrol sama Ken mungkin masih siap siap dikamar.

Ceklek

"Lho mas kok belum siap sudah jam 8 lebih lho?mas sakit?"kulihat mas Ardan masih tiduran diranjang dengan posisi tengkurap.Dia perlahan merubah posisi menjadi duduk bersandar dikepala ranjang,aku berjalan mendekat dan ikut naik disebelahnya.
"Kenapa??kok belum siap siap??"kuusap rambutnya yg sedikit berantakan,dia malahan menyandarkan kepalanya dibahuku.

"Mas cuma merasa bersalah sama Ken,dulu saat kamu kehamilan 4 bulan apakah juga seperti ini Yang??"

"Dulu waktu 4 bulanan dan 7 bulanan,aku ngadain syukuran dan pengajian dipanti asuhan deket toko.Sebenernya ibuknya Dina pengin ngadain tingkepan juga waktu 7 bulan dirumahnya tapi aku nolak,takutnya malahan ngerepotin."

"Maaf ya harusny dulu waktu Ken bisa kaya Ade atau bahkankam lebih karena anak pertama"

"Sudah mas ngak usah ngomong kaya gitu,semuanya kan sudah berlalu ngak bisa diulang lagi.Jangan sampai karena perasaan bersalah mas sama Ken nanti mas akan memperlakukan Ken dan Adenya berbeda."

"Aku takutnya mas akan lebih sayang Ken dibanding adeknya,jangan sampai kaya gitu ya mas,karena mereka lahir didunia ini karena kita bukan mereka yg menginginkannya.Jadi jangan pernah bedakan antar Ken dan Ade mereka saudara dan selamanya tetap begitu."

"Mas ingin begitu tapi kadang perasaan bersalah itu tiba2 muncul dek,mas binggung harus gimana lagi."

"Ikhlas dan berusaha buat berdamai dan melupakan semuanya.Walau pun sudah tapi aku yakin mas pasti bisa,ada aku yg selalu ada disini buat mas."

"Bantu mas ya Yang,mas sayang sama Ken sama seperti sayang sama ade bayi.Mas juga ngak mau perasaan ini terus menyiksa mas,pengin lepas dan bebasin semua rasa sesak ini."

"Bismillah perlahan pasti bisa mas,berdamailah dengan semuanya aku yakin mas pasti bisa.Sudah sekarang cuci muka terus ganti baju ya,ngak enak kalau sudah ada tamu yg dateng."

"Terima kasih sudah selalu ada buat mas,mas sayang banget sama kamu."

Jarak diantara kami makin terkikis,hembusan nafasnya pun terasa diwajahku.Entah siap yg memulai akhirnya bibir kami pun bertemu,mengecup lembut tanganku pun sudah berpindah dileher mas Ardan.Tubuhku pun semakin merapat walau sedikit terhalang perutku yg sedikit membuncit.Dari pertama cuma kecupan lama kelamaan berubah menjadi lumayan,yg makin menuntun.Aku ingat kalau waktunya sudah mepet tapi ada daya tubuh ini menginginkannya.

Ceklek

"Ayah kenapa bunda dimakan??"kami pun seperti anak SMA yg ketahuan mesum smaa wali kelas.Aku langsung menelusupkan wajahku dada mas Ardan,malu rasane ketahuan anak sendiri.

Accident (End)Where stories live. Discover now