|SW 42| Pacaran Halal

Start bij het begin
                                    

"Terus apa bedanya sama yang Lo lakuin sekarang?" tanya Anindya berhasil membuat Era kicep ditempatnya. Makan ramen berkuah pedas, bento yang lauknya minta spesial, apakah itu tidak akan merusak program diet Era? Ada-ada saja sahabatnya ini.

"Sahabat Lo, nih, Nin," ucap Kanaya kembali melanjutkan acara makannya.

"Dih, kaya gini aja bilang sama Lo, Nin. Giliran susah apa minta jemput baik-baik in gue. Dasar sahabat manipulatif," sahut Era seraya menatap Kanaya sinis.

"Eh, maaf. Mulut ini emang minta di hajar. Gue gak bermaksud kaya gitu kok, sayang. Beneran deh," timpal Kanaya yang segera memeluk Era dengan rasa sayang bahkan mengelus-elus rambutnya karena takut Era tak mau menjemput dirinya lagi.

Ya, selama ini Kanaya selalu mengajak Era untuk menolongnya. Entah untuk mengantarkan dia beli sesuatu, menjemput dan sebagainya. Sejujurnya Kanaya memang punya mobil, tapi ia terlalu mager untuk membawanya. Lagian, Kanaya adalah tipe orang yang harus ada temannya baru mau jalan. Katanya tidak asik jika sendirian. Ya, kira-kira begitulah Kanaya dan Era yang selalu melemparkan candaan frontal, tapi tidak merasa sakit hati satu sama lainnya.

Anindya yang melihat hal tersebut hanya tersenyum ditempatnya. Kemudian saat akan menyuapkan ramen dalam mulutnya, suara dering pertanda ada notifikasi yang masuk membuat Anindya segera melihatnya.

Arsa toxic
Lo dimana?

Read.

Anindya hanya melihatnya. Tumben sekali wajah dingin itu bertanya ia dimana. Padahal selama menjalankan rumah tangganya 3 Minggu, sama sekali Arsa tak pernah bertanya seperti ini. Tumben sekali baginya.

Arsa toxic
Kok cuman di read. Lagi sibuk, ya?
Bales, dong. Butuh kabar Lo, nih.

"Anjir geli banget gue," tutur Anindya tanpa sadar saat Arsa mengirimkan pesan seperti itu pada dirinya.

"Kenapa? Geli soal apa?" tanya Era saat mendengar jelas Anindya berkata seperti itu.

"Eh, enggak." Anindya kembali melihat pesan yang lagi-lagi dari Arsa. Kenapa Arsa menjadi pria seperti ini? Bahkan bulu kuduknya merinding saat membaca pesan Arsa yang terkesan alay untuknya.

Arsa toxic
Sayang
Dimana?
Ngambek nih kalau gak di bales

Di mall kenapa?

Sama siapa? Gue jemput ya.
Otw ke sana

Sama sahabat gue.
Mall Kartini
Gue bisa pulang sendiri

Read.

"Tadi bilang geli, sekarang senyum-senyum sendiri. Kesambet Lo?" Era yang mengamati melihat jelas perubahan ekspresi Anindya yang tiba-tiba berubah dari yang geli sekarang senyum-senyum sendiri seperti orang yang sedang kasmaran.

"Apa, sih, gak sopan tahu ngamatin gue terus," balas Anindya menaruh ponselnya. Benarkah ia senyum-senyum? Padahal ia berpikir bahwa apa yang Arsa katakan di pesan tersebut alay dan geli untuknya.

"Cie lagi bahagia. Bahagia sama siapa, nich?" tanya Kanaya pada Anindya. Disatu sisi melihat Anindya yang seperti ini membuat dirinya tampak senang. Ya, ia harap Arsa akan terus membuat sahabatnya bahagia. Sebagai seorang sahabat ia berharap ada hal baik dalam hubungan mereka.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu