"Mau apa?" tanya Riko yang seolah menunggu kata-kata Anindya. Bahkan feeling-nya pun sudah terasa tidak enak, saat Anindya berkata seperti itu. Apakah Anindya akan memutuskan dirinya? Atau akan berbicara hal lain?

Ting ... Tong .....

Anindya gagal melanjutkan kata-katanya saat bel apartemennya berbunyi. Ia menatap was-was barangkali Arsa kembali. Namun mendengar suara bel yang tidak sabaran membuat ia paham itu bukan Arsa, karena Arsa sendiri yang mengganti password nya tidak mungkin jika ia lupa.

"Sebentar mas," ucap Anindya berjalan membuka pintu apartemen nya dengan susah payah menahan rasa sakit, agar Riko tak curiga lagi pada dirinya.

"Anjir lama banget bukanya, sih. Kaya mau ----" Kanaya menutup mulutnya rapat-rapat ketika ia menemukan Riko sudah ada diruang tamu milik Anindya. Bahkan ia mengubah rasa kesalnya menjadi senyuman saat Riko menatapnya.

"Eh, maaf gue ganggu, ya?" tanya Kanaya seolah merasa tak enak hati atas kehadirannya.

"Enggak kok. Gue juga mau pulang. Makasih udah mau gue titipin barang," balas Riko yang berdiri dari tempatnya, lalu menatap Anindya yang ada di hadapannya.

Ingin sekali Riko mencium kening Anindya, memeluknya seperti biasa, namun melihat tingkahnya yang berubah ia urungkan semua niatnya. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah tersenyum seraya melangkah pergi tanpa sepatah pun kata. Melihat kepergian Riko membuat Anindya segera menutup apartemennya. Ia berjalan duduk dan menyandarkan kepalanya di sofa. Rupanya bukan hari ini.

"Lo sama Riko berantem? Gue lihat muka Lo sama dia sama-sama gak enak," tanya Kanaya yang akan menaruh barang pemberian Riko diatas meja, namun suara Anindya membuatnya terhenti.

"Untuk Lo aja, Nay. Gue gak mau lagi terima barang dari dia," balas Anindya dengan segala tekadnya.

"Ha? Lo serius? Dia beliin makanan -----"

"Gue serius, Nay. Btw Lo ada apa kemari?" tanya Anindya yang badmood saat ini.

"Lo gak lihat gue udah rapi gini? Udah jelas lah mau ajak Lo jalan. Era bakal jemput kita. Makanya gue ke sini mau bilang ke Lo siap-siap sana," balas Kanaya dengan pakaian yang sudah rapi untuk menyambut hari libur mereka.

"Gue lagi badmood, nih," sahut Anindya apa adanya.

"Cepetan gak, Lo tega lupakan kita setelah nikah? Iya? Lo gak mau jalan sama kita karena -----"

"Oke. Gue siap-siap. Lo tunggu di sini," potong Anindya cepat karena tak mau Kanaya dan Era menganggap dirinya sombong.

Tatapan Kanaya terarah pada langkah kaki Anindya yang seolah tertatih saat melangkah. Tapi ia tak mau berpikir yang buruk karena hanya sekali melihatnya saja.

"Nin serba hitam, ya!" seru Kanaya memberi tahu outfit mereka sekarang.

"Siap!" balas Anindya dari arah dalam.

Kurang lebih menunggu lima belas menit lamanya, hingga Anindya keluar dengan outfit berwarna hitam dan tas putih kecil yang disampirkan di bahunya. Bahkan rambut Anindya yang terurai membuat Anindya sangat cantik untuk dipandang oleh mata. Bahkan Kanaya seolah terpana karena kecantikannya. Tapi kenapa Arsa tidak melihat Anindya dengan segala kecantikan natural nya? Benar-benar minus pengelihatan nya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Donde viven las historias. Descúbrelo ahora