|SW 34| Tertangkap Kamera

Start from the beginning
                                    

"Arsa turun sebentar ya Bun. Bunda mau apa?" tanya Arsa berusaha untuk menjadi menantu yang baik di depan ibunda Anindya.

"Gak usah nak. Cukup belikan apa yang Anindya mau saja. Bunda sudah senang kok," balas Vera benar adanya.

"Iya sudah, kalau begitu Arsa turun bentar bunda."

"Iya silahkan."

Setelah memarkirkan mobilnya di depan Indomaret, Arsa melangkahkan kakinya keluar dan menuju angkringan yang tidak terlalu ramai. Ternyata angkringan ini menjual berbagai macam makanan ringan dan kesukaan bagi para remaja tentunya. Selain harganya yang murah, angkringan ini menyediakan berbagai macam sosis, naget, bahkan makanan yang lainnya. Arsa yang melihat seluruh makanan tertata rapi seperti ini membuat ia bingung harus membelikan Anindya yang mana.

"Mau pesan yang mana mas?" tanya penjual tersebut pada Arsa yang bingung harus memilih yang mana saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau pesan yang mana mas?" tanya penjual tersebut pada Arsa yang bingung harus memilih yang mana saat ini.

"Saya ambil semua jenis varian, deh. Telur gulung, tahu bulat, dan aneka sosis ini saya ambil semua. Bisa cepat, kan, mas?" tanya Arsa tanpa basa basi.

"Di tunggu ya, mas," balas penjual itu membuat Arsa duduk di salah satu kursi yang telah disediakan.

Mata Arsa melihat ke sana dan kemari seolah sedang mengamati situasi. Anggap saja ia sedang waspada saat ini. Semoga saja aksi dirinya yang keluar sendiri tidak akan menimbulkan gosip baru di kalangan media. Kalau pun ada, maka bisa dipastikan Rio akan terkena masalah juga. Ia tak mau sahabatnya itu terus mendapatkan masalah dan berurusan dengan agensi yang selalu mempermasalahkan gerak geriknya. Bahkan ketika ada pelanggan perempuan yang tiba-tiba datang, Arsa segera memunggungi nya.

Ya, kurang lebih sepuluh menit lamanya ia menunggu, akhirnya pesanan yang ia pesan pun sudah bisa ia bawa. Ia memberikan dua lembar seratusan, lalu pergi begitu saja tanpa mau kembalian. Ya, anggap saja ia menyisihkan sedikit rejeki yang diperolehnya kepada orang lain.

"Astaga kenzler hampir aja lupa," tutur Arsa yang akan masuk ke dalam mobil, namun ia urungkan saat perkataan Anindya tiba-tiba terlintas dalam benaknya.

Dengan tangan yang membawa banyak sekali makanan ringan yang telah ia beli di angkringan, Arsa pun masuk ke dalam Indomaret dengan santai. Memang tidak ada orang dan hanya ada petugas yang bekerja saja di dalamnya. Namun tanpa di sadari oleh Arsa ada salah satu fans yang merupakan pegawai Indomaret yang memfotonya dari belakang. Tentu saja pegawai tersebut sangat-sangat mengenali Arsa walau Arsa sendiri menutup seluruh wajahnya.

"Saya boleh foto gak kak?" tanya pegawai tersebut saat Arsa ingin membayar barang yang beli

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya boleh foto gak kak?" tanya pegawai tersebut saat Arsa ingin membayar barang yang beli.

"Kamu mengenal saya siapa?" tanya Arsa seolah tak percaya.

"Arsa, kan? Boleh gak kak? Saya pingin ----"

"Maaf saya buru-buru." Arsa menaruh uang itu di atas meja, lalu membawa barang yang dipesan oleh Anindya begitu saja. Bahkan pegawai yang terus memanggil dirinya ia abaikan begitu saja. Sampai di dalam mobil pun Arsa segera melajukan mobilnya pergi meninggalkan halaman Indomaret dengan keadaan paniknya.

"Hampir aja ketahuan Bun," tutur Arsa pada Vera yang paham dengan situasinya.

"Segitu sayangnya kamu sama anak bunda? Sampai-sampai rela belanja ke supermarket, rela ke angkringan demi beliin dia jajan?" Pertanyaan itu tiba-tiba terlontar saat Vera mendapati berita tentang Arsa dan cerita Anindya yang selalu memuja suaminya.

"Namanya suami istri sudah jelas harus saling jaga, kan, Bun?" balas Arsa yang terus menerus ingin dianggap baik oleh ibu mertuanya.

Vera yang mendengar hal tersebut tersenyum ditempatnya. "Kebahagiaan orang tua itu simpel, nak. Melihat anaknya sukses dan menikah sama orang yang tepat adalah kebahagiaan yang tidak ada duanya. Apa lagi pernikahan kalian karena perjodohan keluarga."

"Awalnya mungkin gak ada rasa Bun, tapi seiring berjalannya waktu Arsa mencintai Anindya," alibi Arsa berusaha membuat hati Vera sebagai orang tua tenang ditempatnya.

"Jangan pernah sakiti Anindya, ya, nak. Anindya adalah putri kami satu-satunya. Kalau pun ada hal yang kurang pas kamu bisa tegur dia. Kalau kamu menyakiti hati Anindya, sama saja kamu menyakiti hati perempuan yang lainnya, termasuk ibu kamu," balas Vera lagi kali ini membuat Arsa terdiam ditempatnya.

Entah kenapa mertuanya ini selalu memberikan ia nasehat seolah-olah tahu kebenarannya. Sejauh apa Anindya bercerita? Hingga ibunya terus menasehati dirinya seperti ini. Ya, ia harap Anindya tidak membeberkan semuanya.

#TBC

GIMANA PART KALI INI?

MAAF PENDEK GUYS.

SAMPAI BERTEMU DI PART SELANJUTNYA 💜

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now