|SW 28| Lara Untuk Anindya

Start from the beginning
                                    

"Wajar kali, Sa. Namanya juga profesional. Lo juga sama Dinda kaya gitu. Malah lebih parah sampai pelukan segala," tutur Rio mengembalikan ponsel milik Arsa.

"Wajar? Pala Lo wajar. Lo gak lihat komentar netizen yang Budiman? Mereka memuji chemistry mereka bahkan di jodohkan. Padahal Anindya punya suami. Gedek banget gue lih ----"

"Jadi Lo cemburu?" tukas Rio berhasil membuat Arsa menoleh cepat menatap Rio yang memberikan pertanyaan tersebut pada dirinya?

"Najis. Untuk apa gue cemburu. Anindya bukan tipe gue," sahut Arsa terlihat kesal ditempatnya.

"Bukan tipe gimana? Lo rela di kejar-kejar fans, masuk berita karena pergi belanja, bahkan Lo ambil semua makanan untuk Anindya itu gak ada rasa namanya?" tanya Rio yang berusaha untuk memancing Arsa.

"Itu kemanusiaan. Wajar dong gue lakukan itu," sahut Arsa cepat seolah tak terima jika Rio menganggapnya ia memiliki perasaan.

"Ngomong sama batu yang belum dipecah emang susah. Dia tetap kokoh pada tempatnya. Sama kaya Lo yang suka, tapi selalu aja menyela," tutur Rio membuat Arsa tampak terdiam ditempatnya.

Arsa tak menjawab apa-apa. Matanya menatap lurus ke depan seolah-olah sedang menahan emosinya. Bahkan ponselnya ia genggam begitu kencang. Bisa-bisanya Anindya memperlakukan dirinya seperti ini. Bagaimana jika sang mama tahu? Bagaimana jika papanya tahu hubungan mereka tidak baik-baik saja karena Anindya? Ia tidak mau kehilangan papanya. Ia tidak mau membuat sang mama kecewa untuk yang kedua kalinya. Ia tidak mau itu terjadi pada keluarganya.

"Susah amat, sih, di telepon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Susah amat, sih, di telepon. Ngapain aja tuh bocah sama Angga," tutur Arsa saat mencoba untuk menghubungi Anindya, namun nihil jawabannya.

"Astaga sabar kali, Sa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaga sabar kali, Sa. Emang seberapa penting hubungan ----"

"Yang belum nikah diam aja. Ngomong aja dari tadi seolah-olah Lo ibu gue. Cukup diam aja udah jangan ikut ngomong. Lo buat hati gue panas," potong Arsa menyuruh Rio untuk terdiam ditempatnya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now