💐 Part 58 : Bersama Safa💐

345 15 0
                                    

Azzam sedang duduk di dalam mobil, sisa air mata masih berada di pipi nya. Ia menangis karena di tinggal Abrar pergi keluar kota selama beberapa hari. Bahkan Ola pun dibuat kewalahan untuk menangani nya.

"Azzam gimana kalo kita makan burger" tawar Ola. Memang Ola membatasi Azzam untuk memakan makanan fast food. Ketika sedang membujuk Azzam, tiba-tiba supir nya langsung mengerem mendadak.

Hal itu membuat Ola dan Azzam maju ke depan. Untung nya Ola sigap dan langsung menahan kepala Azzam agar tidak terbentur. "Pak ada apa?" tanya Ola panik. Ola pun melihat kedepan. Matanya langsung membulat karena supir nya hampir menabrak Safa.

Ola pun dengan segera keluar dari dalam mobil. Ia pun langsung membantu Safa berdiri. Safa seperti nya terkejut, ia pun memberikan Safa air mineral. "Tante maafin Safa" ucap Safa lirih.

Ia hampir saja menangis, Ola pun dengan sigap langsung menggendong Safa. "Sudah ya jangan nangis, Tante tidak marah" ucap Ola. Azzam pun hanya melihat kearah keduanya. Tidak ada perasaan iri sama sekali ketika melihat kedekatan keduanya.

Perlahan Safa pun mulai tenang. "Safa ayo ke sini" ajak Azzam. Safa yang tadinya menyembunyikan kepala nya diceruk leher Ola pun langsung mengalihkan tatapannya.

Akhirnya Safa pun menghampiri Azzam. Azzam pun mencoba menghibur Safa dengan mengajaknya berbicara. Dan Safa pun mulai melupakan kejadian tadi.

"Pak kita mampir ke mall ya" ucap Ola. Mendengar ucapan Bunda nya Azzam pun langsung antusias. "Bunda kita mandi bola ya" ucap Azzam yang antusias. Ola pun menganggukkan kepalanya. Hal itu membuat Azzam pun langsung memekik dengan keras.

"Safa nanti kita di sana main sepuasnya ya. Ada banyak bola, ada perosotan juga" jelas Azzam antusias. Dan Safa pun dengan antusias mendengarkan ucapan Azzam. Ketika mobil sudah terparkir, Azzam berniat turun. Namun Ola melarang nya.

"Azzam tunggu sebentar " ucap Ola dengan lembut. "Disana kalian berdua jangan berlarian ya, itu bahaya" jelas Ola. Keduanya pun langsung menganggukkan kepalanya dengan patuh. Ola pun sampai terkekeh geli melihat keantusiasan keduanya.

"Tapi sebelum main kalian harus makan dulu " ucap Ola. Hal itu membuat Azzam pun menunduk lemas. "Yah Bunda, nanti kita mainnya jadi sebentar " ucap Azzam. Ola pun langsung terkekeh mendengar nya. "Azzam tidak kasihan dengan Safa yang lapar" ucap Ola.

Ola sebenarnya sudah memperhatikan Safa sedari tadi. Safa terus memegangi perut nya. Seperti nya ia lapar dan belum makan. Bahkan bibir nya pun terlihat pucat. Mendengar ucapan ibunya, Azzam pun langsung mengalihkan tatapannya kearah Safa.

"Tapi kita makan burger ya" ucap Azzam menawar. Ola pun menganggukkan kepalanya, hal itu membuat Azzam senang. Biarlah, lagipula selama sebulan ini Azzam belum memakan makanan fast food.

Ola pun turun dari dalam mobil, ia pun menggandeng tangan keduanya. Ia melihat pakaian Safa dan Azzam yang kotor. Ia pun memutuskan untuk mampir ke salah satu toko pakaian anak. Tatapannya langsung teralihkan kearah pakaian anak yang couple.

"Mba saya mau ambil yang ini" ucap Ola. Ola pun langsung mengganti pakaian keduanya. Keduanya pun tampak terlihat seperti anak kembar.

Tiba-tiba seorang ibu-ibu datang. "Nak anak kamu kembar ya?" tanya ibu-ibu itu. Belum sempat Ola menjawab ibu itu kembali berbicara. "Mereka terlihat lucu. Yang satu tampan dan satu cantik. Yang perempuan cantik seperti ibunya" lanjut ibu itu. Setelah itu ibu itu pun langsung pergi.

Ola pun semakin berharap, ketika mendengar ucapan ibu itu. Apakah Safa benar-benar anaknya. Lalu bayi lima tahun lalu itu bayi siapa?, tanya Ola dalam hati.

Ola pun langsung tersadar dari lamunannya ketika, Azzam menarik baju nya pelan. "Ah maaf ya tadi Bunda melamun" ucap Ola.

Lalu Ola pun langsung menuntun keduanya menuju kerumah makan cepat saji. Ola pun langsung membuka menu itu. Ia menanyakan keduanya apa yang mereka inginkan.

"Wah Tante, makanan nya terlihat enak-enak" ucap Safa dengan polos nya. Hal itu membuat Ola menggernyitkan dahinya  bingung. Bukankah orang tua Safa mempekerjakan asisten rumah tangga. Bukankah begitu orang tua nya termasuk kedalam orang berada.

Tapi kenapa Safa terlihat antusias hanya dengan makanan cepat saji di depannya. Namun Ola pun berusaha mengabaikan nya. Ia pun langsung menatap ke arah Safa. "Kalo begitu kamu habiskan makanannya ya" ucap Ola sambil mengelus rambut Safa.

Safa pun langsung menganggukkan kepalanya dengan antusias. Ia pun dengan lahap langsung memakan burger yang ada di hadapannya. Melihat raut wajah Safa yang senang, Ola ikut merasa senang.

Setelah selesai makan, Azzam pun langsung menarik tangan Safa. Ayo kita pergi bermain. "Azzam, kata Bunda kamu kita tidak boleh lari-lari" ucap Safa. Mendengar ucapan Safa, Azzam pun langsung menghentikan langkah nya. Ia berjalan perlahan. Melihat hal itu Ola pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Jika sudah senang, Azzam akan melupakan segalanya. Ola pun langsung mengantri untuk mengisi saldo kartu permainan nya. Sementara Azzam dan Safa mereka sudah menunggu di depan pintu masuk wahana permainan itu. Tampak terlihat jelas jika Azzam sudah tidak sabar untuk bermain.

Sebelum itu Ola juga membelikan kaos kaki untuk keduanya. Memang sudah aturan jika ingin masuk harus mengenakan kaos kaki.

Ola pun membantu Azzam memakai kaos kaki miliknya. Setelah selesai ia membantu memakaikan kaos kaki Safa. Gerakan tangannya pun langsung terhenti ketika melihat ada lebam di kaki Safa. Lebam seperti bekas pukulan. Hati Ola merasa pilu melihat nya. Ia pun melihat kearah wajah Safa.

Safa malah tersenyum kearahnya, Safa seakan tidak merasakan sakit luka di kakinya. Apa yang sebenarnya terjadi kepada Safa.

Lamunannya pun langsung buyar karena ucapan Azzam. "Bunda" panggil Azzam. Ola pun langsung tersadar dan langsung mengalihkan tatapannya. "Bunda kenapa melamun, Azzam sudah tidak sabar bermain dengan Safa" ucap Azzam.

"Iya sabar ya" jawab Ola dengan tangannya yang masih bergerak untuk membantu Safa mengenakan kaos kaki miliknya. Setelah selesai Azzam dan Safa pun bermain di dalam wahan itu. Kedua terlihat senang, tawa keduanya menguar begitu indah di dengar oleh Ola.

Ola pun mengabadikan momen keduanya dengan kamera ponselnya.

💐💐💐
Declairs
Minggu, 10 Desember

A Different New Life In The NovelWhere stories live. Discover now