💐Part 39 : Salah Paham💐

462 26 2
                                    

Austin dengan tergesa turun dari tangga, diikuti oleh Ola di belakangnya. Tentu saja Ola tidak bisa mengimbangi lari Austin. Ketika Ola tiba di ruang tamu, ia melihat Austin dan Abrar yang berdiri berhadapan.

Ola pun hanya bisa pasrah, ia bingung harus melakukan apa. Sementara tangan Austin saat ini sudah mengepal dengan sempurna. Urat tangannya menonjol, rahang nya mengeras. Ia terlihat menatap Abrar dengan tajam.

Abrar yang baru saja datang pun langsung kebingungan. Abrar bingung apa yang terjadi kepada Austin sehingga terlihat marah kepadanya. Padahal sebelumnya hubungan mereka sudah membaik.

Tanpa basa-basi, Austin pun langsung melayangkan tinjunya ke rahang Abrar. Hal itu membuat memar baru di wajah tampannya. Bahkan Abrar sampai tersungkur karena ia belum siap.

"Kak berhenti!" teriak Ola. Lalu Ola pun langsung berdiri di tengah-tengah keduanya. Ia langsung membantu Abrar berdiri.

Namun Austin pun langsung menarik Aodina untuk menjauh dari Abrar. "Ngapain kamu dekat-dekat sama dia, cowok brengsek kaya dia ga pantas untuk dipertahankan!" teriak Austin yang terlihat marah. Aodina pun langsung gemetar ketakutan, ingat ia tidak bisa di bentak.

Abrar yang melihat Aodina dibentak pun merasa tidak terima. "Lo ga ada hak bentak Aodina. Lo bisa marah sama gue, tapi gue ga akan membiarkan Lo bentak Aodina" ucap Abrar.

Abrar pun langsung menarik tangan Aodina dengan lembut. Aodina pun memilih menjauh dari Austin. "Ga usah munafik, jelas-jelas Lo yang nyakitin adik gue!" bentak Austin sambil mencengkram kerah baju Abrar.

Abrar menggernyitkan dahinya bingung, ia tidak mengerti apa yang Austin ucapkan kepada nya. "Apa maksudnya, gue ga paham" ucap Abrar.

Austin pun langsung berdecih, dan menatap sinis ke arah Abrar. Austin pun langsung memberikan beberapa foto yang dilihat nya ke arah Abrar. "Maksudnya apa ini, Lo mau mengkhianati adik gue. Setelah semua yang udah Lo perbuat ke dia" ucap Austin dengan nada tidak percayanya.

Abrar pun langsung melihat foto tersebut, ia langsung membulatkan matanya melihat foto itu. "Ini bukan gue" elak Abrar. Namun tampaknya Austin sama sekali tidak mempercayai Abrar.

Abrar pun langsung mengalihkan tatapannya kearah Ola. Ola pun tidak bicara apapun, dia hanya diam membisu. Abrar perlahan menghampiri Ola. Ia menggenggam tangan Ola dengan lembut. "Ola kamu percaya kan sama kakak " ucap Abrar yang terlihat khawatir.

Namun reaksi Ola yang hanya diam, membuat Abrar meyakini jika Ola memang percaya kepada foto itu. "Ola itu bukan aku, aku ga tahu sama sekali tentang foto itu. Nama perempuan itu pun aku tidak tahu" ucap Abrar sambil berlutut di hadapan Ola.

"Aku akan cari bukti, kalo yang berada di foto ini bukan aku" ucap Abrar. Ola pun menarik pelan Abrar agar berdiri. "Aku percaya sama kakak" ucap Ola.

Abrar pun langsung tersenyum senang, ia langsung memeluk tubuh Ola dengan erat. "Makasih sudah mempercayai kakak " ucap Abrar lembut. Sementara Austin tampak tidak terima dengan ucapan Ola.

"Ola, kakak ga ngerti sama jalan pikiran kamu. Udah jelas bukti nya, tapi kamu masih membela dia" ucap Austin. Ia langsung, pergi dari sana. Seperti nb ya Austin membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.

Melihat betapa kecewanya, Austin terhadap nya membuat Ola pun sedih. Tapi ia tidak membenarkan sikap Austin. Ola yakin jika Abrar bukan orang yang akan mempermainkan hubungan pernikahan.

Kenapa Ola sama sekali tidak bereaksi ketika melihat foto itu. Karena ia tahu siapa wanita di foto itu. Wanita tempo hari yang memberi kotak makan kepada Abrar. Ia sudah mengetahui jika perempuan itu mencintai suaminya.

Bukankah mencitai adalah hak setiap orang. Hanya saja tidak baik bukan jika kita merusak rumah tangga orang lain. Namun Ola sama sekali tidak takut. Karena ia sudah yakin akan menang dibandingkan perempuan itu.

"Kamu jangan sedih, aku akan memberikan bukti kepada Austin jika foto itu tidak benar. Itu hanya rekayasa semata" ucap Abrar. Setelah itu Abrar pun langsung menuntun Ola menuju ke kamarnya.

"Kamu melanggar janji mu kembali, ingat kamu jangan nanya beraktivitas" ucap Abrar yang terus-menerus menasehati Ola. Ola pun langsung mengerucutkan bibirnya. Ia merasa tidak terima dengan yang Abrar ucapkan.

"Ish kakak, aku udah bilang kalo kaki ku sudah sembuh. Tapi kakak saja yang terlalu berlebihan. Kakak melarang aku melakukan ini dan itu" gerutu Ola.

"Lagi pula aku turun untuk memisahkan kalian berdua. Jika aku tidak ada aku yakin kakak akan diam saja jika di pukuli kak Austin" lanjutnya lagi. Abrar tersenyum mendengar Ola yang memperdulikan nya. Bahkan Ola terlihat khawatir jika ia akan dipukuli oleh kakaknya.

💐💐💐

Abrar membuka matanya, ia melihat ke arah Ola yang saat ini sudah tertidur pulas menghadap kearah nya. Abrar dengan perlahan bangkit dari tidurnya. Ia sangat berhati-hati dalam bergerak, karena takut Ola terbangun.

Ia pun dengan perlahan keluar dari dalam kamarnya. Ketika ia akan mengambil minum, ia melihat Austin yang baru saja tiba. Seperti nya dia baru pulang, namun Austin mengabaikan nya.

Austin terlihat menghindari nya, Abrar pun langsung berjalan mendekat. Ia langsung mencekal tangan Austin membuat Austin menghentikan langkah nya.

"Lepas!" sarkas Austin. Namun seperti nya Abrar tidak mau melepaskan tangan Austin. Austin pun langsung menghempaskan tangan Abrar. "Ada yang mau gue bicarain" ucap Abrar.

Austin pun langsung menatap sinis ke arah Abrar. "Ga ada perlu Lo jelasin" tandas Austin dengan cepat. Austin berbalik dan akan melangkah pergi, namun lagi-lagi Abrar menahan nya.

Ia merogoh sesuatu dari saku piyama nya, ia langsung meletakkan selembar foto itu di tangan Austin. "Gue yakin Lo ga bego buat bedain mana foto asli dan editan" ucap Abrar.

Setelah itu Abrar langsung pergi dari hadapan Austin. Ia sudah menjelaskan, terserah jika nanti nya Austin akan percaya kepada nya ataupun tidak.

Sementara Austin terdiam mematung, ia memandang foto itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

💐💐💐
Declairs
Minggu, 20 Agustus 2023

A Different New Life In The NovelWhere stories live. Discover now