💐 Part 27 •||Janji Ola||• 💐

1.2K 79 1
                                    

Abrar merasa bingung kenapa ia sudah kembali ke kamar rawat nya. Ia pun langsung teringat dengan Ola. Abrar terduduk, ketika Abrar hampir melepaskan infus di kedua tangannya pintu kamar mandi terbuka.

Ola pun membulatkan matanya melihat Abrar yang ingin mencopot infusnya. "Kak jangan!" teriak Ola menahan tangan Abrar. Ola pun langsung menatap Abrar dengan kesal. "Kakak apa-apaan sih, sudah tahu sakit kenapa tidak beristirahat!" ucap Ola dengan kesal.

Abrar pun mencoba memastikan pengelihatan nya, ia mencoba meyakinkan dirinya jika yang saat ini berada dihadapannya adalah Ola. "Ola ini benar kamu?" tanya Abrar. Ola pun menatap Abrar bingung, kenapa Abrar bertanya seperti itu. "Iya ini aku" jawab Ola.

Abrar pun langsung memeluk tubuh Ola dengan erat. Ia terus menerus mengucapkan kata maaf. "Maafkan aku, aku sangat menyesal" ucap Abrar. Ola pun menganggukkan kepalanya. "Kamu jangan marah dan pergi lagi" ucap Abrar.

Ola menggernyitkan dahinya bingung, sejak kapan ia marah kepada Abrar. Bukankah terakhir kali Abrar yang marah kepadanya. "Memang nya siapa yang marah, bukannya kakak yang marah sama Ola" tanya Ola bingung.

"Jadi kamu tidak marah, lalu pesan dari Austin?" tanya Abrar bingung. "Ia mengatakan jika kamu marah dan tidak ingin bertemu denganju lagi" lanjut Abrar. Ola pun merasa kesal ketika mengingat Austin. Ternyata bukan dirinya saja yang dibohongi oleh Austin, tetapi Abrar pun ikut dibohongi.

"Kak Austin berbohong. Lagi pula aku pergi karena memberikan Kak Abrar waktu. Aku tidak ingin bertemu dan berbicara disaat kondisi kita ga baik" jelas Ola. Abrar pun merutuki dirinya sendiri, dan ia juga merasa kesal dengan Austin.

"Sudah lebih baik Kakak istirahat" ucap Ola. Ola pun langsung membantu Abrar duduk. "Sekarang kakak makan, tadi Bunda Dara membawakan Kakak bubur" ucap Ola. Ola pun langsung menyuapi Abrar, sementara Abrar merasa senang ketika Ola menyuapi dirinya.

Setelah itu Ola pun langsung memberikan Abrar obat yang harus di minum nya. "Lebih baik Kakak istirahat sekarang" ucap Ola sambil membenarkan letak selimut Abrar. Ola pun akan beranjak dari tempat duduknya, ia tadinya di ingin membeli makanan untuknya di kantin.

"Jangan tinggalkan aku" ucap Abrar sambil menahan tangan Ola. Ola pun langsung menganggukkan kepalanya dan kembali duduk. Abrar pun tidur dengan terus menggenggam tangan Ola.

Ola pun hanya diam saja sembari memperhatikan Abrar. Beberapa menit kemudian terdengar suara pintu yang dibuka. Ternyata itu adalah Bunda Dara. "Ola kamu pasti belum makan, Bunda membawakan kamu makanan" ucap Bunda Dara.

Ola pun langsung tersenyum kearah Bunda Dara. "Terima kasih Bunda" ucap Ola. Bunda Dara pun langsung tersenyum. "Iya sama-sama" jawab nya. "Kamu makan yang banyak ya. Jangan lupa kalau kamu itu sedang hamil" lanjutnya lagi. Ola pun langsung menganggukkan kepalanya.

Ola perlahan melepaskan telapak tangan nya dari genggaman tangan Abrar. Abrar sempat terusik, namun ia kembali tertidur. Sementara Bunda Dara yang melihatnya langsung terkekeh geli. Ia mengerti mungkin Abrar takut kehilangan Ola.

Ola pun langsung melahap makanan yang dibawakan Bunda Dara. Setelah selesai ia langsung meminum air mineral yang berada diatas nakas. "Ola lebih baik kamu istirahat saja di rumah. Bunda khawatir kamu kelelahan, apalagi kondisi kamu sedang hamil" ucap Bunda Dara yang terlihat cemas.

Ola pun langsung menggelengkan kepalanya. "Ola sama sekali tidak kelelahan Bunda. Lagi pula Ola hanya duduk dan menunggu Kak Abrar di sini. Ola tidak mengerjakan pekerjaan yang berat" jelas Ola.

Bunda Dara hanya bisa pasrah, tidak lama datanglah Mama Risa. Ia pun langsung menghampiri Ola. "Ini Mama bawakan baju ganti untuk kamu" ucap Mama Risa. "Terima kasih Ma" ucap Ola.

Ola pun memilih untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Sementara Bunda Dara dan Mama Risa duduk di sofa dan saling bercerita. Abrar pun tiba-tiba terbangun. Ia sangat terkejut karena tidak melihat keberadaan Ola.

"Ola dimana?" tanya Abrar dengan panik. Ia yakin jika yang tadi itu benar-benar Ola dan ia tidak sedang bermimpi. Melihat kekhawatiran sang anak Bunda Dara pun langsung menghampiri nya. "Kamu tenang dulu" ucap Bunda Dara.

"Ola sedang mengganti pakaiannya" lanjut Bunda Dara dengan cepat sebelum Abrar berbicara kembali. Abrar yang mendengar nya pun merasa tenang. Tidak lama pintu kamar mandi terbuka. Dan perhatian ketiga orang itu langsung tertuju kepada Ola.

Ola mengernyitkan dahinya bingung, ia juga gugup karena ditatap oleh ketiganya. "Ada apa ya?" tanya Ola bingung. Bunda Dara dan Mama Risa pun langsung tertawa bersama melihat kebingungan Ola. Tentu saja Ola semakin dibuat bingung.

"Kamu tahu ketika kamu mengganti pakaian, Abrar panik mencari keberadaan kamu. Dia ketakutan kamu pergi meninggalkan nya" ucap Bunda Dara terkekeh geli. Abrar pun merasa kesal, kenapa ibunya itu malah mengadukan hal itu kepada Ola. Ola pun di buat tertawa mendengar ucapan Bunda Dara.

Ola langsung menghampiri Abrar. "Kakak jangan takut, aku kan sudah berjanji ga akan pergi" ucap Ola sambil menggenggam tangan Abrar. Mendengar ucapan Ola yang terdengar lembut di telinga nya membuat Abrar pun tersenyum. Jantung nya berdetak dengan hebatnya.

Bunda Dara dan Mama Risa pun langsung menyunggingkan senyuman. Mereka berdua merasa bahagia karena hubungan keduanya terlihat harmonis. Bahkan Mama Risa tidak menyangka Ola akan sembuh dari depresi nya.

Keduanya pun larut saling memandang satu sama lain. Bahkan Ola dan Abrar tidak menyadari jika saat ini ada dokter dan perawat yang masuk untuk memeriksa keadaan Abrar.

Hingga suara Bunda Dara pun terdengar. "Udah ya acara saling tatap nya, biarkan dokter memeriksa Abrar dulu" celetuk Bunda Dara. Keduanya pun langsung tersadar, Ola yang terlihat malu sementara Abrar yang malah menatap tajam dokter dan para perawat itu.

Dokter dan perawat yang ditatap seperti itu oleh Abrar pun merasa tidak enak. Sementara Ola ia mundur beberapa langkah, ia memberikan ruang kepada dokter itu untuk memeriksa keadaan Abrar.

Dokter itu pun melakukan beberapa pemeriksaan. Setelah itu dokter pun menjelaskan keadaan Abrar saat ini. Dokter mengatakan jika kondisi Abrar sudah mulai membaik. Bahkan dokter pun mengijinkan Abrar untuk pulang besok.

Hanya saja Abrar harus kembali ke rumah sakit untuk check up dan membuka jahitan yang berada di kepala nya. Setelah kepergian dokter itu Bunda Dara dan Mama Risa pun pamit untuk pergi membeli makanan. Sebelum pergi Mama Risa pun berbicara kepada keduanya.

"Silahkan jika kali mengulang kembali acara romantis kalian. Kita tidak akan mengganggu nya" ucap Mama Risa. Setelah itu Mama Risa dan Bunda Dara baru benar-benar pergi dari ruang rawat Abrar.

Mendengar ucapan ibunya, Ola malah dibuat malu. Suasana di dalam ruangan ini pun malah terasa canggung. Ola yang terus-menerus menundukkan kepalanya dan Abrar yang terlihat ragu untuk mengawali pembicaraan.

Abrar pun mencari-cari topik pembahasan. Hingga beberapa menit kemudian Abrar membuka suaranya. "Ola!" panggil Abrar. Ola pun langsung mengangkat kepalanya, Ia langsung menatap Abrar. "Ada apa Kak?" tanya Ola.

Melihat Ola yang menatap nya seperti itu, pembicaraan yang sudah Abrar pikirkan di kepalanya pun langsung buyar. "Ah itu, bisa tolong ambilkan air" ucap Abrar dengan gugup. Ia merutuki dirinya sendiri yang malah lupa.

"Oh, sebentar Kak" ucap Ola yang terlihat buru-buru mengambil air di dekat nakas. Ketika akan kembali mendekati Abrar, kakinya tanpa sengaja tersandung ke kursi yang tadi di duduki oleh nya. Melihat Ola yang akan terjatuh. Abrar pun langsung menarik tangan Ola.

Hal itu membuat Ola pun langsung maju ke depan dan saat ini posisi nya sangat dekat dengan Abrar. Bahkan tubuh keduanya pun sudah menempel. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Ola dan Abrar pun langsung mengalihkan tatapannya kearah pintu.

Sementara Bunda Dara dan Mama Risa yang tadi membuka pintu pun langsung senyum. "Aduh kita seperti nya sudah menganggu acara mereka lagu" ucap Bunda Dara. Mendengar nya Ola pun langsung berdiri, ia mencoba menjelaskan semuanya.

Namun sebelum Ola bicara, Mama Risa sudah memotong ucapan nya. "Mama hanya ingin mengambil handphone" ucap nya. Setelah membawa handphone yang berada di sofa Mama Risa pun langsung pergi dari ruang rawat Abrar.

💐💐💐
Declairs
Kamis, 29 Desember 2022
Publish Minggu 1 Januari 2022


    

A Different New Life In The NovelWhere stories live. Discover now