💐Part 25 •||Abrar Kecelakaan||•

1.2K 78 1
                                    

Abrar keluar dari minimarket di dekat apartemen milik sepupu Ola. Ia pun meminumnya air mineralnya. Tanpa sengaja matanya melihat kearah sebrang, ia melihat Austin dan Ola. Abrar pun langsung menaiki motor miliknya. Ia akan mengejar mobil milik Austin.

Akhirnya perjuangan nya selama beberapa hari ini tidak sia-sia. Ia tidak akan melepaskan kesempatan ini, dengan kecepatan tinggi ia mencoba menyusul mobil yang dikendarai oleh Austin.

Aksi kejar-kejaran pun tidak bisa terhindari. Tampak nya Austin menyadari jika saat ini, mobilnya tengah diikuti oleh Abrar. Ola mengernyitkan dahinya ketika Austin mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. "Kak bisa pelankan laju mobilnya" ucap Ola yang merasa ketakutan.

"Kamu tenang saja ya, kakak merasa ada yang mengikuti mobil kita. Kakak takut jika dia berniat jahat" ucap Austin. Ola pun menganggukkan kepalanya mengerti. Jika ditanya apakah Ola takut, tentu saja jawabannya ia. Bahkan tangannya memegang sabuk pengaman dengan erat.

Abrar pun juga mempercepat laju motornya, ia hampir bisa menyusul mobil Austin. Ia pun memutuskan untuk menyalip mobil Austin. Namun kejadian tidak terduga terjadi.

Motor yang dikendarai oleh Abrar tertabrak mobil dan terlempar beberapa meter. Sementara Abrar saat ini tertidur diatas aspal. Dari kepalanya sudah mengeluarkan darah, dan setelahnya pandangan nya pun mulai menggelap. Ia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

💐💐💐

Bunda Dara dan Mama Risa saat ini tengah menunggu Abrar di depan ruang rawatnya. Mereka menunggu dengan cemas keadaan Abrar di dalam sana. Sementara Ayah Sean dan Daddy Alex menenangkan kedua istrinya. Keduanya tentu saja merasa khawatir dengan kondisi Abrar. Namun tentu mereka tidak menunjukkan rasa khawatirnya.

Tidak lama dokter keluar dari ruang rawatnya. Melihat dokter yang sudah keluar dari ruangan UGD keempat nya langsung menghampiri dokter itu. "Bagaimana kondisi anak saya?" todong Bunda Dara ketika dokter baru keluar.

"Kondisi putra ibu baik-baik saja untuk saat ini. Luka di kepala anak ibu juga sudah ditangani, sekarang pasien belum siuman. Dan akan segera di pindahkan keruang rawat. Tapi kami tetap akan memantau kondisi secara berkala" ucap dokter itu.

Keempatnya pun menghela nafasnya, Bunda Dara dan Bunda Risa sudah mulai tenang. Beberapa saat kemudian brankar Abrar pun didorong oleh para suster menuju ruang rawat nya. Keempatnya langsung mengikuti langkah keempat perawat itu.

Setelah mengantarkan Abrar, Mama Risa dan Daddy Alex pun pamit untuk pulang. Sementara Ayah Sean dan Bunda Dara tetap di rumah sakit untuk menunggu Abrar.

💐💐💐

Saat ini Austin sedang duduk bersama dengan asisten pribadinya. Mereka duduk dengan berhadapan. "Jadi ada informasi apa?" tanya Austin kepada, Ronald. "Tadi saya melihat tuan Abrar pergi ke restoran yang tadi tuan dan nyonya kunjungi. Tapi tuan tenang saja, tuan Abrar seperti nya belum mengetahui keberadaan kita saat ini" lapor Ronald.

"Bagus Ronald, kamu harus memastikan jika Abrar tidak mengetahui tempat ini!" ucap Austin dengan tegas. Ronald pun langsung menganggukkan kepalanya. Tidak lama ponsel Ronald berdering, kebetulan Ronald menyimpan handphone nya di atas meja sehingga Austin bisa tahu siapa yang menghubungi nya.

"Jangan angkat telepon nya!" perintah Austin. Ronald pun menganggukkan kepalanya, ia langsung mematikan ponsel milik nya. "Apa tidak apa-apa?" ucap Ronald dengan ragu-ragu.

"Sudahlah jangan takut, paling Mama hanya akan menanyakan keberadaan ku saja" ucap Austin dengan ringan. Ronald pun hanya bisa menganggukkan kepalanya mengerti. Setelah urusannya dengan Austin sudah selesai, Ronald langsung pergi dari sana.

Sementara di seberang sana Mama Risa menghela nafas nya. Ia merasa tangan kanan anaknya sengaja tidak mengangkat telepon darinya. Bahkan saat ini nomornya sudah tidak bisa dihubungi, padahal tadi telepon nya tersambung.

Daddy Alex pun mengelus pundak istrinya. "Bagaimana aku mengabari Ola, Ola tidak bisa dihubungi, Austin pun begitu. Dan sekarang Ronald juga tidak bisa dihubungi. Aku kasihan melihat kondisi Abrar saat ini" ucap Mama Risa.

Daddy Alex pun hanya bisa menenangkan istrinya itu, tentu saja ia akan membantu istrinya menemukan keberadaan Ola. Daddy Alex akan mencari cara untuk mengetahui keberadaan Ola.

Keesokan harinya, Mama Risa berkunjung ke kantor milik Austin. Kedatangan nya kesini tentu bukan mencari Austin, karena Austin tidak mungkin berada di sini. Tentu saja ia akan mencari tangan kanan anaknya itu. Melihat kedatangan Mama Risa membuat Ronald menghela nafasnya dengan kasar.

"Saya tidak akan basa basi lagi, kamu pasti tidak akan mengatakan dimana keberadaan anak saya" ucap Mama Risa dengan nada kesalnya. "Saya hanya ingin kamu menyampaikan pesan kepada anak saya itu. Cepat bawa pulang Ola. Saat ini Abrar berada di rumah sakit, ia mengalami kecelakaan" ucap Mama Risa.

Setelah itu Mama Risa pun langsung pergi dari sana. Sementara Ronald ia tertegun mendengar ucapan Mama Risa. Ia pun langsung menghubungi nomor Austin. Namun sayangnya Austin tidak mengangkat teleponnya.

Ronald kembali menghubungi Austin, namun tetap saja Austin tidak mengangkat teleponnya. Akhirnya Ronald memutuskan untuk menemui Austin.

Tanpa Ronald sadari jika ada orang suruhan Alex yang mengikuti nya. Namun ditengah perjalanan Ronald menyadari jika mobil dibelakangnya terus mengikuti nya. Ronald pun mempercepat laju mobilnya hingga mobil di belakangnya tidak bisa menyusulnya.

Sementara setelah menemui Ronald, Mama Risa pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Abrar. "Bagaimana keadaan Abrar?" tanya Mama Risa kepada Bunda Dara. "Baik, tadi bahkan Abrar sudah sadar. Hanya saja ia kembali tertidur" jawab Bunda Dara tersenyum.

"Syukurlah, kamu tenang saja Ola pasti kesini. Tadi orang suruhan Alex sudah mengikuti tangan kanan Austin yang sudah pasti mengetahui keberadaan Ola" jelas Mama Risa. Bunda Dara pun tersenyum, ia berharap Ola segera pulang.

"Kamu pasti belum makan, bagaimana jika kita pergi ke kantin rumah sakit!" ajak Mama Risa. Bunda Dara terlihat ragu meninggalkan Abrar. Mama Risa yang mengetahui kekhawatiran Bunda Dara pun langsung berbicara. "Kamu tenang saja, para perawat akan mengawasi Abrar" ucap nya.

Bunda Dara pun akhirnya setuju untuk ikut bersama dengan Mama Risa. Mereka berjalan bersama menuju kantin rumah sakit. Sementara Abrar ia langsung membuka matanya. Sebenarnya sedari tadi ia sudah terbangun dari tidurnya. Tentu saja dia sudah mengetahui apa yang dibicarakan keduanya.

Abrar pun langsung mengambil ponsel miliknya. Untungnya ponsel miliknya tidak ikut dibawa oleh Bunda Dara. Ia pun langsung melacak keberadaan Ronald. Abrar melacak nya lewat nomor telepon yang digunakan oleh Ronald.

Dan ya, dalam beberapa menit Abrar sudah mengetahui keberadaan Ola saat ini. Abrar tersenyum dengan lebarnya. "Akhirnya aku bisa bertemu kamu Ola" ucap Abrar.

💐💐💐
Declairs
Kamis, 15 Desember 2022

A Different New Life In The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang