💐Part 18 : Flashback💐

1.9K 156 0
                                    

Saat ini Ola dan Abrar sudah berada di kediaman keluarga Madhava. Begitu juga dengan Gio, Natalia dan juga Austin. Bahkan saat ini Gio, Abrar dan Austin sedang bermain game bersama melalui handphone milik mereka masing-masing.

Sementara Ola dan juga Natalia sibuk menonton serial drama yang berada di laptop Natalia. "Dasar bodoh!" umpat Austin kepada Gio. Abrar pun langsung menganggukkan kepalanya. "Gara-gara Lo kita jadi kalah" timpal Abrar.

Gio yang merasa di pojokkan pun hanya mendelik tidak terima. Ini memang kesalahan nya, karena ia kurang fokus kepada game yang sedang di mainkan oleh nya. Ia malah sesekali melihat ke film yang di tonton oleh istri dan sepupunya itu.

"Kalian menyebalkan, mentang-mentang kalian sudah baikkan" sindir Gio. Bukan hanya Abrar dan Austin saja yang mendengar sindiran dari Gio. Tapi Ola dan Natalia pun ikut mendengar nya.

"Memangnya Kak Abrar dan Kak Austin pernah berseteru?" tanya Ola. Gio pun langsung menganggukkan kepalanya. "Ya, Austin sangat marah kepada Abrar waktu itu. Karena sudah membuat kamu seperti ini" jawab Gio. Ola terkejut mendengar ucapan Gio, ia tidak pernah mengira jika kedua nya pernah berseteru.

Flashback On

Austin merasa kebingungan ketika melihat kedatangan Ola. Pakaian Ola saat ini terlihat sangat acak-acakan. Bahkan raut wajahnya pun tidak ceria seperti biasanya. Padahal seharusnya Ola saat ini sedang merasa senang seperti remaja lainnya. Apalagi Ola merupakan lulusan dengan nilai terbaik di angkatan nya.

"Ola kamu kenapa?" tanya Austin kepada Ola. Ola yang ditanya pun langsung mengalihkan tatapannya kearah Austin. Ola pun langsung tersenyum kearah Austin, tapi Austin tahu jika senyum Ola itu hanya kepalsuan semata. "Aku hanya lelah" jawab Ola.

Austin pun mencoba mempercayai ucapan Ola. Mungkin benar jika Ola hanya kelelahan saja, karena baru saja pulang dari pesta kelulusan nya. Ola pun pergi menuju kamarnya, begitu juga dengan Austin yang juga pergi ke kamar nya. Saat ini jam menunjukkan pukul 03.00, pantas saja Austin merasa lelah.

Austin pun terus melihat tingkah Ola yang semakin hari semakin berubah. Austin bingung apa yang telah terjadi kepada Ola. Namun setiap Austin bicara, Ola selalu berkata jika ia baik-baik saja.

Bahkan pernah Austin melihat, Abrar dan Ola yang terlihat tengah serius bicara. Austin bisa melihat raut wajah tertekan dari Ola ketika berbicara dengan Abrar. Abrar pun terlihat membujuk Ola. Austin kebingungan sejak kapan hubungan keduanya bisa sedekat itu.

Hingga ia melihat Ola yang menangis, setelah itu Ola pun langsung pergi. Setelah kepergian Ola, Austin pun langsung menghampiri Abrar. "Apa yang udah Lo lakukan kepada adik gue?" tanya Austin. Abrar seperti nya sedang memilih kata yang tepat untuk menjelaskan ini kepada Austin.

"Gue udah melakukan kesalahan, gue udah hancurkan hidup adik Lo" ucap Abrar. Mendengar ucapan dari Abrar tentu saja Austin pun langsung naik pitam. Ia langsung memukuli Abrar, sementara Abrar ia hanya diam saja mendapatkan perlakuan seperti itu dari Austin.

Abrar merasa sangat pantas mendapatkan hukuman seperti ini. "Brengsek, mati Lo!" ucap Austin yang langsung memukuli Abrar dengan brutal. Gio yang melihatnya pun langsung melerai pertengkaran diantara keduanya. Jika bukan karena Gio, mungkin Abrar akan mati di bunuh oleh Austin.

"Stop Austin, ada apa sebenarnya ini?" tanya Gio kepada keduanya. "Si brengsek ini udah hancurkan hidup Ola!" ucap Austin dengan bersungut-sungut. Gio pun merasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Austin.

Gio pun langsung melayangkan tatapan bertanya kepada Abrar. Melihat Abrar yang hanya diam saja. Abrar hanya diam saja, dia tidak ingin menjelaskan dan mengelak dari ucapan Austin. Hal itu yang membuat Gio yakin jika yang dituduhkan oleh Austin itu benar adanya.

A Different New Life In The NovelWhere stories live. Discover now