💐Part 16 : Kumpul bersama 💐

2K 182 0
                                    

Saat ini keempat perempuan itu sedang menatap tajam kearah kelima laki-laki yang saat ini tengah duduk dengan santai. Kelima laki-laki itu pun tanpa merasa sungkan langsung mengambil makanan ringan dan juga menonton tv.

"Bagaimana bisa kalian masuk sini, kalian ini tidak di undang ke sini" ucap Anggita dengan ketus. "Neng Anggita jangan ketus dong. Lagian kita di sini juga udah dijinin" jawab Rio dengan santainya.

Keempat perempuan itu menggernyitkan dahinya bingung. Sementara si polos Aulia sama sekali tidak merasa bersalah. Ia tetap tenang dan menyimak percakapan temannya itu. "Siapa yang ngundang kalian di sini?" bukan Anggita yang bertanya, tapi Natalia. Dapat terlihat jika Natalia masih tidak menyukai kehadiran Gio.

"Kita di undang Aulia" jawab Rio santai, setelah nya ia langsung memasukkan snack kedalam mulutnya. Mendengar jawaban Rio, keempat perempuan itu pun langsung menatap tajam kearah Aulia. "Ada apa?" tanya Aulia dengan polosnya.

" Kenapa kamu ngundang mereka?" tanya Anggita dengan kesal. "Ya kan lebih banyak orang lebih seru" jawab Aulia membuat keempat temannya mengelus dadanya dengan sabar. "Ini kan girl time, kenapa ajak para laki-laki?" tanya Ola.

Aulia pun langsung berpikir sejenak. Setelah Aulia menyadari kesalahannya, Aulia pun langsung menepuk dahinya. "Benar kata Ola, jadi kalian keluar. Aulia batal mengundang kalian kesini" ucap Aulia, kelima laki-laki itu pun langsung merasa tidak terima. Tentu saja mereka tidak akan pergi begitu saja.

"Udah telat Aulia" ucap Anggita dengan gemas bercampur kesal. Natalia yang berada disamping Anggita pun langsung mengusap bahu Anggita untuk menenangkannya. "Kamu harus sabar menghadapi sepupu ku yang lemot ini" ucap Natalia.

"Sudah lah ini juga sudah terjadi, dan untuk kalian para pria. Kalian harus memanggang daging, sosis dan juga jagung" ucap Rara. Kelima pria itu pun tentu saja menyanggupi nya. Ola pun tampak memandangi beberapa bahan untuk barbeque.

"Rara kemungkinan kita akan kekurangan bahan-bahannya. Sekarang kita menambah lima orang" ucap Ola. Rara pun langsung mengalihkan tatapannya kearah bahan yang tersedia. Ia pun membenarkan ucapan Ola.

"Iya Ola, kita harus menambah beberapa daging, sosis dan juga jagung" ucap Rara. "Aku saja yang belanja" usul Ola. "Biar aku ikut" ucap Rara yang langsung diangguki oleh Ola.

Namun suara Abrar membuat Rara mengurungkan niatnya. "Biar aku saja yang menemani Ola. Seperti nya mereka membutuhkan bantuan mu" ucap Abrar sambil menunjuk kearah teman-temannya.

Rara pun menganggukkan kepalanya, ia menyetujui apa yang di ucapkan Abrar. Dapat terlihat Gio, dan Natalia yang sedang berdebat. Rio dan Atala yang sibuk bermain game. Anggita dan Aulia yang kebingungan memanggang. Sementara Austin ia dengan santainya duduk di sofa.

Ola pun dengan terpaksa mengikuti saran Abrar. Ia tidak berani keluar sendirian di malam hari. Ola yang masih kesal dengan Abrar pun hanya mendiami nya disepanjang jalan.

Abrar pun langsung membuka suara, ia tidak akan membiarkan Ola terus menerus marah kepada nya. "Ola aku minta maaf, aku berjanji jika kejadian ini tidak akan terulang lagi" ucap Abrar. Abrar tahu jika ia kekeh menjelaskan dan tidak mengakui kesalahannya pasti Ola akan terus mendebatnya. Jadi lebih baik ia mengakui kesalahannya.

Abrar pun sadar, jika selama ini sikapnya kurang tegas kepada para wanita yang mendekatinya. Sebenarnya Abrar malas berdebat dengan orang-orang seperti itu. Ola pun menghela nafasnya. "Aku maafin" ucap Ola. Abrar yang mendengarnya pun langsung tersenyum dengan senang.

Bahkan Abrar pun langsung berhamburan memeluk Ola. Ola merasa gugup, sementara Abrar langsung menggenggam tangan nya. Mereka melangkahkan kakinya bersama-sama menuju minimarket. Mereka terus saja bergandengan tangan, ketika Ola ingin membawa troli belanja. Abrar langsung menarik troli itu.

Ola melanjutkan langkahnya untuk membeli beberapa perlengkapan lainnya. Tanpa sengaja mereka melewati rak susu untuk ibu hamil. Abrar pun langsung mengambil susu ibu hamil yang biasa Ola minum. Sementara Ola hanya tersenyum melihat perhatian Abrar terhadap nya.

Abrar pun mengikuti Ola saat Ola memilih beberapa bahan makanan. Hingga tiba disalah satu rak. Ada seorang remaja perempuan yang seperti nya kesulitan membawa camilan yang berada di rak paling atas.

Remaja itu tanpa sengaja membuat rak nya bergerak hingga sebagian barang di rak itu terjatuh. Abrar dan Ola juga sedang lewat di sana. Abrar yang melihat barang-barang di rak itu akan menimpa Ola pun langsung menarik Ola dan langsung memeluknya.

Abrar menjadikan tubuhnya sebagai tameng agar Ola tidak terkena barang itu. Ola pun langsung menatap Abrar yang saat ini juga tengah menatapnya. Dapat terlihat dari sorot mata Abrar terdapat cinta yang besar untuk Ola. Ola merasa gugup ketika Abrar menatap nya seperti itu.

Setelah dirasa aman Abrar pun melepaskan pelukannya. Abrar langsung menatap tajam kearah remaja perempuan itu. Remaja perempuan itu pun langsung bergetar ketakutan. "Maafkan saya kak!" ucap nya sambil menundukkan kepalanya.

Abrar tampak ingin memarahi remaja itu, namun Ola melarangnya. "Sudah Kak, lagi pula dia tidak sengaja" ucap Ola. Abrar pun hanya bisa mengikuti perkataan Ola saja. Abrar dan Ola pun langsung meneruskan langkah mereka untuk mencari bahan makanan lainnya.

Sedangkan remaja perempuan itu pun langsung bernafas lega. Ia merasa ketakutan ketika melihat Abrar yang menatap nya tajam.

Setelah berbelanja Abrar dan Ola pun memutuskan untuk kembali dari sana. Ditengah jalan tanpa sengaja Ola melihat tukang pentol. Dengan antusias Ola menghampiri penjual nya. "Pak saya pesan pentol nya lima belas ribu ya" ucap Ola.

Penjual pentol itu pun langsung melayani pesanan Ola. "Ini neng!" ucap tukang pentol itu sambil memberikan pesanan Ola. Ola pun langsung mengambil nya, ketika ia akan membayar. Abrar sudah terlebih dahulu membayar nya.

Ketika sampai di apartemen mereka pun langsung membantu teman-teman mereka. Sementara Ola pun memutuskan untuk menyimpan pentol nya diatas meja. Ia ingin membantu teman-teman nya dahulu.

Namun sepertinya keputusan Ola menyimpan pentol itu diatas meja salah. Pasalnya Rio langsung memakan pentol itu. Bukan hanya Rio saja yang memakannya. Bahkan Gio dan Atala pun saling berebutan untuk mendapatkan pentol itu.

Sementara Austin menatap jengah kepada ketiga temannya itu. Ketiga temannya tampak seperti orang yang belum makan berhari-hari. Karena mendengar keributan, yang lainnya pun langsung menghampiri tempat itu.

Ola pun langsung membulatkan mata nya ketika melihat pentol miliknya sudah tinggal dua biji lagi. "Itu kan pentol Ola, kenapa kalian makan!"pekik Ola tidak terima. Ola pun langsung menangis, ia tidak tahu mengapa ia bisa secengeng ini.

Ketiganya pun langsung gelagapan ketika Ola menangis. Bahkan Abrar dan Austin pun menatap ketiganya tajam. Ketiganya merasa merinding dan ketakutan ketika melihat tatapan tajam dari Abrar dan Austin.

"Sekarang kalian beli lagi pentol itu, sampai ketemu!" ucap Austin dengan penuh penekanan. Mereka bertiga langsung bergidik ngeri, pasalnya Austin tidak akan ragu berbuat kasar kepada orang yang menyakiti adiknya.

Ketiganya pun langsung berlari keluar dari apartemen milik Anggita. Mereka sangat berharap dapat bertemu tukang pentol itu. Nasib baik berpihak kepada mereka karena 200 meter dari apartemen mereka menemukan tukang pentol itu.

Mereka menyesal telah memakan makanan milik Ola. Jika mereka tahu kejadiannya akan seperti ini, mereka memilih untuk tidak memakannya. Mereka bertiga langsung kembali ke apartemen.

Ola yang melihat kedatangan ketiganya langsung merampas plastik hitam yang berada di tangan Gio. Ia pun langsung memakannya dengan lahap. Yang lainnya pun langsung terkekeh dengan tingkah Ola.

Setelah kegaduhan tadi, mereka langsung melanjutkan acara yang tadi tertunda. Acara itu diisi dengan tawa dan juga canda. Apalagi dengan adanya Rio yang membuat suasana menjadi heboh.

💐💐💐
Declairs
Rabu, 19 Oktober 2022


A Different New Life In The NovelМесто, где живут истории. Откройте их для себя