|SW 23| Tentang Arsa

Comenzar desde el principio
                                    

"Gue ke sana."

Tut.

Arsa yang mendengar hal tersebut tampak tersenyum di tempatnya. Ia segera bangun dan berjalan menuju ruang tamu apartemen miliknya. Ruang tamu milik Arsa memiliki desain yang begitu mewah namun simpel. Arsa yang menyukai warna hitam memiliki interior hitam dan putih untuk ruangan tamunya. Dimana putih hanya di dominasi oleh sofa dan beberapa bantal berwarna sementara sisanya berwarna hitam dan abu-abu. Ruang tamu Arsa dilengkapi oleh sofa dan kursi yang di skat dengan ruang kerjanya. Ditambah lagi satu buah meja dan televisi besar di hadapannya membuat interior ruangan tersebut terlihat mewah. Benar saja baru saja ia menyiapkan makanannya, suara bel pun berbunyi membuat Arsa segera membuka pintunya.

"Gue gak mau kita berantem

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Gue gak mau kita berantem. Gue lagi fokus buat nugas," ucap Anindya yang tiba-tiba masuk lalu duduk di sofa.

Arsa yang melihat hal tersebut ikut duduk, namun bukan di sofa, melainkan duduk di atas ambal ruang tamunya, seraya menatap Anindya yang sedang sibuk mengerjakan laporannya.

"Ayo makan," ajak Arsa tanpa basa basi. "Gue udah pesan burger dua, ayam, nuget sama kentang. Minimal makan dulu."

Anindya yang sedang fokus terlihat mengalihkan pandangannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Anindya yang sedang fokus terlihat mengalihkan pandangannya. Makanan yang terpampang di hadapannya ia yakini bukan untuk dirinya. Ia melihat sendiri Arsa membawa makanan ini masuk ke dalam untuk Bianca, bukan untuk dirinya. Males amat ia memakan makanan yang bukan untuk dirinya.

"Bukannya itu makanan untuk Bianca, ya?" tanya Anindya membuat Arsa menatapnya.

"Iya. Ini buat Bianca, tapi karena dia gue usir, gue mau makan sama Lo aja," sahut Arsa cepat menatap Anindya yang bahkan fokus dengan laporannya.

"Ya, udah, buruan makan. Gue mau kerjain laporan yang belum selesai. Tugas gue di sini, kan, buat temenin makan bukan buat makan bareng," timpal Anindya seolah tak memedulikan Arsa yang menatapnya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Donde viven las historias. Descúbrelo ahora