26. Festival Budaya

148 28 0
                                    

*****

Festival budaya akhirnya tiba, kegiatan tahunan ini berjalan selama sehari. Ada perlombaan olahraga antara kelas, setiap kelas juga akan menyelenggarakan sebuah kegiatan hiburan yang akan menarik orang-orang. Seperti cafe dengan tema-tema unik, rumah hantu dan lain-lain sebagainya. Acara puncaknya adalah dansa di api unggun.

Yang paling menakjubkan adalah sekolah lain akan berkunjung sekaligus menjadi pelanggan dari setiap hiburan dari setiap hiburan yang disediakan oleh masing-masing kelas. Tidak akan terbayang setiap anak konglomerat akan melayani pelanggan.

Sebagian memang ada yang tidak menyukainya tapi ada juga dari mereka sangat menikmatinya, para orang kaya itu tidak semanja yang terpikirkan selama ini. Mereka ternyata menyukai hal-hal dari orang biasa, sangat menyenangkan melihat hari dimana semua orang kaya mencari uang dengan pekerjaan rakyat biasa.

"sudah selesai, coba kau bercermin"

Dia membawaku ke depan cermin besar yang melebihi ukuran tubuhku, saat menatap kesana seketika aku membeku seperti es batu, ekspresiku bagaikan seseorang yang baru saja melihat hantu.

"a-apa ini aku?" aku terperangah.

Bergumam pelan, aku tidak percaya dengan pantulan diriku yang kulihat disana. Wah aku benar-benar berbeda, hasil karya Tenten memang tidak diragukan lagi. Aku yang seperti gembel kini berubah menjadi sosok gadis secantik boneka. Memalukan sekali, termangu lebar melihat perubahan diriku sendiri.

"bagaimana? bagus kan. Sesekali kau memang harus belajar merias wajah dariku" ujar Tenten dengan bangga.

Tenten bertugas sebagai perias, dia merias kami dengan referensi mengambil dari make up ala doujin. Entah mengapa aku merasa sangat cantik dengan setelan gothic.

Riuh dan ramai mewarnai setiap penjuru kelas, berbagai macam stand makanan tersedia. Ada stan spa yang menggunakan pakaian hantu, stan ramalan, rumah psikopat dan lain sebagainya. 

Aku jadi penasaran, kelas Naruto menyediakan hiburan dan tema apa? kuharap orang-orang tidak akan berlari terbirit-birit melihat wajah seramnya

'mau kurontokkan gigimu, huh?'

Mengingat ancaman yang selalu dia ucapkan membuatku tertawa, aku tidak bisa membayangkan jika dia mengatakan itu pada pelanggannya.

Aku mengambil tempatku sebagai pelayan di depan pintu yang akan menyambut pelanggan, sambil memegang tempat lilin hitam yang berbentuk gagak menambah kesan mistis. Dadaku berdebar begitu kencang karena kesenangan rasanya tidak sabar menyapa para pelanggan. 

Hari ini Shizuka tidak datang, aku penasaran apa yang terjadi dengannya. Hubunganku dengan Kiba kini canggung, aku masih seakan tidak percaya jika dia benar-benar adalah kakakku.

"semangat Sakura-chan!"

Aku tergelak mendengar seruan seseorang hal itu menoleh pada pemilik suara, Hinata yang di sudut kelas ternyata pelakunya. Dia memberikan senyuman manis padaku sembari menggoyangkan bunga mawar putih yang terbuat dari plastik di tangannya, aku membalas senyumannya sembari mengangguk-angguk.

Temari sendiri berpose seperti guru yang sedang mengajar dengan memegang tongkat dan buku, dia terlihat seperti boneka hidup. Wig dan topi itu sangat cocok dengannya.

My Fox (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang