19. Badaipun Datang

188 29 2
                                    


**********

Belajar dan belajar, itulah yang kulakukan sepanjang hari. Sisa waktu ujian akhir semester tinggal sehari lagi, aku harus belajar dengan giat untuk mendapat nilai tertinggi. Akhir-akhir ini akui nilaiku memang sedikit menurun,
aku takut itu akan berdampak sampai ujianku nanti. Ini berbeda dengan ujian-ujian sebelumnya, kali ini aku mengalamai gangguan saat belajar.

Drttt Drttt Drttt

Orang gila yang selalu menelponku tanpa henti, seenak jidat melakukan sesuatu, si rubah liar Naruto.

Oh aku suka dia menghubungiku, tapi bisakah dia memberiku sedikit waktu untuk belajar atau setidaknya belajar bersama, tapi hal itu hanya ada di dalam mimpiku. Gigiku mungkin aku mulai rontok melihatnya belajar.

Drttt Drttt Drttt

Ponselku kembali berbunyi, masih dengam nomor yang sama. Dilayar sudah tertera 10 panggilan tidak terjawab, ah rasanya aku kasihan juga. Akhirnya kuputuskan untuk mengangkat teleponnya.

"halo" sapaku.

"HALO! HALO! KENAPA BARU DIJAWAB SEKARANG?! MAU KURONTOKKIN GIGIMU HUH?!"

Ugh apa-apaan ini, belum sempat ponselku ini rapat di telingaku orang diseberang sana sudah mengoceh.

"maaf senpai, aku sedang belajar untuk ujian" kataku sedikit ketus.

"oh kau belajar yah.." katanya dengan suara rendah "kalau begitu kita belajar bersama, aku akan menjemputmu sekarang!" imbuhnya.

"hee tapi ka—"

"TIDAK PENOLAKAN ATAU AKU AKAN RONTOKKIN GIGIMU!"

Tut...Tut...Tut...

Apa baru saja dia mematikan telepon?

Tadi  Naruto bilang belajar bersama? 

"kyaaaaaaaaaaaaaa gigiku pasti pasti akan rontok!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


.
.
.
.
.
.
.

Tepat setelah aku keluar rumah si rubah liar baru saja tiba, ah orang ini memang sangat tampan. Lihat saja penampilannya, hanya kaos putih dipadukan dengan celana hitam dia sudah seperti model-model di majalah. Sangat kontras denganku yang seperti monyet, rasanya kami berdua seperti pangeran dan binatang piaraannya.

Aku mengeratkan peganganku di kaosnya karena si rubah liar ini melajukan motornya seperti di arena balap.

"senpai kita mau kemana?" tanyaku.

"ketempat yang hanya kita berdua" sahut Naruto.

Aku yakin pipiku sudah memerah sekarang, untung saja dia sedang membelakangiku. Orang ini pandai sekali membuat jantungku berdetak lebih kencang seperti sedang lomba marathon.

"becanda, aku ingin mengajakmu ke taman bunga matahari. Kau mau tidak?" Ujarnya lagi.

"baiklah"

Naruto mampir sebentar di supermarket terdekat untuk membeli beberapa snack dan minuman, kemudian kembali melajukan motornya menuju taman bunga matahari.

My Fox (Completed)Where stories live. Discover now