7. Penculikan Sakura

304 38 0
                                    

*****

"Tenten, sudah belum?! Kau lama sekali!" teriakku di luar pintu.

"be-belum sed-sedikit lagi!!" teriak Tenten di dalam sana.

"cepat Tenten! Sebentar lagi kita harus masuk kelasnya Idate-sensei!"

"iya! iya!"

"huft..." aku menghela nafas pelan. Aku paling benci menunggu karena ujung-ujungnya aku pasti melamun dan pasti pikiranku kemana-mana.

Seperti sekarang, perasaanku kini kembali merasakan hal-hal aneh diluar nalar ketika mengingat percakapan kemarin dengan anjing gila sialan itu. Aku masih tidak bisa percaya dengan fakta-fakta yang mencengangkan yang dia ceritakan padaku tentang Naruto.

Sejujurnya aku mulai kepedean disukai oleh Naruto, tapi kalau dipikir-pikir secara logika itu hal yang mustahil kalau aku bercermin mencari kelebihan yang bisa membuat rubah liar itu menyukaiku. Demi sempak Tonton yang dibelikan Hinata, ucapan Kiba kemarin itu membuatku terbawa perasaan sangat parah, separah-parahnya sampai terus memikirkannya sepanjang malam bahkan hingga sekarang. Cara bicara Kib kemarin juga terlihat sangat serius, apalagi tatapan matanya yang mengintimidasi jauh berbeda dengan tatapan mesumnya yang selalu dia perlihatkan.

Tapi Kiba punya pacar banyak karena kata-katanya yang manis, mungkin dia juga hanya membual padaku.

Ceklek!

"hahahahahaha..."

Suara cekikikan kecil seketika membuyarkan pikiranku ketika tiga gadis masuk ke toilet lengkap dengan membawa tas kecil kuyakin berisi riasan, jika dilihat-lihat mereka murid-murid tahun pertama.

"aaa mascaraku luntur" celetuk salah satu dari mereka yang kini tepat berada disampingku. Ah kalau tidak salah namanya Matsuri.

"ah Sasuke-senpai itu ganas sekali, dia best kisser sejauh ini yang pernah kutemui. Liat saja lipstik mateku yang paling mahal, dia melumatnya habis" celoteh gadis rambut pirang yang kutahu bernama Mugi.

Ah apakah gadis malang itu tidak tahu jika Sasuke pernah dipukul oleh Naruto hingga giginya tanggal, apakah dia akan menyesalinya yah jika tahu.

Mereka bertiga mulai berdandan tidak memperdulikan kehadiranku seolah-olah aku hanyalah lalat yang numpang buang hajat di wastafel.

Diam-diam aku mengamati mereka, sekalian aku bisa belajar cara merias wajah. Dan juga, diam-diam aku bisa mendengar gosip yang panas. Sebenarnya, begini-begini aku juga suka mendengar gosip sekolahan.

"Sasuke-senpai itu kan sudah sering celap celup, hisap-hisapan jadi wajar saja kalau kau menikmatinya. Lipstik mate mahal hal kecil untuknya" sahut gadis bernama Fuuka.

"kalo menurutku, lebih baik berhubungan dengan Kiba-senpai. Aku dengar dia seperti anjing gila di atas ranjang, aku pernah melihat Karin-senpai menunjukkan bekas gigitan di selangkannya, sebuah  bite dan kiss mark yang sexy. Oh Tuhan itu membuatku bergairah!" girang Matsuri.

Ah memang cocok julukan si Kiba sebagai anjing gila jika dia menggigit selangkangan Karin hingga seperti itu.

"aku tidak terlalu suka dengan Sasuke-senpai, dia terlalu suka pamer. Aku paling ilfil yang suka pamer, terlebih lagi mereka berbicara tentang  kekayaan mereka" tuur Matsuri lagi.

My Fox (Completed)Where stories live. Discover now