20. Dan Badaipun Datang 2

178 28 0
                                    

*****

Tes

Liquid bening kembali jatuh dari pelupuk mataku, aku menggigit bibirku keras menahan isakan yang akan terdengar diluar. Bohong, jika aku bilang tidak terguncang melihat semua poster itu. Sejak melihatnya aku terus menahan air mataku, aku tidak ingin orang-orang melihatku menangis dan menganggapku lemah.

"hiks..." aku terus mengapus air mataku.

Siapa yang melakukan itu padaku, entah kesalahan apa yang telah aku buat.

Aku benci orang yang mengatakan aku jual diri hanya untuk sebuah beasiswa, mereka tidak tahu saja bagaimana perjuanganku untuk bisa mendapatkan beasiswa yang hanya lima tahun sekali itu.

Apakah kebencian itu karena aku bersama Naruto? beberapa poster mengatakan aku merebutnya pacar seseorang. Sialan, memangnya Naruto pacar siapa.

Ya Tuhan kenapa aku berpikir seperti itu, bukan suatu kesalahan jika aku bersama seseorang kan?

Mataku yang sembab perlahan terlelap dan aku kembali di tidurku dengan air mata yang masih menetes. Biarlah aku beristirahat sejenak dengan semua tekanan ini.

Keesokan harinya, aku berangkat sekolah lebih awal. Aku terkejut melihat dinding dipenuhi dengan poster itu lagi, malah semakin banyak dan kata-katanya lebih menyakitkan. Padahal kemarin Naruto sudah mencabutinya, bahkan memaksa orang untuk melepas dan merobek poster itu.

Tahan Sakura, jangan sampai kau menangis. Rasanya aku ingin menjadi orang buta sekarang, percuma saja jika aku pura-pura tidak melihatnya karena nyatanya aku masih melihatnya.

BYUR!

Guyuran air bercampur tepung dan telur busuk dari ember itu jatuh menimpaku setelah aku menarik kenop pintu kelas, seseorang telah membuat jebakan untukku. Gelak tawa terdengar dari dalam kelas, ternyata itu ulah beberapa pria yang kutahu dari kelas sebelah.

"kau pantas mendapatkannya!"

"dasar jalang murahan"

"hehehe tidak percuma aku datang pagi untuk memasang perangkap!"

Tiba-tiba saja aku merasakan seseorang baru saja datang dan berdiri di belakangku.

"tidak percuma aku datang pagi untuk menghajar bajingan yang tidak mengindahkan ancamanku kemarin"

Dari suaranya aku tahu itu Naruto, apa yang dilakukannya sepagi ini?

"senpai.."

Bruk

Naruto langsung menyerang lima pria itu dengan membabi buta, memukul mereka tanpa ampun bahkan ketika mereka belum berkutik dari kursi. Mereka bahkan tidak bisa lari, karena Naruto akan lebih dulu mencengkram mereka dan membantingnya di antara bangku.

"se-senpai hentikan.." kataku.

"maafkan kami, tolong maafkan kami" pinta salah satu dari mereka.

Dia monster, benar-benar monster. Aku gemetar saat melihat bagaimana dia menghajar mereka dengan beringas meskipun kalah jumlah. Menginjak tangan dan kaki mereka satu persatu, itu pasti sangat menyakitkan. Mereka meraung-raung meminta pertolongan dan ampunan, mungkin orang-orang itu rela menjilat lidah bahkan jika Naruto memintanya agar mereka semua diampuni.

My Fox (Completed)Where stories live. Discover now