15. Naruto dan Yahiko

220 29 2
                                    

***

Masih sangat memalukan jika mengingat Jiraiya yang membuka pintu UKS ketika aku dan Naruto terjebak di dalamnya, kami tertidur sampai lupa waktu. Hari sudah menunjukkan senja, aku yakin dia akan berpikir yang tidak-tidak.

Bahkan aku tidak berani menatap wajah Naruto, sangat memalukan jika dia tahu aku membuat alasan melewati pelajaran karena ingin melihatnya hingga aku tertidur di ranjang sampingnya.

Aku berdiri di depan jendelaku, menatap bulan purnama malam ini. Baiklah, setidaknya aku masih punya malam akhir pekan yang sunyi untuk kugunakan melampiaskan seluruh rasa malu yang hampir meledak.

Tapi Tadinya.

Naruto datang bertamu ke rumah meminta izin kepada ibu untuk membawaku keluar untuk malam akhir pekan. Ibu tentu senang sekali melihat Naruto, dia sudah lama ingin tahu tentang pacarku ini.

Dia hanya menggenggam tanganku, naik ke atas motornya dan melaju membelah jalanan. Dia bahkan tidak mengatakan apapun tentang tujuan kami hingga akhirnya berhenti di salah satu cafe terkutuk. Otakku menolak lupa jika di tempat ini aku pernah dipermalukan oleh si boneka voodoo.

"ayo masuk" ajak Naruto ketika mendorong pintu cafe.

Sementara aku masih terbengong di belakangnya, aku ragu memasuki cafe itu seketika langkahku terhenti di depan pintu.

"se-senpai, aku tidak bisa"

"hei, aku benar-benar membutuhkanmu, aku ingin bertemu seseorang disini" katanya membelakangiku.

Greb

Aku terperanjat ketika tangan yang lebih besar dariku meggenggam tanganku dengan lembut, aku mendongak menatap sosok yang saat ini berdiri di depanku.

"hanya sebentar" kata Naruto padaku. Aku menatap kedua mata sapphire itu lekat yang juga menatapku.

Dengan penuh keraguan aku akhirnya mengangguk, pasrah ketika Naruto menarikku masuk ke dalam. Aku hanya berharap semoga tidak ada hal yang buruk akan terjadi.

Suasana malam itu di cafe ini sangat berbeda dengan hari itu, malam ini cukup sepi hanya beberapa orang saja dan kebanyakan dari mereka terlihat seperti pasangan. Naruto tadi bilang ada seseorang yang ingin dia temui disini, aku tidak tahu siapa orang itu tapi semoga saja bukan perempuan.

Ada apa denganku, terserah Naruto jika dia ingin bertemu siapapun. Aku tidak punya hak untuk marah jika dia bertemu dengan orang lain.

"yo Naruto, Sakura-san"

"eh Yahiko-san" ujarku ketika melihat sosok pria oranye melambai dari salah satu meja.

Seketika kurasakan genggaman Naruto di tanganku mengerat sampai aku merasa sakit, tapi melihat reaksinya yang seperti itu cukup membuktikan jika dia sedang menahan emosinya. Naruto membawaku duduk di sampingnya tepat di depan Yahiko.

"Naruto, aku minta ma-"

"aku tidak butuh itu, kau hanya punya waktu lima menit" tukas Naruto dingin.

 Aku bisa merasakan kebencian Naruto pada Yahiko, tapi entah mengapa aku juga melihat sebuah kerinduan besar di matanya.

Yahiko menatap Naruto lekat, ada luka dan kesedihan di mata sapphire itu. Kemudian dia berbicara menggunakan bahasa belanda. Aku merengutkan alisku tidak mengerti apa yang dia katakan. Oh Tuhan, seharusnya aku mengambil kelas bahasa Belanda alih-alih Jerman.

"gunakan bahasa Jepang" kata Naruto.

Yahiko menarik nafas dalam, dia melirikku sebentar sebelum melanjutkan ucapannya. "maaf karena meninggalkanmu saat itu,  aku juga sangat terpuruk. Aku kehilangan arah dan harapan untuk Hidup, Naruto. Aku masih belum menerima kenyataan jika Ibu benar-benar sudah tidak ada. Maaf karena menyalahkanmu, padahal aku sendiri tahu jika kau sangat terluka. Aku bodoh, aku hanya melampiaskan kesedihanku padamu"

My Fox (Completed)Место, где живут истории. Откройте их для себя