57

328 36 8
                                    

"Apa rencana kita untuk menghukum mereka?" taehyung memulai pembicaraan setelah memastikan sang kekasih tertidur pulas, setelah tadi memberi si manis makan malam dan obatnya

"Balas saja dengan cara biasa, tanganku sudah gatal ingin menyiksa mereka" jawab jimin mengepalkan tangannya erat

"Nado, bahkan aku sudah ingin menghajarnya sedari kemarin" sahut jungkook dengan menggertakan gigi nya karena geram

"Seminggu lagi, seminggu lagi kita akan menghukum mereka"

"Jangan terlalu keras, ingat...salah satu dari mereka membawa nyawa lain yang tak berdosa" ujar seokjin memperingati, dan mereka semua mengangguk mengerti

"Dimana kira-kira tempat yang cocok untuk menghukum mereka?" tanya hoseok

"Gudang belakang sekolah, dan pastikan yoongi tak tahu soal ini" jawab namjoon

"Arraseo..."


Seminggu berlalu, dan selama itu pula si manis merengek-rengek meminta pulang. Tapi seberapa keras pun ia memohon, para kekasihnya itu tetap kekeh dengan pendirian mereka dan berakhir lah hari ini ia bisa pulang

"Pakai ini, cuaca diluar lumayan dingin" dengan telaten, hoseok memasangkan 3 pasang mantel pada tubuh mungil si manis agar tidak kedinginan, tak lupa memasangkan syal pada leher yoongi, membuatnya semakin menggemaskan

"Ugh...ini panas" rengek yoongi, tapi hoseok tak menghiraukan nya tetap fokus membuat simpul syal di leher sang kekasih

"Sudah jangan menolak, ini semua demi kebaikanmu" ucap hoseok saat melihat wajah merajuk si manis

"Kajja, yang lainnya sudah menunggu kita di parkiran"

Yoongi mengangguk, mengandeng tangan kekasih terakhirnya lalu berjalan keluar pergi dari rumah sakit.

Setelah sampai di parkiran, para kekasihnya yang lain sedang menunggu disamping sebuah mobil yang cukup besar yang sengaja mereka sewa untuk pulang.

"Kajja kita berangkat" ucap seokjin, dan satu persatu dari mereka memasuki mobil dengan posisi seokjin disamping driver, lalu kursi kedua ada taehyung, yoongi namjoon sedangkan kursi paling belakang jungkook jimin dan hoseok.

Perjalanan pulang diisi obrolan kecil biasa, sesekali diselingi rengekan kesal yoongi karena jungkook yang menjahilinya dari belakang dengan menarik syal nya ke atas sampai menutupi wajahnya

"Kookie diamlah!" ketus si manis, dan jungkook hanya tertawa terus menjahilinya yang membuat yoongi kesal

"Hyungie tolong~" mohon nya pada seokjin

"Jangan menjahilinya jungkook! jika dia marah, kau juga yang repot" omel seokjin memandang tajam pada adik bungsunya itu

Jungkook terkikik kecil lalu mengangguk, menuruti ucapan hyung tertua nya. Takut juga jika sang kekasih marah padanya, nanti tak dapat jatah ciuman...

"Mianhae...sayang" bisik jungkook mengecup kepala belakang yoongi, sedangkan si manis hanya diam karena masih kesal

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di kediaman si manis. Mereka sengaja mengantar sampai depan rumah nya karena takut terjadi apa-apa dengan kesayangan mereka.

"Kalian mau masuk dulu?" tawar yoongi

"Tidak usah sunshine, kami akan langsung pulang saja"

"Arraseo, berhati-hatilah"

"Hm, kau juga jangan terlalu lelah chagi. Jika merasa dingin cepatlah pakai baju hangat, kalau bisa berlapis-lapis agar kau tak kedinginan" sahut jimin

"Iya jiminie..."

"Yasudah kami pulang dulu, annyeong"

Yoongi mengangguk, melambaikan tangan pada mereka lalu masuk ke dalam rumah yang sudah ia tinggalkan satu minggu lebih.

"Aku sangat merindukanmu kasur" gumamnya saat merebahkan tubuh mungil nya di ranjang kesayangannya

"Dan rasamu masih sama, nyaman..." lanjutnya, dan karena kenyamanan itu lah yang membuatnya mengantuk dan berakhir tertidur dengan posisi terkelungkup










Sedangkan disisi lain, bangtan yang baru saja memasuki rumah harus di buat kesal karena dua orang yang mereka benci setelah sang ayah ada disana, siapa lagi kalau bukan istri kedua dan juga anak nya yang kini tengah duduk santai di ruang tamu dengan ayah mereka.

"Kenapa mereka ada disini?" tanya jungkook dingin

"Mulai sekarang, mereka berdua akan tinggal disini" jawab woobin, membuat mereka berenam melotot tidak percaya dan jelas saja tidak setuju

"Mwo? apa kau gila huh?! kami tidak mau!" hardik taehyung, menatap tajam pada sang ayah yang sedang menyesap kopi nya.

"Mau atau tidak, mereka akan tetap tinggal disini. Appa sengaja agar kalian bisa berhubungan baik satu sama lain"

"Berhubungan baik? dengan jalang ini? dalam mimpimu! sampai kapan pun, kami tak akan menerima mereka berdua" dingin namjoon, membuat seorang remaja yang tak lain adalah anak dari wanita itu kesal karena ucapannya

"Jaga ucapanmu namjoon-ssi, eomma ku bukan jalang!" desis nya

"Jinjja? lalu, kami harus menyebutnya apa kang daniel-ssi?" seru seokjin dengan wajah datar nya, namun tersemat mimik meledek disana yang membuat remaja bermarga kang itu semakin tersulut emosi, bangkit dan langsung saja melayangkan tinju pada seokjin yang membuat mereka semua kaget.

"Yyak! apa yang kau lakukan sialan!"

Bugh

Jungkook membalas meninju wajah daniel, sampai membuat remaja itu terhunyung kebelakang

"Daniel!" kaget mina, menghampiri sang anak

"Gwaenchana?" tanya nya cemas, dan daniel mengangguk pelan

"Oppa, seperti nya mereka tak menyukai kami. Lebih baik kami kembali saja" ucap mina menatap woobin

"Andwae, kau harus tetap disini sayang...ini juga rumahmu"

Mendengar itu, mereka berenam tergelak lemah lalu menatap tajam sang ayah

"Geure jika seperti itu, kami yang akan pergi dari rumah ini" ucap hoseok

"Tidak! tak akan ada satupun dari kalian yang boleh keluar dari rumah ini tanpa seizinku!" tekan woobin, menatap tajam pada anak-anak nya.

Mereka berenam mengepalkan tangannya, tanpa mengatakan apapun pergi dari sana masuk ke dalam kamar masing-masing.

Brak!

Jimin menutup pintu kamarnya kencang, mengusap kasar wajahnya karena geram dengan keputusan sang ayah

"Sialan! dasar tua bangka gila!" makinya, lalu membaringkan diri di ranjang king size nya. Memejamkan mata, berusaha menenangkan diri.

Tak jauh berbeda dengan jungkook, remaja itu bahkan keadaannya sudah kacau karena meninju tembok. Bahkan barang-barang di kamar nya sudah berantakan di lantai karena ia banting untuk melampiaskan emosi nya.

Nafas nya memburu, tangannya membiru akibat meninju. Pandangannya mengedar, memperhatikan keadaan kamar nya yang begitu berantakan dengan pecahan beling di mana-mana dari vas bunga yang ia lempar. Dan senyumnya tiba-tiba terbit saat melihat sebuah gantungan kunci boneka hitam pemberian sang kekasih.

Ia mendekat, lalu mengambil gantungan itu dan menggenggam nya erat. Memang, hanya ini yang bisa membuat nya tenang.

"Aku akan menemuimu nanti malam" gumamnya, lalu membaringkan diri di ranjang, dan memejamkan mata nya seraya menggenggam gantungan kunci pemberian sang kekasih, mengabaikan rasa sakit pada tangan dan juga darah yang mengalir dari telapak kaki nya akibat pecahan beling yang terinjak.















Halloha yeorobun
Voment ya
Nex Chap?
TBC.

Annyeong! ( MinyoongiXBtsOt6 )✔Where stories live. Discover now