Part 43. Secret🔥

166 5 0
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

Part 43. Secret
Lyra berjalan dengan lemah dipinggir jalan seraya melamun, detik kemudian ia melihat Rita, ibunya yang saat ini tengah merangkul Elara.

"Kita cari kontrakan dulu aja ya bu, masalah biaya nanti Lyra yang bakal cari, yang penting sekarang ada tempat buat istirahat," ujar Lyra yang membuat Rita dan Elara menoleh kearahnya.

"Iya li," jawab Rita seraya tersenyum.

Sebuah mobil dengan warna hitam berhenti disamping Lyra. Seorang pria keluar dari mobil itu.

"Apa kamu masih akan mendekati anak saya? Saat tau rumah kamu terbakar, ancaman saya nggak main-main," ujar orang tersebut yang membuat dada Lyra naik turun menahan amarahnya.

Ia menghembuskan napasnya perlahan. "Saya kira bapak adalah orang yang berwibawa dengan menghargai kasta seseorang, tapi anggapan saya salah, bapak adalah orang egois yang akan melakukan apa saja untuk kepentingan pribadi, tanpa mempedulikan orang lain," jawab Lyra dengan menggebu.

"Apa karena saya miskin, bapak akan memperlakukan saya dan keluarga saya sedemikian rupa untuk kepentingan bapak sendiri?"

"Bapak tidak akan bisa merasakan bagaimana saya dan keluarga saya bertahan dari tekanan batin dan mental selama ini, apa bapak tau? tentu bapak tidak tau." Lyra menatap Elard tajam.

"Bagaimana jika bapak berada di posisi kami? Apa bapak akan bisa menerima orang yang telah membakar rumah kami?"

"Bapak tau, jika kami lapor pun kepada polisi semua tidak akan mempan terhadap kaum miskin seperti kami."

"Saya sudah memperingatkan kamu untuk menjauhi anak saya, dan kamu masih mendekatinya, jangan menyalahkan saya jika saya melakukan hal itu," jawab Elard.

"Saya hanya ingin berteman, saya juga tau Altair tidak mungkin menyukai saya," jawab Lyra untuk saat ini ia tengah menahan air matanya yang sudah sampai dipelupuk mata.

"Saya harap kamu bisa menjauhi anak saya," celetuk Elard yang langsung memasuki mobilnya kembali.

"AAAAAAAA."Lyra berteriak sekencangnya kemudian menangis histeris. Rita pun langsung memeluk anaknya tersebut.

Lyra menatap Rita sendu. "Ibu, kenapa orang seperti kita selalu direndahkan? bukankah dinegara dan dunia ini derajat kita sama?" ucap Lyra yang langsung memeluk ibunya.

"Lyra, orang yang mempunyai uang, dialah yang berkuasa," jawab Rita.

Lyra melepaskan pelukannya perlahan, ia mengusap air mata yang membasahi pipinya. "Derajat orang itu sama bu, semua punya hak, kita tidak harus lemah jika ditindas," ujar Lyra.

Lyra meremas perutnya perlahan, ia merasakan sakit yang luar biasa, kepalanya tiba-tiba menjadi pusing. Punggung serta ototnya pun nyeri. "Kamu kenapa Li?" tanya Rita panik.

"Kakak kenapa?" tanya Elara yang melihat kondisi kakaknya yang kesakitan.

"Perut Li sakit bu," jawab Lyra pelan, ia merasa tenaganya pun berkurang.

"Kamu magh?" tanya Rita yang sudah mulai khawatir.

Lyra menggeleng lemah. "Ibu, maafin Li ya, gara-gara Li sakit, ibu jadi repot," ujar Lyra merasa bersalah.

Rita menggelengkan kepalanya. "Enggak Li, kamu nggak ngrepotin ibu, kita duduk di kursi itu dulu aja," ujar Rita sembari membantu Lyra untuk berjalan.

"Sakit Li?"

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang