Part 18. Selamatnya Elara🔥

261 20 0
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

Altair mengendarai motor dengan kecepatan pelan, melihat sekeliling jalan untuk mencari keberadaan Elara.

"Al!" pekik Lyra seraya memukul pundak Altair pelan. Altair yang semula melihat kiri jalan arah pandangnya menuju ke depan.

"Itu Lara! Dia mau dibawa kemana!" ujar Lyra panik saat melihat Elara dimasukkan ke dalam mobil.

"Kita cepat tolongin, gue nggak mau terjadi apa-apa sama Lara, ayo cepet Al," imbuh Lyra seraya menggoyang-goyangkan bahu Altair.

Altair memutar bola matanya malas. "Lo mikir nggak? Kalau kita langsung tolongin Lara, mereka bakalan bisa nyakitin Lara lebih."

"Ikuti ide gue, dan nggak usah berisik," ujar Altair dengan mengikuti mobil berwarna hitam itu pelan yang jauh di belakang.

Di ikuti nya mobil itu sampai menuju jalan yang sepi dan jauh dari pemukiman. mobil itupun berhenti di depan gedung tua yang sudah tidak terpakai.

Elara dibawa dengan tak ada belas kasih lalu di masukkan ke dalam gedung itu.

"Maksud rencana lo, bair adik gue di siksa dulu di dalam gudang itu?" tanya Lyra menuduh.

"Dalam situasi kayak gini jangan pernah ambil tindakan gegabah, pakai logika juga perlu," balas Altair yang kemudian mengeluarkan ponsel lalu mengarahkan ke telinganya, ia tengah menghubungi seseorang.

"Oke, terima kasih pak," ucap terakhir Altair sebelum ia menutup telepon nya.

"Telepon siapa?" Tanya Lyra.

"Polisi."

Lyra diam sejenak kemudian tersenyum. "Pinter lo Al, gue nggak nyangka," ujar Lyra.

"Pinter nggak bisa di ukur dari orang yang pandai matematika sama fisika doang," celetuk Altair yang membuat Lyra tersindir.

"Iya gue tau kok."

Altair berjalan yang membuat Lyra menarik jaketnya kemudian Altair berhenti menatap Lyra aneh. "Lo mau kemana? Disini aja, nungguin polisi," ujar Lyra.

"Liat suasana, kalau aman kita nunggu polisi kalau nggak, gue harus bertindak."
Altair kemudian berjalan mengendap di ikuti Lyra di belakang nya, sampailah mereka di samping gedung itu, dilihatnya dari cendela dengan perlahan.

Terlihat terdapat banyak anak kecil yang terkurung disana, menangis meminta tolong dan ketakutan.

"Lara," gumam Lyra khawatir. Dengan cepat Altair menutup mulut Lyra dengan tangan. Altair memberikan isyarat Lyra untuk diam.

Altair dan Lyra membelalakkan matanya saat melihat seorang laki-laki yang akan memukul seorang anak yang tengah menangis histeris.

Altair tidak bisa tinggal diam, ia langsung menuju pintu gedung itu. Pintu itu di dobrak yang membuat semua yang ada di dalam gedung melihat Altair dengan tatapan terkejut.

"Siapa kamu?" tanya seorang paruh baya yang merupakan ketua dari penculikan anak tersebut.

"Lo, nggak perlu tau siapa gue," balas Altair. "Nggak takut dosa, sampai halalin berbagai cara buat cari uang?" tanya Altair.

"Serang dia," perintah sang ketua kepada anak buahnya, merasa harga dirinya terinjak ia menjadi emosi.

Ini adalah waktu yang tepat untuk Lyra melepaskan ke 7 anak beserta adiknya yang telah di ikat menggunakan tali.

ALTAIRWhere stories live. Discover now