Ch. 53

168 32 4
                                    

"Sehun, astaga. Aku ingin tidur." Suzy mulai merengek kesal. Matanya sudah benar-benar mengantuk dan pria ini malah membuat ulah. Suzy hanya ingin istirahat.

"Silakan, aku bahkan tidak melarangmu." Balas Sehun. Mengeratkan pelukannya pada pinggang Suzy yang sudah merengut kesal.

"Berhenti bergerak, diam saja." Menangkup pipi Sehun yang hanya menatap tanpa dosa padanya. Suzy memperingati dengan hati-hati. Takut jika ternyata telinga Sehun sudah tidak berfungsi dengan baik lagi.

Menggeleng, Sehun makin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Suzy. Mengambil nafas dalam memeluk erat pinggang kecil itu. "Tidak mau."

Suzy menyerah, membiarkan Sehun melakukan apapun yang dia suka. Sia-sia juga jika tetap memperingati pria itu. Kepala batu, bahkan batu tidak lebih keras dari kepalanya.

"Jangan bertingkah, besok masih harus bekerja."

Sehun diam, tidak menjawab apapun dan tidak bergerak sedikit pun. Tangannya menepuk pelan kepala Suzy yang sudah terlena menjemput mimpi.

Cup.

Cup.

Cup.

Sehun dan otaknya yang hanya seperempat sendok teh kembali berulah. Melayangkan ciuman kecil pada seputaran leher Suzy yang sudah mengeryit tidak nyaman pada posisinya.

"Oh Sehun."

Cup.

Cup.

"Akh. Aku akan tidur dengan Yeji. Jangan menggangguku!" Menarik serta bantal dan guling miliknya, Suzy berlalu pergi meninggalkan Sehun yang hanya bisa termagu tak berkutik.

"Tunggu aku!"

"Jangan mengusikku!"

**

"Hngh?"

Yeji membuka sebelah matanya, siapa yang baru saja melompat naik ke atas sini? Hantu?!

Mengangkat sekilas kepalanya, Yeji langsung sadar seratus persen. Sialan! Kepala siapa ini?! Sungguhan rumahnya ada hantu? Setelah sekian lama ia menumpang hidup di sini?

"Tuhan, aku tidak akan melawan lagi pada daddy. Aku akan menjadi anak baik. Tolong aku Tuhan." Bisik Yeji. Mengepalkan kedua tangannya di depan dada dengan mata yang terpejam takut.

Mengangkat kepalanya, Suzy merasa tersindir. Apa ia semenyeramkan itu?

"Yeji?"

"Astaga, Tuhan. Dia tahu namaku, tolong Tuhan. Aku tidak ingin mati sekarang."

Mengerjapkan matanya tak habis pikir. Suzy benar-benar tidak paham. Apa karena ia masuk tiba-tiba ya?

"Yeji, ini aku. Suzy."

"Tuhan, dia tahu nama mommy. Selamatkan kami, aku sudah merancang baju untuk pesta pernikahan. Tolong jangan gagalkan Tuhan."

Makin rapat saja frekuensi doa Yeji. Kepalan tangannya juga makin erat, raut wajahnya sudah berada di antara takut dan penuh keyakinan. Ingin Suzy rekam akan tetapi ponselnya tertinggal di kamar Sehun. Malas sekali kembali ke dalam sana.

"Sudahlah, aku lebih baik ke kamar Haowen saja menumpang tidur." Menarik kembali guling beserta bantalnya, Suzy melengos ingin mengungsi di kamar si kecil. Yeji berisik sekali.

"Mommy?!"

Sadar dengan tingkahnya yang mungkin keterlaluan karena memang ia setakut itu, Yeji langsung menarik tangan Suzy hingga ia kembali terjerembab jatuh ke atas ranjang.

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang