Ch. 43

162 37 7
                                    

Sudah hampir seminggu dan Siwon selalu memperhatikan Bae Suzy dengan seksama. Bagaimana responnya saat mendapat tugas baru, secepat apa dia bisa menyelesaikan apa yang Siwon berikan, dan lengan kiri Suzy yang terlihat lebih berisi jika dibandingkan dengan lengan kanannya.

"Bae Suzy?" Panggil Siwon. Memasuki ruangan Suzy dengan senyum lebar seperti hari-hari sebelumnya.

"Ya, Presdir?" Sedikit terkejut, Suzy bangkit berdiri dari duduknya. Mempersilakan Siwon duduk dan menunggu atasannya ini untuk kembali bicara.

"Tak apa, lanjutkan saja. Aku hanya ingin duduk di sini sebentar." Siwon menghela nafas lelah, bersikap seolah-olah bahwa ia tengah benar-benar lelah.

"Ingin aku bawakan teh, Presdir?" Tawar Suzy setelah kembali duduk di kursinya. Sedikit kasihan jujur saja.

Menggeleng, Siwon tersenyum santai. "Bagaimana? Apa yang aku minta tadi sudah selesai?" Tanya Siwon. Kakinya menyilang elegan dengan postur tubuh yang sempurna.

"Sedikit lagi, Presdir. Aku usahakan sebelum istirahat." Suzy tersenyum canggung. Merasa sedikit tidak enak karena Siwon sudah menagihnya.

Mengibaskan tangannya tak peduli, Siwon mengendikan bahunya acuh. "Tak apa, santai saja. Aku hanya bertanya, jika ada masalah segera katakan padaku. Paham?" Siwon tahu Suzy sedikit tidak nyaman di sini, tapi ya bagaimana. Gadis ini harus terbiasa.

"Apa waktu istirahatmu tidak cukup?"

"Maaf, Presdir?"

Siwon menunjuk pada wajah Suzy. Meneliti sedemikian rupa sebelum ia memberi tahu Suzy dimana letak keanehannya. "Kau terlihat sedikit lebih kurus, kantong mata samar, wajah lelah, dan juga lengan kirimu nampak sedikit membengkak karena perban?" Siwon menjelaskan satu demi satu.

Tersenyum tipis, tawa canggung Suzy berikan. "Aku tidak bisa tidur karena lengan kiriku tidak sengaja tersiram air panas saat membuat ramen, Presdir. Padahal aku rasa itu cukup enak." Kadu Suzy dengan bahu yang terangkat sedikit.

"Benarkah? Lain kali sepertinya kita harus membuat ramen bersama. Ah, tambahan seafood juga jangan lupa. Aku jadi lapar sekarang, jika sudah selesai tolong antarkan keruanganku ya, Suzy." Bangkit berdiri, Siwon segera berlalu dari ruangan Suzy. Pikirannya sudah tertuju pada menu makan siang nanti.

"Baik, Presdir."

Suzy berpikir, jika benar tangannya tersiram air panas, sudah pasti dagingnya sudah dalam kondisi setengah matang ini. Sisa Suzy cocol dengan saos BBQ, maka lengkap sudah.

**

Sehun menatap gusar layar ponselnya. Kenapa mereka semua tidak bisa dihubungi? Meeting?

"Apa? Mengganggu saja kau!" Suara Siwon terdengar sinis dari seberang sana. Dapat Sehun dengar juga suara lembaran kertas yang dibalik dengan teratur.

"Susah sekali mengangkat telfonku? Tidak usah sok sibuk, Dad. Kau tidak sesibuk itu!" Amuk Sehun. Ingin rasanya Sehun lemparkan komputer ini ke bawah kaki ayahnya itu. Menjengkelkan!

"Bajingan tengik. Jika tidak ada keperluan haram hukumnya menelfonku. Muak sekali aku mendengar suaramu." Maki Siwon. Sudah benar perasaannya untuk mengabaikan telfon anaknya ini tadi. Lihat jadinya sekarang, buang-buang waktu saja!

"Kau memang pembohong ya, Tua bangka! Katamu hanya seminggu, tapi nyatanya kau tidak akan mengembalikan sekretarisku lagi kan?" Sehun benar-benar ingin mengamuk. Malas sekali ia berbicata baik-baik dengan ayahnya ini sekarang. Kesal! Sehun sudah sekesal itu!

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang