Ch. 25

233 46 2
                                    

Suzy bangun dengan keadaan Haowen yang sudah sepenuhnya sadar diantara ia dan Sehun. Menatap Suzy dengan mata bulat jernihnya yang tak berdekip.

"Selamat pagi." Bisik Suzy.

Tersenyum cerah, Haowen memamerkan deretan gigi putihnya dan langsung memeluk Suzy dengan erat. "Thelamat pagi."

Melirik pada sekitar ruangan, Suzy mendapati hanya ia dan Haowen yang sudah terbangun. Dengan gerakan pelan, Suzy berbalik untuk menatap punggung Yeji yang masih tertidur nyenyak.

Mengusap helai madu yang tergerai panjang itu, Suzy mulai membangunkan Yeji. "Yeji, ayo bangun. Siap-siap."

Menolak sadar, Yeji mengerutkan dahinya dan berbalik untuk menghadap Suzy. Membuka sebelah matanya dan langsung kembali tidur di pangkuan si calon ibu. "Selamat pagi, Mom."

"Selamat pagi. Ayo bangun dan bersiap." Ajak Suzy.

"Boleh aku minta pelukan selamat pagi?" Melingkarkan kedua lengannya pada pinggang Suzy, Yeji masih betah bergelung nyaman di atas pangkuan Suzy.

"Tentu." Merasa itu bukan permintaan yang sulit, Suzy langsung mengabulkan permintaan Yeji. Memeluk erat anak perempuan Sehun itu, Suzy menepuk pelan punggung Yeji. Merapikan helai panjang yang masih terurai hingga pinggangnya.

"Mom, nanti antarkan sekolah mau tidak?" Yeji bertanya dengan suara seraknya. Jika semalam ia akan langsung mengajak Suzy dengan sedikit paksaan, maka kali ini tidak. Walau ia tetap berharap jika Suzy mau tentu saja.

"Sepertinya tidak bisa, daddy kalian akan memotong gajiku jika aku terlambat." Setengah bercanda, Suzy menjawab sejujurnya. Memang ada peraturan seperti itu di perusahaan Sehun. Walau dengan rentang jam yang sudah ditentukan.

Mengangguk pelan, Yeji mengerti. Bangkit berdiri untuk segera bersiap-siap. "Baiklah, aku akan mandi dulu."

Kini gantian Suzy yang mengangguk pelan, merapikan selimut Jasper dan Sehun yang masih terlelap nyenyak. Suzy beralih pada Hyunjin yang tak juga bergerak sedari tadi.

"Hyunjin, ayo bangun dan siap-siap." Menyisir helai legam Hyunjin dengan jemari lentiknya, Suzy duduk tenang di sisi kanan remaja itu.

Berbeda dengan Yeji yang langsung terbangun. Hyunjin masih setia berlagak seperti orang mati. Nafas teratur serta dahi yang sedikit mengeryit karena merasa terganggu.

"Hyunjin. Aku hitung hingga tiga, jika belum bangun aku siram dengan air. Satu." Suzy mulai merapikan kekacauan yang semalam mereka ciptakan.

"..." masih tidak ada tanda-tanda pergerakan dari Hyunjin.

"Dua."

"..." masih tidak ada itikad baik dan Suzy sudah mulai bosan.

"Tiga."

"..."

"Baiklah, aku sudah bosan." Beranjak berdiri dari duduknya, Suzy sudah akan berjalan menuju kamar mandi. Mengambil segayung air untuk ia guyurkan ke atas kepala Oh Hyunjin.

"Aku bangun!" Hyunjin langsung berdiri dan berlari menuju kamarnya. Tidak ada basa-basi pelukan selamat pagi karena ia sudah setakut itu jika Suzy benar-benar akan menyiram kepalanya.

Menghela nafas, Suzy menatap bergantian antara Jasper dan Sehun. Jika tidak salah Jasper ada kelas siang nanti. Biarkan saja tidur lebih lama. Dan untuk Sehun, pria ini wajah perusahaan, tidak mungkin dia akan Suzy biarkan terlambat.

"Presdir." Suzy mencicit dengan tangan yang menarik pelan baju tidur Sehun pada bagian punggungnya.

"..." tak bergeming, Suzy kembali menarik pelan baju tidur Sehun.

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang