Ch. 13

195 44 2
                                    

Seperti biasa, tugas utama Suzy adalah menyiapkan segala kebutuhan Sehun dalam urusan pekerjaan. Merangkap jadwal, cetakan dokumen, persiapan meeting, dan bagian utama dokumentasi poin-poin penting.

"Ugh." Suzy sedikit meringis saat merasakan lengan kirinya yang sudah kebas. Tersenyum tipis dengan mata yang melirik Haowen yang tengah tertidur di atas pangkuannya seraya memeluk Suzy.

Berat, sejujurnya.

"Ingin aku bantu?" Tawar Suho merasa kasihan.

"Tak apa, ini juga akan segera berakhir." Menggeleng pelan, Suzy mengibaskan tangan tangannya. Bantuan seperti apa yang Suho tawarkan ini?

"Haowen, bermain dengan hyung dulu. Daddy ada meeting dengan Aunty Suzy." Sehun mencoba mengambil Haowen dari gendongan Suzy yang sudah tersengal-sengal karena berat. Sehun maklumi, karena tubuh gadis itu memang kecil.

"Tidak mau." Semakin mengeratkan pelukannya pada leher Suzy yang sedikit lagi akan tercekik karena lengan kecil itu.

"Haowen, jangan membuat daddy melarang kalian untuk datang ke sini lagi." Peringat Sehun. Ia rasa ia sudah cukup sabar sejauh ini. Jadi Sehun juga berharap pengertian dari anak-anaknya ini.

Wajah Haowen sudah tertekuk dengan mata yang berkaca-kaca. Menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Suzy dengan pelukan lengan kecil itu yang tak juga lepas.

Merasa kasihan, Suzy mengusap pelan punggung Haowen. Menatap bergantian antara Haowen dan Sehun yang sama-sama tak mau mengalah.

Memang pasangan ayah dan anak yang sangat serasi.

"Presdir, aku rasa tak masalah membawa Haowen selagi dia tidak rewel." Ujar Suzy. Menatap Sehun yang balik menatap matanya dengan sorot dingin seperti pertama kali mereka bertemu.

"Aku tidak sedang bernegosiasi, Bae Suzy." Sehun nampak tak senang, wajar. Suzy orang luar di sini dan tidak seharusnya Suzy ikut campur.

"Haowen tidak akan nakal selama daddy meeting bukan? Haowen akan menjadi anak baik bukan?" Suzy bertanya pada Haowen yang langsung dibalas dengan anggukan semangat oleh si kecil.

Menatap Suzy masih dengan mata yang berkaca-kaca, Haowen menyodorkan jari kelingkingnya. Pinky promise, bukti bahwa pria sejati tidak akan mengingkari kata-katanya.

"Haowen janji."

Tersenyum lebar, Suzy membenarkan posisi Haowen dalam gendongannya. Walau sejujurnya tangannya sudah tidak mampu. "Ayo, Presdir. Yang lain pasti sudah menunggu." Membawa beberapa berkas pada tangan kanannya, Suzy berjalan lebih dulu menuntun Sehun. Menghindari protesan yang bisa saja keluar dari mulut atasannya ini.

"Nyenyak sekali tidurnya." Suho benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa si kecil ini begitu tenang tidur di pelukan orang lain.

"Sepertinya memang karena sudah waktu tidur siangnya aku rasa." Menepuk-nepuk pelan punggung Haowen saat pria kecil itu menggeliat di dalam pelukannya. Berusaha mengabaikan tatapan Sehun yang seperti akan membolongi kepalanya.

Perlu pria dewasa itu ketahui bahwa Suzy tidak akan menculik anaknya. Jadi ya santai saja.

**

Tak berbeda jauh dengan Jasper, Hyunjin, dan Yeji. Mereka juga tengah tidur siang di dalam ruangan Sehun. Mengambil posisi masing-masing dengan Jasper yang sudah setengah sadar.

Menatap langit-langit ruangan Sehun dengan mata yang perlahan-lahan mulai menutup tertelan oleh rasa kantuk.

"Aku dengan tulus mengharapkan kebahagiaan untukmu, Dad."

Last HopeWhere stories live. Discover now