Ch. 52

204 35 3
                                    

Alis Suho semakin berkerut tak habis pikir. Apa katanya? Ketahuan? Jadi pria gila ini sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari?!

"Jika memang itu permintaanmu kenapa kau harus berlagak naik darah beberapa minggu lalu?" Suho tidak paham jalan pikiran pria gila ini. Suho pikir dia sudah bertaubat, nyatanya belum juga

"Untuk memperlancar aktingku."

"Anak sialan!'

**

"Aku dengar kau sebelumnya bersama Presdir Sehun, lalu kenapa tiba-tiba pindah ke sini?" Yixing penasaran tentu saja. Setahu Yixing, bekerja dengan keluarga Oh menyenangkan saja. Tidak ada masalah sejauh ini.

"Sejujurnya aku juga tidak paham. Tiba-tiba saja aku ditarik ke sini. Seenak mereka saja lah, aku lelah." Ujar Suzy. Tak ada gunanya juga sekarang. Mereka berdua sama-sama keras kepala. Membuat naik darah saja.

"Aku dengar kau cuti sakit? Apa parah? Apa sekarang sudah baik-baik saja?" Suzy menatap Yixing penuh atensi.

Mengangguk yakin, Yixing melambaikan tangannya tanpa beban. "Sudah lebih baik, aku sudah diberi libur tambahan. Tenang saja."

Menghela nafas lega, Suzy mengangguk penuh syukur. Sekarang dia sudah ada teman di sini dan ia tidak perlu bertemu dengan Yifan lagi. Itu adalah kabar baik sejujurnya.

"Senang bertemu denganmu!"

**

Sebelum pulang ke rumah, Suzy menyempatkan diri untuk mampir membeli coklat panas. Sudah lama sekali rasanya ia tidak ke sana. Biasanya setiap sore Suzy akan mengantar mukanya untuk membeli apapun.

"Lama tidak melihatmu, kemana saja kau? Anak nakal ini." Perempuan paruh baya menyambut Suzy dengan hangat. Menepuk pelan bahu Suzy yang hanya tertawa singkat.

"Bibi pasti sudah sangat merindukanku. Aku sudah pindah sayangnya." Suzy membuat wajahnya sesedih mungkin. Walau pada kenyataannya dia memang sedikit sedih.

"Selagi kau lebih bahagia tak apa. Jangan lupa untuk sering-sering berkunjung. Dua temanmu juga sudah sangat jarang ke sini. Kemana mereka?" Bibi Seo bertanya heran. Tiga anak nakal ini biasanya akan membuat rusuh warungnya, tetapi sudah sebulan ini mereka tidak terlihat lagi.

Hampir saja ia berpikir bahwa mereka sudah mati.

"Mereka sibuk kuliah nampaknya." Suzy juga tidak yakin. Jika tidak kuliah ya pesta. Hanya dua itu saja kegiatan dua manusia kekurangan otak itu.

Dahi bibi Seo berkerut dalam. "Kau tidak sibuk kuliah juga memang?"

"Aku mengambil cuti. Sekarang aku sudah bekerja. Yeaaay." Menepuk dadanya bangga. Suzy menyodorkan kepalanya untuk bisa mendapatkan tepukan hangat dari wanita yang sudah hampir tua ini.

"Aigoo. Bagus-bagus. Aku akan memberimu gratis kali ini."

**

"Siapa yang mencintaiku?" Suara Sehun menggelegar dari semua penjuru rumah. Pria dewasa itu datang dengan satu kantong besar berisi makanan penuh pengawet.

Hyunjin, Yeji, dan Jasper awalnya melirik tanpa minat. Memutar kepala mereka menuju pintu untuk memastikan keadaan kepala keluarga itu.

Last HopeWhere stories live. Discover now