Ch. 16

222 46 4
                                    

Ini akhir pekan dan sudah waktunya bagi Suzy untuk segera melakukan survey kelakuan manusia bersama teman-temannya. Sudah tiga bulan semenjak ia bergabung di perusahaan Sehun dan menjadi sekretaris pria itu, Suzy tahu hidupnya tidak seburuk itu ternyata.

"Bagaimana? Kau betah?" Jiyeon menatap Suzy penuh rasa ingin tahu. Wajar saja, Suzy selama ini tidak pernah membahas apapun mengenai pekerjaannya. Setiap Jiyeon tanya, jawaban wanita ini hanya anggukan dan acungan jempol.

"Betah." Jawab Suzy seadanya. Karena mau bagaimanapun juga, bekerja sama dengan Sehun lumayan menyenangkan. Pria itu tidak sekaku gambarannya jika berada dalam majalah bisnis. Humornya bahkan terjun bebas di bawah Suzy, Sialan.

"Tak ada yang ingin kau ceritakan selama tiga bulan ini?" Baekhyun buka suara, ia juga penasaran asal kalian tahu.

Diam untuk beberapa saat, Suzy menatap kedua temannya dengan wajah serius. Melipat kedua tangan di atas meja serta tubuh yang mendekat perlahan pada Baekhyun dan juga Jiyeon.

"Sebenarnya..."

"Ya?"

"Sebenarnya ak-"

"Mommy!"

Ucapan Suzy terhenti saat seorang anak kecil berdiri tepat di sisi mejanya. Menatap Suzy dengan binar mata bahagia dan senyum mengembang lebar.

"Mommy?" Ulang Baekhyun dan juga Jiyeon. Menatap bergantian antara anak kecil yang baru datang dan juga Suzy yang hanya tersenyum canggung.

"Haowen, tidak boleh seperti itu." Hyunjin datang dengan bergacak pinggang dan langsung mengacak asal kepala Haowen. Memberantakan kepala kecil itu hingga Haowen menatap sinis padanya.

"Ah, maaf, Mom." Hyunjin berujar seraya menggendong Haowen. "Eh? Noona! Maaf!" Membungkuk sembilan puluh derajat dan langsung berlari pergi dengan wajah penuh rasa bersalahnya.

Menggulung kedua bibirnya, Suzy ingin tenggelam saja sekarang. Apa yang harus ia katakan? Pasti dua anak monyet ini akan meminta penjelasan panjang padanya.

"Nah, ayo jelaskan." Jiyeon tersenyum lebar. Menggigit kentang gorengnya dengan wajah yang sungguh ingin Suzy lempar saja rasanya.

Menyebalkan.

"Itu anak atasanku."

"JANGAN KATAKAN JIKA KAU SEBENARNYA BERKERJA MENJADI SUGAR BABY?!" Baekhyun langsung menunjuk Suzy denyan tulang ayamnya. Jantungnya berdetak sangat kencang ini, bagaimana bisa temannya ini menjadi seperti itu?

"Tidak. Jangan bodoh!" Sinis Suzy.

"Yah, jika kau menjadi simpanan sungguhan pun tak masalah. Asal hasilnya bagi dua ya." Jiyeon terdengar kecewa. Padahal itu bisnis yang lumayan menjanjikan asal kalian tahu.

"Si bodoh ini." Menyikut bahu Jiyeon, Baekhyun masih merasa heran. Kenapa bisa ia berteman dengan dua wanita gila ini? "Lanjutkan kembali penjelasanmu."

"Tak ada yang spesial, dia hanya anak atasanku." Ulang Suzy jengah. Kenapa harus dibesar-besarkan seperti ini?

"Bukan itu, Sialan! Yang aku pertanyakan adalah bagaimana bisa kata 'mommy' melekat pada dirimu." Sinis Baekhyun. Telinga Baekhyun masih berfungsi dengan baik asal kalian tahu.

"Karena mereka sudah tidak punya ibu mungkin?" Jawab Suzy tidak yakin. Sampai saat ini juga Suzy tidak mengerti dengan jalan pikiran anak-anak Sehun ini asal kalian tahu. Setiap Suzy tanya mereka tidak pernah menjawab serius pertanyaan Suzy.

"Aku tidak mendapatkan jawaban apapun dari jawaban yang kau berikan. Kau tahu?" Baekhyun menghela nafas, bersandar nyaman pada kursi yang tengah ia duduki dan menatap Jiyeon dengan wajah prihatin.

"Sudah tidak tertolong." Bisik Jiyeon.

"Aku juga tidak tahu. Aku sudah bertanya dengan serius dan tidak satu pun dari mereka yang menjawab dengan sungguh-sungguh kata-kataku." Suzy merasa frustasi. Selama tiga bulan ini, ia sudah bertanya pada Suho mengenai panggilan dari anak-anak Sehun untuk dirinya.

Dan jawaban Suho hanya, "berarti mereka merasa kau pantas menjadi mommy mereka."

Bukan jawaban itu yang Suzy cari! Astaga.

"Aku bahkan sudah mengutarakan keresahan hatiku pada daddy mereka, aku sudah mengatakan dengan jelas pada atasanku mengenai dampak yang bisa saja ditimbulkan nantinya. Akan tetapi jawaban yang aku dapatkan hanya 'kau berniat menjadi ibu sambung mereka?' Kalian pikir itu masuk akal?!" Suzy sudah menggebu-gebu, bahkan sudah hampir satu perusahaan tahu mengenai hal itu.

Tentu saja sebanyak delapan puluh persen dari semua karyawan Sehun menatap sinis padanya. Bahkan saat Suzy melempar senyum manis, mereka membuang muka dengan tatapan sinis yang terasa menusuk jantungnya hingga menembus cakrawala.

"Aku juga sudah mengatakan dengan jelas pada mereka untuk tidak memanggilku seperti itu. Tapi tidak berhasil, dengan mata berkaca-kaca, mereka bahkan menatap penuh harap padaku. Kalian pikir aku bisa menolak hal selucu itu? Tidak!" Suzy menggeleng dramatis. Bayangkan saja, empat manusia lucu menatap seperti bayi kucing tanpa dosa padanya.

Tidak, Suzy tidak akan kuat.

"Lalu? Kau sudah membahas ini bersama kekasihmu?" Tanya Jiyeon. Menatap penuh simpati pada Suzy yang hanya menggeleng putus asa.

Menghela nafas, Suzy menggeleng pelan. Ia belum membicarakan ini dengan kekasihnya. Suzy hanya sedang tidak ingin mengganggu prianya itu.

"Dia sangat sibuk akhir-akhir ini." Keluh Suzy. Tidak, Suzy tidak meminta seratus persen waktu kekasihnya. Ia juga mengerti, tenang saja.

"Kau ceritakan saja dulu. Myungsoo juga pasti akan mengerti. Kau tahu saja sebodoh apa dia jika sudah menyangkut dirimu." Baekhyun memberi beberapa saran. Karena mereka sudah lama berteman baik, jadi tidak heran jika Baekhyun sedikit hafal dengan tingkah para anak setan berwujud manusia ini.

"Iya, nanti aku ceritakan. Kalau dia menjemputku ke sini." Bisik Suzy di akhir kalimat. Bukan apa-apa, Suzy hanya tidak ingin merepotkan pria itu. Memang Myungsoo tidak ada kegiatan lain apa.

"Kau ke sini diantar Myungsoo?" Tanya Jiyeon.

"Iya."

**

"Siapa itu tadi bersama mommy." Sinis Hyunjin. Sungguh ya, ingin sekali Hyunjin tarik Suzy untuk semeja dengan mereka saja. Tapi tidak mungkin, bagaimana jika Suzy malah merajuk pada mereka nanti?

"Pacar mommy mungkin." Haowen menjawab santai. Memang agak lain si kecil ini. Atau mungkin memang karena ia belum mengerti ya?

Menggeleng tak habis pikir, Jasper menghela nafas. "Apa iya Suzy juga belok? Suka wanita?"

"Kan ada satu pria, Pintar. Jangan membuatku kesal ya." Sinis Yeji. Punya saudara otaknya setengah semua.

"Haowen tidak jadi ingin Suzy menjadi mommy kita?" Yeji yang sedari tadi hanya mendengarkan keluh-kesah kembarannya ini akhirnya angkat suara. Ia memang tidak melihat siapa saja yang bersama Suzy tadi.

Wajah santai Haowen langsung menjadi tegang tak senang. "Memang kenapa? Apa karena thudah ada pacar Thujy mommy tidak akan menjadi mommy kita?" Tanya Haowen panik.

"Terkadang memang lebih bagus jika kau diam saja, Kecil." Jasper lelah. Apa pilihannya salah karena mengajak adik-adiknya makan di sini? Ah, Oh Sehun juga akan datang sebentar lagi.

"Apa kita pindah saja ya?" Bisik Jasper.

**

Kling.

Pintu Cafe kembali terbuka dan Suzy beserta teman-temannya denyan spontan langsung menoleh pada pintu masuk.

Sial.

Oh Sehun.

Tampan sekali.

















EHE
Ada masalah dikit jadi ga bisa update.
Mian

Last HopeWhere stories live. Discover now