Ch. 37

162 37 3
                                    

Suzy membolakan kedua matanya. Dengan reflek langsung menyikut perut Sehun yang seketika itu juga langsung membuat pria kelewat dewasa itu langsung membungkuk kesakitan.

"Ah! Maaf, aku tidak sengaja! Sungguh." Suzy panik bukan main. Makin tua kualitas tubuh akan semakin tidak berguna, umumnya. Dan Sehun juga pasti seperti itu. Kasihan sekali lansia satu ini.

Sehun mengangkat sebelah tangannya. Masih meringis sakit karena siku Suzy tepat mendarat di ulu hatinya. Sehun rasa empedunya sudah pecah ini.

"Maafkan aku." Suzy betul-betul panik. Kedua tangannya dengan spontan menangkup wajah Sehun dan diarahkan untuk menatap wajahnya sendiri. "Sakit sekali? Aku benar-benar bermaksud, aku hanya terkejut."

Kalian pikir Sehun hanya berakting bukan? Tidak! Ingin sekali ia marah, akan tetapi Sehun juga tidak tega melihat wajah penuh bersalah Suzy. Berakhir dengan ia yang hanya mengangguk tak masalah. "Tak apa, aku baik-baik saja."

"Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja." Suzy masih merasa tidak enak. Jahat sekali Suzy rasanya, sungguh. Bisa saja sehun hanya bercanda bukan?

Terkekeh pelan, Sehun mengacak pelan surai Suzy. "Tak apa, tidak sesakit itu tenang saja." Hibur Sehun. Masih dalam tahap sakit yang bisa ia tahan.

Melihat wajah penuh rasa bersalah itu membuat Sehun tak tega. Mengelus singkat pipi Suzy, Sehun mendekat hingga jarak mereka hanya tersisa tiga ruas jari saja.

Kecupan ringan Sehun layangkan pada dahi Suzy. Tersenyum singkat sebelum jemarinya beralih pada anak-anak yang masih terlihat seperti gerombolan anjing liar di taman sana. Berlari kesana-kemari dengan cuaca seterik ini.

"Aku baik-baik saja. Ayo keluar membawa cemilan untuk mereka." Ajak Sehun. Menggenggam jemari kurus Suzy, Sehun berjalan melewati meja makan. Berbelok sedikit untuk membuka lemari pendingin dan membawa beberapa buah-buahan segar.

"Sungguh? Sudah tidak sakit?" Suzy kembali memastikan.

Sehun mengangguk mantap. Membawa satu keranjang berisi buah yang sudah ia kupas sebelumnya. "Tentu."

"Aku minta maaf ya?"

"Iya, Sayang."

**

"Kemari kau bedebah! Biar aku acak-acak wajah buruk rupamu itu." Yeji memaki kesal. Masih sibuk menyisir rambut kusutnya yang tadi Hyunjin acak-acak brutal. Memang tidak ada otak kembarannya itu.

"Ada apa dengan penampilanmu itu?" Sehun bertanya tak habis pikir. Tak ubahnya Yeji seperti wanita gila yang tidak terurus dengan penampilan seperti itu.

Mendengar suara Sehun, Yeji langsung berpaling. Duduk di depan Sehun dengan tangan yang mengulurkan sisir berwarna biru mudanya.

"Apa?" Sehun tak paham lagi. Bagaimana bisa ia hidup selama bertahun-tahun dengan remaja penuh semangat ini?

"Tolong sisirkan! Hyunjin sialan ini mengacaukan semuanya!" Adu Yeji. Berbalik untuk duduk membelakangi Sehun yang sudah mengambil alih sisirnya.

Tak banyak bicara, Sehun menuruti keinginan Yeji. Merapikan rambut anak gadisnya dan membuat kepangan rapi yang akhirnya akan Sehun jepit agar tidak bisa lagi Hyunjin tarik seperti tali kekang kuda. "Kenapa tidak kau balas saja?"

Mendengus kesal, Yeji bersidekap dada. "Sudah, tetap saja aku masih belum puas! Saat dia tidur nanti akan aku botakan semua rambutnya itu." Ujar Yeji penuh dendam. Sudah ia pikirkan bagaimana skenario yang akan ia lakukan nanti. Menangis darah pun kembarannya itu tidak akan Yeji hiraukan.

Last HopeWhere stories live. Discover now