Ch. 32

169 34 3
                                    

Benar saja, Oh Sehun benar-benar mampir ke kedai ice cream. Memesan rasa coklat dan vanila dengan corn besar. Suzy tidak paham lagi, bagaimana bisa pria ini dengan begitu santainya makan ice cream dengan satu tangan yang bermain ponsel?

Suzy benar-benar ragu dengan umur pria yang katanya sudah dewasa ini.

Sementara Suzy sibuk dengan pikirannya, Oh Sehun juga sibuk dengan grup keluarganya.

Pipidi papidi poof (4)

Yang Mulia
(Sent a pict)
Manis, tidak yang terlalu manis. Tapi bukan seleraku. Seleraku ini,
(Sent a pict)

Red buff
Si sinting! Kau sudah tua, Dad! Berhenti membuat ulah!

Blue buff
Geli sekali aku, Tuhan!

Bebek air
Memang benar tidak usah langsung memetang ponsel saat baru bangun tidur. Mataku iritasi, Sial!

Yang Mulia
Apa? Tidak senang?

Red buff
Senang!

Blue buff
Senang!

Bebek air.
Kesal sekali aku.
Senang!

Sehun hanya mengendikan bahunya. Memang benar tidak terlalu manis. Tapi selera Sehun bukan ini. Selera Sehun gadis yang tengah duduk di hadapannya ini.

"Bae Suzy?"

"Iya?" Suzy menjawab santai. Menatap Sehun dengan tangan kanan yang sibuk memegang minumannya.

"Bagaimana liburanmu kemarin? Dua hari seharusnya cukup untukmu pergi jalan-jalan." Sehun bertanya serius. Selama bukan perjalanan mengunjungi negara lain, harusnya cukup bagi Suzy untuk bersantai ria.

Suzy nampak terdiam selama beberapa waktu. "Tidak yang bagaimana-bagaimana. Biasa saja." Balas Suzy. Lebih baik ia tidur saja kemarin. Buang-buang waktu pergi bersama Myungsoo. Bajingan kotor itu!

Melirik jam tangannya, Sehun beranjak berdiri. "Berangkat?" Tawar Sehun.

"Ayo."

**

"Sepertinya kita terlambat beberapa menit." Bisik Suzy. Mencolek siku Sehun yang masih setia menatap ponselnya. Ingin sekali langsung Suzy geret pria ini agar lebih cepat. Tapi sayangnya ia tidak bisa!

"Santai saja. Mereka yang membutuhkan kita ini." Sehun dan kelakuannya yang terkadang seperti kotoran sapi.

"Tidak baik, Presdir." Peringat Suzy. Kurang-kurangi lah tabiat jelek itu. Tidak baik.

Melihat tak ada reaksi apa-apa dari Sehun, Suzy seketika langsung menggondok. Tanpa pikir panjang. Melingkarkan tangannya pada lengan kiri Sehun dan berjalan cepat seraya menyeret pria itu. "Kita harua tepat waktu!"

Untuk sepersekian detik, Sehun merasa jantungnya berhenti berputar. Melirik pada lengan Suzy yang tengah mengait lengannya dengan kuat. Sial, jika seperti ini terus jantungku benar-benar bermasalah nantinya.

"Aku bukan anak kucing, tolong." Protes Sehun. Berasa hilang sekali harga diri Sehun jika seperti ini.

"Memang bukan, anakan kudanil lebih tepatnya." Sinis Suzy. Langsung menarik sekali lagi lengan Sehun dengan lebih kuat. Lamban sekali, heran!

Menghadang jalan Sehun yang akan langsung masuk, Suzy merentangkan kedua tangannya. Meneliti dari atas hingga bawah untuk menemukan satu kejanggalan.

Last HopeWhere stories live. Discover now