Hyunjin berpikir sebentar lalu dengan lugas dia menjawab "apapun yang Mama masak, Hyunjin pasti menyukainya."

"Kalau begitu beritahu Mama apa yang biasa menantu Mama masakkan untukmu?"

"Hmn?" Hyunjin kembali terdiam menggesekkan jempol dan telunjuk di dagu lalu menjawab "brownie"

Mama Hwang tertawa keras. Dia membuat orang di sekitar menjadi hening dan menghentikan kegiatan karena suara tawanya.

Puas tertawa, Mama Hwang kemudian berkata "kau tahu itu keahliannya. Mama akan coba memasakkanmu brownies. Tolong nanti katakan pada menantu Mama, kalau Mama izin memakai peralatan dan bahan miliknya"

"Baik." Hyunjin hanya menangguk dan menurunkan Ren di karpet.

Hyunjin mengikuti Mamanya menuju dapur. Disana Mama Hwang sudah mengeluarkan alat dan bahan untuk membuat brownies. Sedangkan Hyunjin duduk di kursi dapur.

"Kau tahu? 25 tahun yang lalu Mama sempat berpikir apakah Mama bisa membesarkanmu dengan baik." Mama Hwang memulai kisah masa lalu sembari memasak.

Disisi lain, Hyunjin menjadi pendengar.

"Mama ingin meraih jabatan tinggi lalu kau hadir dengan kondisi hati Mama yang belum siap. Mama dan Papamu dijodohkan. Kami mungkin tidak mencintai diawal pernikahan tapi lambat laun tak bisa hidup terpisah. Papamu orang yang baik, dia membuat Mama mantap meninggalkan jabatan tinggi dan lainnya tanpa membuat Mama sengsara. Kami sebelumnya bukan orang yang berkecukupan tapi setelah hadirnya dirimu kami menjadi sejahtera."

Sembari mengaduk bahan kering dan bahan basah yang telah di mixer, Mama Hwang menyiapkan dua loyang dengan maksud membuat kue bertingkat. Usai memasukkan loyang ke dalam oven, dia membasuh tangan kemudian mengambil tisu untuk mengelap tangan.

Mama Hwang menarik kursi dan mendudukinya "Jangan pernah pelit untuk membahagiakan istrimu. Karena ketika dia bahagia, kau akan mendapatkan segalanya." nasehatnya untuk anak yang sudah berkeluarga.

Tak lama Wonyoung datang dan membantu Mama Hwang mencuci alat masak yang terpakai. Dia juga membantu Mama Hwang merias brownies agar nampak layaknya kue ulang tahun. Hyunjin sedari tadi tak bisa menyembunyikan senyumannya.

Ekor mata Hyunjin menangkap bayangan dari luar, lalu tak terlihat. Dia hendak berjalan keluar namun lengan Hyunjin ditarik mendekat oleh Wonyoung kearah kue dan diminta mencicipinya. Namun Mama Hwang menghentikan kegiatan mereka dan mengajak mereka berkumpul di ruang keluarga.

Di ruang keluarga Hyunjin duduk dikelilingi keluarganya. Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun di bulan Maret tanggal 20. Ketika bait lagu tiup lilin diucapkan, Hyunjin segera meniup lilin sampai mati. Sorak gembira terdengar di ruangan atau mungkin seluruh penjuru rumah.

Sebelum memotong kue, Mama Hwang berbisik "Tidak ingin membangunkan Felix?" tanya Mama Hwang pada anaknya.

Hyunjin diam di tempat lalu tersenyum pada Mamanya.

"Dia sedang jadi Cinderella."

Hyunjin sudah menciicip kue ulang tahunnya dan dapat merasakan perbedaan rasa. Sama-sama enak, namun punya ciri khas masing-masing.

Ketika mereka sibuk menghabiskan makanan, Hyunjin pamit naik ke lantai 2. Mengikuti kata hatinya. Dia tak ke kamar utama, melainkan ke kamar sang istri. Ketika dibuka pintu kamar itu, hanya kegelapan yang didapatinya. Kakinya melangkah pelan tanpa menimbulkan suara. Menarik pintu geser ruang ganti yang tak dikunci dengan perlahan.

Derap langkahnya terasa ringan, terutama ketika menggeser lemari putih milik sang istri itu sampai terbuka sempurna. Dan terlihat sosok sempurna dari bayangan yang tadi terlihat sekelebat.

Kisah Kita | HyunLixWhere stories live. Discover now