🍁 29

801 111 30
                                    

Udah chapter 29 😭

Cepet banget updatenya cerita ini, ya ampun kalian hebat banget ya bikin aku secepat ini semangat nulis. Untung 1 chapter gak semuanya sampe 2000 kata. Coba kalau kayak satu atap pasti udah menyerah, gak sanggup.

Ayo tanggung jawab kasih feedback yang banyak dulu. Ditekan dulu bintang ya bestie.. Terima kasih

Maaf untuk kesalahan penulisan.

🍁BERSAMAMU MEMBUATKU TENANG🍁

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

🍁BERSAMAMU MEMBUATKU TENANG🍁



"Kakek...!"

Antusias orang hamil di pagi hari nampak disaat kakeknya baru saja tiba di rumah.

Haap. Dia melompat minta digendong oleh orang yang sudah tua. Untung Kakek Lee masih sehat kalau tidak, mungkin saja keduanya sudah terjatuh di tanah.

"Ooh ada cucuku." jawabnya dengan menurunkan tubuh cucunya karena tak bisa lebih lama menopang tubuh orang dewasa itu. Lalu setelah Hyunjin menghampiri dia menengok kearahnya.

"Ooh ada suamimu juga."

Duduk di teras sambil dihidangkan dango, daifuku dan minuman ocha sebagai oleh-oleh dari Jepang dari Kakek Lee. Sedari tadi Kakek memusatkan pandangannya pada Hyunjin yang memasang wajah datar.

"Kau bisa main catur?"

Hyunjin hanya mengangguk kemudian Kakek Lee berjalan masuk ke kamarnya untuk mengambil papan catur yang diletakkan diatas lemari.

Kembali ke teras mereka sudah menyusun bidak di papan catur. Nenek Lee sampai menyuruh Felix masuk kedalam karena permainan itu pasti akan berlangsung lama. Nenek Lee sedang menyortir pakaian bayi yang sekiranya bisa dibawa Felix di lantai dua.

Duduk di lantai kayu, Felix membuka lembaran album foto. Ada banyak foto kedua orang tuanya disana. Ketika kedua orang tuanya menikah dan ketika satu keluarga itu merayakan satu tahun Felix dan banyak lagi. Jemarinya meraba setiap foto dan membalik lembaran itu.

Netranya tertarik pada satu foto ketika Ayahnya sedang di dalam restoran dengan satu pengunjung yang sedang mencoba masakan Bundanya. Bola mata itu bergerak kesamping dan menemukan foto yang sepertinya berbeda hari dengan dua pengunjung yang berfoto bersama kedua orang tuanya.

Sontak dia berdiri sambil membawa album foto itu tadi dengan semangat. Berlari dan perlahan menuruni tangga kayu ke lantai bawah.

"Hyunjin... Hyunjin...!" teriaknya cepat. Seakan terjadi sesuatu yang darurat padahal dia hanya ingin menyampaikan sesuatu dengan cepat.

Hyunjin yang mendengar panggilan itu segera berdiri dan berlari ke dalam. Awalnya takut terjadi apa-apa pada istrinya.

"Ada apa?" tanyanya segera dan menghentikan larian istrinya.

Kisah Kita | HyunLixWhere stories live. Discover now