🍁 28

805 102 45
                                    

Chapter ini berhubungan dengan chapter 18.

Jangan lupa kasih feedbacknya biar aku senang nulisnya. Terima kasih

Maaf untuk kesalahan penulisan.

🍁CINTA TERLALU RUMIT UNTUKKU🍁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁CINTA TERLALU RUMIT UNTUKKU🍁


"Kau menyukai anak laki-laki itu?"

Hyunjin tak bergeming ketika sampai ke rumah. Entah sudah berapa lama dirinya menghela napas dan tak bisa berkonsentrasi pada setiap kegiatan yang hendak dilakukan.

Rasa takut menjalari tubuhnya. Sedikit meremat rambut dengan kedua tangan. Dia mungkin kebingungan tentang perasaannya pada Felix diawal. Antara lust atau love. Setelah mengecap jatuh cinta untuk pertama kalinya. Hyunjin serasa menyesali segala emosi yang diakibatkan dari bentuk perasaan itu.

Awalnya ketika melihat indra pengelihatan ciptaan Tuhan milik Felix itu, Hyunjin sulit menginterpretasikan getaran di hati. Lambat laun netranya seakan terpaku untuk mencari keberadaan sosok polos itu. Hanya dengan sekali menggeser pandangan, dia bisa menemukan Felix di tengah padatnya jam makan siang di kantin. Tubuhnya seakan sadar dimana letak sosok polos itu jika berada disekitarannya.

Di lapangan, di ruang olahraga, di ruang guru, di lorong kelas bahkan di setiap berangkat atau pulang sekolah, dia bisa menyadari keberadaan Felix. Dia paham jika ternyata cintanya berbalas dengan cepat ketika menyadari sikap anak polos yang begitu sadar akan keberadaannya. Di awal Felix tak mengenalinya. Hanya memandang penasaran pada Sam yang sedang berbincang dengan Hyunjin di lapangan futsal seusai membawakan bola. Namun Hyunjin pun tak tahu kapan Felix mulai menyukainya.

Sehari-hari terasa amat menyenangkan untuk berangkat sekolah dan mencintai Felix tak menimbukan sikap buruk untuknya. Hanya saja disaat kebingungan antara lust or love yang dipikirkannya membuat Hyunjin bimbang. Pasalnya sudah dua kali dia mimpi basah karena anak polos itu. Hyunjin merasa kasihan jika Felix hanya jadi fantasi buruk untuknya. Setiap saat akan ada rasa ingin menyentuh anak itu.

"Ma, cinta itu apa?" tanya Hyunjin tiba-tiba di sore hari.

Mama Hwang yang sedang memasak itu seketika menghentikan kegiatannya. Ekspresi itu dan mulut yang menganga usai mendengar pertanyaan anaknya membuat Hyunjin mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"Tidak jadi."

"Eits. Pertanyaan ini sepertinya sangat penting untuk dibahas. Karena Hyunjin sendiri yang bertanya maka Mama akan bantu menjawab." Mama Hwang menarik tangan anaknya untuk duduk.

Ini pertama kalinya Hyunjin bertanya tentang cinta yang bahkan sedari kecil Sam tanyakan padanya.

"Cinta itu emosi yang rumit. Katakan pada Mama apa yang kau rasakan?"

"Aku pikir aku menyukai seseorang. Tapi kenapa ada rasa aku ingin menyentuhnya? Bukankan jika kau hanya ingin menyentuhnya itu tidak berarti cinta?"

"Selain itu apa?"

Kisah Kita | HyunLixWhere stories live. Discover now