🍁 57

403 72 74
                                    

Karena cerita ini tamat, aku pingin lihat komen dan vote kalian. Terima kasih.

Sesuai request aku kasih warning.
Warn ini angsty diawal dan bahagia di akhir

Maaf untuk kesalahan penulisan. Maaf gak sesuai ekspektasi. Aku nulis ini baru sore tadi jadi pasti banyak salah tulisnya.

 Aku nulis ini baru sore tadi jadi pasti banyak salah tulisnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

🍁CINDERELLA LEE AND PRINCE HWANG🍁





Dalam keheningan rumah mewah yang didirikannya puluhan tahun lalu setelah mengecap hasil kerja, Hyunjin duduk di lantai yang dingin.

Suaranya yang serak karena tangis dan usia itu perlahan memudar. Air mata yang menggenangi itu menambah buruk pengelihatannya. Bayangan akan tangan kecil yang berkerut karena tak muda lagi itu seperti muncul menggenggam tangannya.

"Aku masih ingat hangatnya ketika kami bergenggaman tangan."

Dia membiarkan telepon itu menggantung dan masih terhubung.

Kedua tangannya berusaha menopang tubuh untuk berdiri. Di tangan kanan dan kiri jari manisnya terpampang dua cincin tanda janji seumur hidup. Dia tak melepasnya sedetikpun semenjak hari itu.

Hari dimana Hwang Felix Yongbok meninggalkannya, selamanya.

Siang hari di negeri sakura, Hyunjin membopong Felix ke mobil. Istrinya itu pingsan. Felix biasa tidur lebih lama darinya. Tapi sudah ditunggu sampai siang, istrinya tak kunjung bangun. Pergi ke rumah sakit adalah pilihan yang tepat untuknya.

Di rumah sakit, Felix baru sadar di malam hari. Ketika saraf tubuh berfungsi, dia dapat mendengar tangisan yang ditahan. Dia belum menoleh ke samping dan terus menatap lampu yang berbeda. Butuh beberapa saat untuknya sadar bahwa sekarang sedang berada di rumah sakit.

Ada monitor ICU, infus dan selang oksigen di tubuhnya. Felix beberapa minggu terakhir sakitnya kambuh dan Hyunjin akan merawat sang istri salah satunya dengan menyuntikkan makanan dari selang sonde.

Tangan kirinya terus digenggam dan terasa hangat. Lalu dia menoleh. Ada Hyunjin yang menutupi setengah wajah dengan tangan kanannya. Menangis tersedu-sedu entah sudah berapa jam lamanya.

"Hyung?" panggilnya dengan lemah.

Hyunjin sedikit lambat bereaksi lalu ketika mengetahui mata itu terbuka, hatinya jadi sedikit lega. Sudah terbiasa hingga dia bisa menghadapinya dengan tenang walau risau.

"Mon.., mau kubantu apa?" ucapnya menawarkan bantuan.

"Besok mau lihat bunga mawar yang hyung tanam di samping rumah."

Hyunjin berpikir sejenak. Tidak mungkin untuknya membawa Felix yang ringkih kembali ke rumah.

"Besok kubawakan untukmu." jawabnya dengan suara lembut.

Kisah Kita | HyunLixWo Geschichten leben. Entdecke jetzt