🍁 21

780 103 25
                                    

Halo semua.
Chapter ini banyak terikatnya sama chapter sebelumnya.
Masih setia baca cerita yang naik turun ini?

Mau segera up kelanjutannya? Ayo kasih feedback 🤗
Makasih ya sudah kasih vote dan komen 🤍💙
Maaf untuk kesalahan penulisan

Mau segera up kelanjutannya? Ayo kasih feedback 🤗Makasih ya sudah kasih vote dan komen 🤍💙Maaf untuk kesalahan penulisan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁TEPATI JANJIMU🍁



Saat itu, tentang cerita masa lalu Lee.

Keluarga Lee yang terkenal sebagai keluarga yang harmonis itu, hidup tanpa memusuhi orang lain. Memiliki bisnis restoran yang sukses dan membuka dua cabang di kota besar. Mereka bahkan tak pernah memiliki lawan bisnis kuliner yang jahat. Hanya saja dikelilingi keluarga dari Ayah Felix yang tak suka dengan kesuksesan kedua orang tuanya.

Ayahnya berasal dari keluarga kaya raya yang memilih menikahi seorang remaja polos yang selalu mengikutinya hanya untuk menjajakan roti karena Ayah Lee terkenal dengan kedermawaannya. Sehingga dia kerap membeli barang yang dijual oleh orang yang tak mampu termasuk roti yang dijajakan Bunda Lee.

Bunda Lee menyambung hidup semasa kecilnya dengan berjualan roti di kota. Biasanya setelah pulang sekolah, dia akan menjajakan roti yang tak laku sesudah dititipkan di pasar. Saat itu Bunda Lee berjalan di trotoar menuju pasar. Di tengah salju pertama yang turun ke muka bumi, Bunda Lee berjalan cepat dan mendapati dagangannya cukup laris di pasar dan hanya tersisa beberapa bungkus roti saja.

Seperti remaja lainnya, dia akan menyempatkan diri untuk menikmati suasana kota yang ramai. Gemerlap lampu dan bising suara orang yang makan di sekitar lokasi perbelanjaan elit. Dia melintasi satu restoran yang dindingnya terbuat dari kaca dan menampilkan banyak orang kaya yang berada didalam sambil menyantap makanan mewah. Pun juga Ayah Lee yang dulu makan sendiri setelah pulang bekerja sebagai pemimpin perusahaan yang dirintis oleh keluarga Lee.

Anak sulung yang dermawan, begitu orang-orang memanggilnya. Bahkan ditengah kesuksesannya dan rasa kasih sayang dan bangga orang tuanya itu, ada saja rasa iri yang terlintas di hati saudaranya. Merasa tak menemukan kebahagiaan di rumah, Ayah Lee sering menghabiskan waktu mudanya di luar. Dia suka kuliner, bermain golf dan berwisata.

Seperti saat itu dia makan sembari mengamati jalanan yang sibuk. Netranya tertuju pada satu remaja yang menatap dalam ke arah restoran yang ditempatinya. Wajah yang tertutupi syal usang itu seakan bercerita jika dia ingin mencoba makanan yang tersaji apik di meja mengkilap.

Ayah Lee tak diam, dia keluar sebentar untuk menyapa remaja yang ternyata memiliki bulu mata nan lentik.

"Apa kau sudah makan?" tanya Ayah Lee saat itu disamping remaja itu.

"Anda siapa?."

"Saya pelanggan di restoran itu."

"Anda tidak sedang membohongi saya kan?"

Kisah Kita | HyunLixWhere stories live. Discover now