35. The Moon is Come

6.5K 269 13
                                    

Happy Reading🖤

-

17+

-

Naren sangat sadar bahwa perasaannya kepada Meira semakin bertambah dari hari ke hari. Dia merasa selalu ingin berada di samping Meira, selalu ada untuk Meira, menjadi alasan Meira tertawa bahagia, bahkan menjadi tempat bersandar Meira kapanpun gadis itu membutuhkannya.

Semuanya yang berhubungan dengan Meira, dia menyukainya.

Naren mendudukkan tubuh Meira di atas sofa kamar hotel. Makan malam mereka berjalan dengan lancar dan romantis. Dengan pengaruh alkohol -yang bisa dibilang tidak banyak- akhirnya mereka sampai di hotel dengan selamat.

Naren masih sangat-sangat sadar. Ia hanya minum sedikit dan dia cukup kuat untuk mengatasi alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya. Berbanding terbalik dengan Meira yang sepertinya sudah mulai kehilangan kesadaran.

Naren ikut duduk di samping Meira. "Ra! Lo dengar gue?!"

"Eum.." Gumam Meira, dia duduk dengan tegak akan tetapi matanya tidak bisa sepenuhnya fokus dengan Naren.

"Lo masih sadar nggak?"

"Masih!" Jawab Meira tegas.

"Kayaknya lo pura-pura masih sadar deh."

"Nggak kok." Jawab Meira dengan gelengan.

Meira masih bisa terhubung dengan pembicaraan Naren meskipun dengan tatapan yang mulai sayu.

"Kalau gitu, gue tanya kita habis dari mana?"

"Habis makan malam sama suami gue di restoran mewah."

"Terus, kita tadi makan apa aja?" Naren banyak bertanya karena dia ingin mengecek seberapa nyambung Meira jika dia diajak berbicara.

"Tadi makan steak! Gue suka banget tau sama steak barbeque di sana. Rasanya itu khas gitu."

"Sekarang kita ada di mana?"

"Di hotel."

"Kapan kita pulang ke Jakarta?" Tanya Naren lagi.

"Katanya besok! Gimana sih kok malah nanya." Meira mulai kesal karena sadar dirinya ditanya-tanya terus.

Naren mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Oke pertanyaan terakhir! Gimana perasaan lo sama gue sekarang?"

Meira mengerutkan dahinya. Bingung dengan konteks pertanyaan Naren yang mengarah ke mana.

"Eum... Nggak tau."

Naren menghela nafasnya dengan pelan. Cowok itu pikir dia akan mendapatkan jawaban yang sudah di perkirakan sebelumnya.

"Ya udah deh kalau gitu lo istirahat aja. Gue mau ke kamar mandi bentar."

Ketika Naren beranjak dan hendak berjalan menuju kamar mandi, sebuah tangan menghentikan pergerakannya dan menariknya, sehingga tubuh Naren jatuh tepat di atas tubuh Meira. Tidak menindih Meira karena Naren mampu menumpu tubuhnya sendiri dengan tangannya.

"Jangan pergi!" Ujar Meira di hadapan Naren. Posisi mereka masih sama, belum berubah.

"Ke kamar mandi doang kok."

"Gue nggak tahu gimana perasaan gue. Tapi gue nggak mau ditinggal sama lo, gue nggak mau sendirian, gue nggak mau kehilangan lo dan gue mau lo terus ada di samping gue." Ucap Meira panjang lebar.

"Walaupun cuman gue tinggal bentar ke kamar mandi?"

"Nggak mauuu~" Rengek Meira dengan gelengan kepala.

NARENDRA, SPOILED HUSBAND || END (REVISI) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें