31. Kevin

6.4K 249 8
                                    

Happy Reading 🖤

-

Jemari tangan yang lentik itu dengan lihai mengoleskan masker ke wajahnya. Masker berwarna merah muda itu dioleskan sampai merata ke seluruh permukaan wajah. Di hadapannya terdapat sebuah ponsel yang disandarkan pada kaca meja rias. Menampilkan panggilan video call bersama dengan seorang gadis yang juga sedang melakukan hal yang sama.

"Tapi ya Ra, gue bener-bener curiga tau. Masa ngadain perayaan yang nggak jelas tujuannya apa." Ujar Rachel di seberang panggilan.

"Nah makanya itu."

"Sorry nih ya. Setahu gue pelanggan restoran juga biasa aja tuh. Nggak rame-rame banget."

"Menurut lo gimana?" Tanya Meira, sambil mengoleskan masker ke bagian pipi kanannya.

Rachel menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Jangan datang deh. Eh tapi kalo nggak datang nanti dikira ngehindar lagi."

Meira tidak menjawab. Matanya masih fokus melihat cermin di depannya.

"Pertama, lo pernah bilang si cowok brengsek itu pernah traktir seluruh karyawan makan PizzaHut. Kedua, baru kemarin lo bilang kalau dia traktir Starbucks dan berakhir lo harus minum matcha. Terus sekarang, dia ngundang semua karyawannya makan di restoran dengan satu alasan yang sama yaitu 'atas kerja keras karyawan'. Padahal kalian kerja di restoran kok malah makan malam di restoran lain. Aneh tapi nyata!" Jelas Rachel panjang lebar.

Meira terkekeh pelan mendengar celotehan sahabatnya itu.

"Kok ketawa sih?!"

"Lo cerewet banget!" Ucap Meira.

"Gini-gini juga kan gue perhatian sama lo."

"Terus gue harus gimana?"

"Tau ah pusing! Tanya suami lo sana." Pungkas Rachel.

Sedetik kemudian, di seberang telepon tepatnya di tempat yang sama dengan Rachel, terdengar suara seseorang yang berteriak memanggil Rachel dengan sebutan 'kakak'.

"Lagi maskeran ibuu!!"

"..."

"Iya bentar!!"

Perhatian Rachel kembali ke Meira. "Udah dulu ya, dipanggil sama ibu. Bye!"

Belum sempat Meira menjawab, Rachel sudah lebih dulu menutup panggilan video call itu. Sepertinya dia dipanggil untuk kedua kalinya deh.

"Ada apa manggil-manggil gue?"

Meira sedikit terlonjak kaget. "Ish ngagetin aja!" Naren tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya, gimana nggak kaget coba.

"Gue nggak manggil tuh!" Jawab Meira.

"Tadi sebut-sebut kata suami segala."

"Lo nguping ya?" Meira memperhatikan Naren dengan tatapan memicing dari cermin di depannya.

Cowok itu beranjak dan rebahan di atas ranjang. "Ya kedengeran lah. Orang kalian video call pakai loud speaker gitu. Gimana nggak kedengaran coba."

Meira memutar tubuhnya menghadap ke Naren. "Jadi, bos gue tuh ngundang semua karyawannya buat makan malam di Fontana Resto." Jelas Meira. Cewek itu sengaja tidak menyebutkan nama Kevin, melainkan menggantinya dengan sebutan 'bos'. Entahlah, instingnya mengatakan demikian.

Lalu Meira juga menceritakan perayaan-perayaan aneh yang diadakan oleh Kevin seperti yang Rachel sebutkan satu-satu tadi.

"Kalau kata Rachel sih, gue harus waspada." Pungkasnya.

NARENDRA, SPOILED HUSBAND || END (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang