07. Beasiswa

15.5K 641 0
                                    

Happy Reading 🖤

-

"Ra!!"

Meira menoleh ketika ada seseorang yang memanggilnya dari belakang. Ternyata si cerewet Rachel.

"Gimana gimana?" Tanya cewek dengan setelan celana jeans dan kemeja kotak-kotaknya itu.

Meira hanya melirik Rachel dan melanjutkan perjalanannya. Ngomong-ngomong, Meira baru saja sampai di parkiran kampus dan hendak berjalan menuju ke fakultasnya.

"Gimana apanya?"

"Ah masa nggak tahu sih maksud gue. Terjadi sesuatu gitu nggak di party-nya Stella kemarin? Dia kepanasan nggak lihat betapa cantiknya lo kemarin?"

Meira hanya menceritakan percakapannya bersama Stella ketika Stella menyapanya di awal kedatangannya di pesta itu.

Tentang Stella yang mengira dia akan datang dengan menggunakan gamis, tentang Meira yang ingin memamerkan tubuh bagusnya, dan tentang kenapa tubuh bagus harus ditutupi dengan long dress.

Hanya sebatas itu. Meira tidak menceritakan hal lebih kepada Rachel terutama kejadian di tangga darurat dan di kamar hotel.

Dia memang cukup dekat dengan Rachel tapi untuk sekarang dia memilih untuk tidak bercerita terlebih dahulu.

"Gue pengen banget lihat ekspresinya Stella deh? Pasti dia ketar-ketir!" Ujar Rachel dengan ekspresi senang.

"Lo nge-foto nggak ekspresinya Stella kayak gimana?" Lanjutnya.

Meira berdecak. "Buat apa gue nge-foto kayak begituan, nggak ada gunanya tau nggak."

"Yah!!" Keluhnya.

"Tapi kayaknya seru juga deh. Kapan-kapan gue mau gituin si Stella ah." Ucap Rachel dengan bersemangat.

"Eh! Bukannya hari ini lo ada kelas pagi ya." Tanya Meira.

"Iya 15 menit lagi."

"Terus lo kenapa ngikutin gue sampai sini?" Tanya Meira. Pasalnya mereka sudah sampai di halaman fakultas Meira. Mereka kan beda jurusan.

"Ya mau dengerin cerita lo lah."

Meira berdecak. "Sekarang kan gue udah selesai cerita, sekarang lebih baik lo pergi sana! Keburu telat!"

"Iya iya! Ini mau pergi. Nanti kalau gue udah selesai kelas, ketemu di kantin biasa ya!"

"He em!!"

"Yaudah bye!" Ujar Rachel dengan melambaikan tangan.

"Bye!" Balas Meira dengan lambaian kecil.

-

"Almeira Sheril Agatha."

"Iya pak!" Jawab Meira dengan anggukan kecil.

Laki-laki paruh baya di depannya ini seperti membaca sesuatu.

"IPK kamu untuk semester ini turun lagi."

Meira hanya diam.

"Almeira! Semester kemarin saya sudah mengingatkan kamu untuk menaikkan IPK kamu, setidaknya dijaga jangan sampai turun lagi."

"Kamu tau sendiri kan kalau IPK kamu itu sangat berpengaruh dengan beasiswa yang kamu dapatkan."

"Jadi, tujuan saya memanggil kamu kesini adalah untuk memberitahukan bahwa mulai hari ini beasiswa kamu resmi di hentikan!"

Mata Meira melotot terkejut.

"Pak! Saya mohon kasih saya satu kesempatan lagi. Saya janji saya akan menaikkan IPK saya."

NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END) Where stories live. Discover now