"Gue boleh cium lo nggak?"
-Narendra Fabian Atharaksa
-
"Putus?"
"Kamu bercanda kan?"
"Ini pasti hari ulang tahun aku..."
"Nggak-nggak! Ini pasti hari anniversary kita. Kamu mau surprise-in aku kan?"
"Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus."
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading 🖤
-
"Permisi!"
"Hai Meira!" Sapa Grace dengan senyuman manis.
"Silahkan duduk!" Ucapnya dengan tangan yang mengarah ke kursi yang ada di depannya.
Dengan ragu, Meira menarik kursi dan duduk di depan Grace. Penampilan mereka sangat jauh berbeda. Grace dengan dress hitam di bawah lutut yang nampak sangat pas di usianya.
Berbanding terbalik dengan Meira yang menggunakan celana jeans dan kaos hitam. Tak lupa celemek berwarna cokelat susu yang menempel di tubuhnya.
"Ada perlu apa ya tante mencari saya?" Tanya Meira.
Wanita itu meneguk cangkir berisi kopi yang ada di atas meja. Kemudian tersenyum tipis. Wanita ini sangat suka tersenyum.
"Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri. Mungkin saja kamu belum tau siapa saya."
"Saya Grace. Mungkin kamu mengenal saya sebagai mami-nya Naren."
"Maaf tante, tapi saya harus kembali bekerja, waktu istirahat saya sudah selesai." Kata Meira. Tidak bermaksud untuk mengusir Grace, hanya saja mengingatkan Grace untuk berbicara cepat tanpa basa-basi.
"Saya sudah meminta izin kepada bos kamu dan dia sudah mengizinkan saya untuk mengambil waktu kamu 1 jam ke depan." Jelas Grace.
"Kalau begitu, ada perlu apa tante menemui saya?"
"Atau tante menemui saya untuk membahas tentang yang di hotel itu. Kita beneran nggak ngelakuin apa-apa tante." Jelas Meira secara spontan.
Lagi-lagi wanita itu tersenyum. "Kamu tenang aja, saya tidak akan membahas tentang hal itu. Kita lupakan tentang hal itu."
Meira hanya diam. Dia masih menerka-nerka apa tujuan ibunya Naren datang menemuinya di jam kerja seperti ini.
"Saya mau sedikit bercerita. Semoga kamu mau mendengarkan cerita saya."
"..."
"Saya menikah dengan suami saya tepat setelah saya lulus kuliah. Kehidupan pernikahan kami bahagia seperti pasangan baru pada umumnya. Sampai beberapa bulan kemudian, kebahagiaan kami bertambah ketika saya tahu kalau saya tengah mengandung anak pertama saya."
"Awalnya semua berjalan lurus seperti pada umumnya. Sampai hari di mana saya melahirkan anak pertama saya. Dia perempuan dan lahir secara normal."
