Empat Puluh Empat

Mulai dari awal
                                    

Kening Zita berkerut. "Masalah apa?"

Kayla menggeleng. "Nggak tahu juga. Apa cinta segi empat, ya? Soalnya, kapan hari gue nitipin hape Moza ke Iddar, Theo sama Ridan kelihatan marah banget. Besoknya, muka Theo udah bonyok gitu. Moza juga sempet nggak ngampus, kan?"

Zita juga tahu soal lebam-lebam di wajah Theo, bahkan ia melihat lelaki itu pulang dengan luka di sudut bibir yang masih basah. Namun, saat ditanya, sepupunya itu enggan menjawab.

"Ta, lo nggak apa-apa?" Theo datang dengan tergopoh ke arahnya. Menyingkirkan Kayla dari posisinya yang duduk di tepian brankar.

Kayla memasang wajah kesal, lalu duduk di brankar sebelah.

Tangan Theo menyentuh wajah Zita, meneliti setiap sudut wajah, kemudian beralih ke tubuh gadis itu seolah memastikan semuanya baik-baik aja.

"Gue nggak apa-apa," jawab Zita sambil melepaskan tangan Theo darinya.

Beberapa menit sebelumnya, lelaki itu dibuat panik saat mendapat telepon dari Kayla yang mengatakan jika Zita pingsan. Lebih panik lagi karena tahu jika Iddar ada bersama mereka.

"Yakin?" tanya Theo yang langsung diangguki oleh Zita. Ia lantas menghela napas lega. Bersyukur Iddar tidak melakukan hal buruk pada gadis itu.

Kayla menyipitkan mata melihat warna rambut biru neon Theo. "Lo mau jadi brand ambassador permen jagoan, ya?"

Theo hanya melirik sinis, sama sekali tak menanggapi, memilih mengajukan pertanyaan lain. "Zita udah boleh pulang, kan?"

Kayla mengangguk.

Theo kembali menoleh pada Zita, hendak mengajaknya pulang, tapi gadis itu lebih dulu bicara.

"Gue belum mau pulang."

"Tapi, Ta ...."

Zita memohon. "Please ...."

Sepasang sepupu itu bersitatap. Tampak sama-sama kukuh pada pendirian masing-masing. Kayla yang melihat itu lantas mengusulkan sesuatu.

"Gimana kalau nginep di kosan gue aja?" tawar Kayla.

Theo menggeleng tegas. Meski Kayla sudah mengatakan jika lelaki asing yang pernah diceritakannya sudah tak pernah muncul lagi, Theo tetap merasa khawatir. Apalagi ia sempat memeriksa CCTV indekos itu dan tak menemukan apa-apa selain penunjuk waktu di beberapa rekaman yang tampak terjeda, bahkan terhapus. Entah proses record yang bermasalah atau memang rekamannya sengaja disabotase oleh seseorang.

Tak ada tempat aman lainnya yang bisa Zita tuju. Ia tak ingin membawa Zita ke rumah Ridan lagi karena malas berurusan dengan Adifa. Ia berpikir sejenak, kemudian mencoba menghubungi orang lain.

...

"Kenapa?" tanya Zita yang baru keluar dari kamar mandi. Memandang Kayla yang duduk di sofa tengah menatap ponselnya dengan bibir mencebik.

Moza--sang pemilik rumah--sedang berada di dapur menyiapkan suguhan untuk dua tamunya tersebut. Beberapa menit sebelumnya, Theo menghubunginya untuk meminta ijin agar Zita bisa menginap. Mendengar penjelasan Theo tentang apa yang terjadi, membuatnya tak kuasa untuk menolak. Maka, di rumah Mozalah kini Zita berada, ditambah Kayla yang juga ikut menginap karena tak mau pulang berdua saja dengan Theo.

Kayla mengarahkan tampilan ponselnya pada Zita. "Potek hati adek."

Zita menatapnya aneh, lalu duduk di sebelah gadis itu, mengambil alih ponsel Kayla untuk melihat apa yang ia tunjukkan.

Matanya berkedip beberapa kali saat melihat foto postingan sosial media seseorang. "Wow!"

Sebuah mirror selfie seorang wanita berlekuk tubuh seksi, berbalut dress putih dengan corak hitam abstrak, tengah dipeluk dari belakang oleh lelaki bertopi hitam yang setengah menunduk ke ceruk leher sang wanita. Caption yang mengiringi foto itu cukup singkat, tapi jelas bermakna dalam, 'Queen'.

Iddar Evandaru, untuk pertama kalinya, meng-upload foto seorang wanita di laman media sosialnya. Hal yang tak pernah terjadi selama mereka saling mengenal.

Sayangnya, sosok wanita itu masih menjadi misteri. Dalam foto, wajah sang wanita tak terlihat karena terhalang badan ponsel yang tengah mengarahkan bidikan kamera pada cermin yang ada di hadapan mereka.

"Langsung banjir komen, tuh," kata Kayla, menggulir layar ponsel yang dipegang Zita ke bawah.

@sicegilcecil : Pantesan udah gak pernah telepon gue lagi, ternyataaa....

@babastian11 : Hahaha, dari sekian banyak cewek, akhirnya ada juga yang dipublish

@ZargoNotIgo : Oh my eyes!!!!!

@Erzaaa777 : Tahan berapa lama nih? Biasanya mentok seminggu. Nanti kalau Iddar bosen, telepon gue deh mbak

@KaylaAditama : Sakit tapi tak berdarah 💔💔💔

@RajaksaKavin01 : She's damn hot. Jgn2 ini cewek yang kemarin ya? Si Kayana itu?

@yummyumna : Potek hatiku 💔

@agathalana : What the ....

Zita membaca beragam komentar yang memenuhi lapak lelaki itu.

"Kalau sampai di-upload gini, kayaknya dia serius sama cewek ini," ucap Zita, membuat Kayla semakin memajukan bibirnya, patah hati.

Kayla menunjuk komentar dari RajaksaKavin01. "Gue sempet denger Iddar emang lagi deketin Kayana, sih. Menurut lo, itu Kayana?"

Alis Zita berkerut. Memandangi proporsi tubuh wanita itu, mencoba membandingkannya dengan sosok Kayana yang biasa menggunakan atasan oversize dan celana jeans longgar. Looks yang jelas tidak apple to apple untuk dibandingkan.

"Maybe yes, maybe no," jawab Zita netral, "gue belum pernah ngelihat Kayana pake baju kayak gini soalnya."

...

Tbc

...

Iddar mulai go public...
Momennya emang pas buat mancing huru-hara

Beginilah kira2 postingannya (wkwk)
👇👇👇

Sebenernya pict-nya mau kumasukin di atas, tp aing coba pake narasi aja buat menggambarkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenernya pict-nya mau kumasukin di atas, tp aing coba pake narasi aja buat menggambarkannya. Sebagai pembaca, kalian bebas mau ngebayangin kayak gimana, krn tiap pembaca adalah sutradara dari apa yang dibacanya.

Itu fake post-nya cuma buah kegabutan hamba saja😅

Itu fake post-nya cuma buah kegabutan hamba saja😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

191123

My True Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang