Bab.1

18.8K 455 4
                                    

Namamu Rindi Anjani atau biasa disapa Jani, usiaku sekarang 23 tahun aku baru saja lulus kuliah dan sekarang bekerja sebagai kasir disalah satu toko sembako dikotaku.Toko ini sudah sangat terkenal dikotaku,karena memiliki banyak cabang dan terkenal murah dengan kualitas yang sangat bagus.
Sebenarnya aku bisa saja keluar dari tempatku sekarang bekerja,tapi aku ngak bisa karena pemilik toko tempatku bekerja sudah sangat baik padaku,beliau sudah membantu biaya pendidikanku dan sudah kuanggap sebagai ibu sendiri.

"Jani bisa tolong ibu sebentar??"panggil Bu Maryam beliau adalah pemilik toko tempatku bekerja.

"Ngih Bu pripun??"sambil aku berjalan mendekati beliau.

"Kamu bisa temani ibu ke stasiun,ibu mau jemput anak ragil ibu yg baru pulang dari Jakarta."

"Tapi kasir nanti gimana Bu??"

"Nanti biar dihandle Bagas,kamu ambil tas dulu sana ibu tunggu diluar ya."

",Ngih Bu sebentar ngih."

Aku bergegas ke loker mengambil tas,sambil berpamitan sama Bagas yg akan handle kasir selama aku pergi.Kami kestasiun dengan taxi online karena supir yg biasa mengantar ibu sedang cuti.

Setelah sampai stasiun kami menunggu dipintu kedatangan,sambil sesekali ibu mengecek hp mungkin menanti kabar dari anaknya.Beliau seorang single mother dengan 2 orang anak.Anak pertama sudah menikah dan tinggal diluar kota mengikuti suami.Kalau anak kedua kata anak2 ditoko itu cowok tapi aku ngak tahu belum pernah ketemu.

"Mama assalamu'alaikum"....aku sedikit terkejut saat ada suara disebelahku, ternyata dia anaknya Bu Maryam,kesan pertama ganteng,rapi dan wangi tentunya.

"Waalaikumsalam Ardan kamu sehat Nak??kulihat ibu dan anak saling berpelukan.

"Sehat ma,kalau ngak sehat ngak mungkin Ardan sampai sini."

"Ohh ya kenalkan dia Anjani yg kerja ditoko,tadi mama ajak buat temen dari pada nunggu sendiri."

Dia hanya mengangguk tanda mengerti,tampa niat berjabat tangan denganku padahal aku sudah mengulurkan tanganku tapi berakhir dengan melayang diudara.Jani ingat dia anak majikan kamu jadi sabar.

Kami pun akhirnya pulang dengan naik taxi online.Sepanjang jalan aku hanya jadi pendengar obrolan ini dan anak.Ternyata anak ibu Maryam seorang arsitek di Jakarta,dia pulang karena mau ada haul 5 tahun minggalnya ayahnya.

***************

Setelah kejadian itu aku tak pernah ketemu lagi dengan Pak Ardan kecuali saat dia ke toko atau saat menjemput ibu di toko.Selebihnya aku tidak pernah ketemu lagi dengan beliau.Sampai kejadian malam itu terjadi menghancurkan semua masa depanku,menghancurkan semua mimpiku saat itu juga.

Flashback

"Jani kita pulang dulu ya??"

"Ya mbk pulang aja dulu,ini aku mau beresin meja dulu bentar habis itu pulang."

"Ya udah mbak duluan ya jangan lupa kunci toko ya."

"Siap mbak"

Ya toko biasa tutup jam 10 malam dan buka jam 7 lagi,kami bekerja 2 shift kebetulan aku masuk siang.Saat aku sedang mengunci toko tiba tiba ada sebuah tangan yg menarik tanganku.

"Pak Ardan kenapa pak??"

"Jani ikut saya!"katanya dengan nada tegas.

"Kemana pak,saya mau pulang ini sudah malam"....saat aku akan pergi tapi tarikan ditanganku membuatku kaget.

"Lepas pak saya mau pulang!"
Bukannya dilepas dia membopongku seperti beras kedalam mobil dan terus tancap gas tampa melihatku yg ketakutan.

"Pak turunin saya,kita mau kemana??"

Diam hanya itulah yg dia lakukan,tampa menjawab pertanyaanku.Takut sudah pasti,aku mencoba membuka tasku untuk mengambil hp tapi naas hp lowbat.Mobil berhenti disebuah rumah pak Ardan langsung menggendongku masuk kedalam rumah tersebut.

"Jani tolong saya,setelah ini saya janji akan menikahi kamu tapi tolong saya"

"Pak tolong!jangan!tolong apa saya mohon jangan pak!"

"Panas Jani,panas ahh tolong saya Jani"

Aku tahu saat ini pak Ardan dibawah pengaruh obat perangsang dan semacamnya,tapi aku ngak mau menolong beliau,ini salah karena kita bukan suami istri.Dengan keberanian aku mencoba lari keluar kamar tapi naas kamar terkunci,aku semakin terpojok saat pak Ardan mendekat kepadaku.

"Bapak mau apa,lepasin saya pak!"

Dia menarikku kekasur,tampa peduli penolakanku,tampa peduli kesakitanku dan tampa peduli tangisanku.Dia melakukan hal yg seharusnya dilakukan oleh suami istri,bahkan aku hanya bisa menangis,menyesali nasibku.Apa salahku hingga aku harus diperlakukan seperti ini,sekarang aku kotor,aku hina,aku sampah,aku merasa duniaku hancur seketika.Mahkota yg kujaga untuk suamiku selama 23 tahun,diambil paksa oleh anak majikanku sendiri,sekarang aku bisa apa dengan semua ini.Janji bertanggung jawab,janji yg dilakukan orang mabok apakan bisa dipercaya,ayah ibu maafkan anakmu yg membuat kalian kecewa maaf.

Cahaya matahari membangunkanku,aku terbangun dengan hanya terbungkus satu selimut dengan pak Ardan.Kukihat pakaian kami berserakan dilantai.Seketika ingatan tentang malam itu berputar diotakku,aku hanya bisa menangis sambil menutup mulutku takut seseorang yg tidur disebelahku terganggu.Dengan tertatih aku mengambil pakaiaku,aku berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri,aku bertekad pergi sebelum pak Ardan bangun.

Dengan keberanian aku berjalan pelan keluar kamar,aku menahan semua sakit dibadanku.Aku mencari tasku ternyata tergeletak didepan pintu utama,aku bergegas pergi sebelum pak Ardan bangun,aku ngak mau bertemu dengannya.

Flashback off

Sampai didalam rumah aku bergegas kekamar mandi,kugosok semua bekas pak Ardan ditubuhku sampai tubuhku terasa perih.Aku hanya bisa menangis menyesali semua yg terjadi padaku malam itu.

Dalam pikiran kalutku aku berniat bunuh diri,seakaan ada bisikan setan yg mengatakan lebih baik aku mati,tapi aku masih ingat kalau bunuh diri adalah doa besar.Setelah peperangan batin aku memutuskan untuk resign dan pergi jauh dari tempat ini.Aku tidak mau bertemu dengan pak Ardan biarkan luka ini kutanggung sendiri.

"Jani kamu kenapa?muka kamu sayu banget kamu habis nangis??dia adalah mbak Indah salah satu rekan kerjaku.

"Ngak kok mbak,aku hanya sedih harus berpisah dengan kalian."

"Berpisah!kemana kamu mau resign??"

"Ya mbak alhamdullilah aku keterima kerja di sebuah bank di Surabaya,besok aku berangkat mbak.'

"Ya Allah Jani selamat adikku,semoga kamu betah kerja disana jangan lupa kabar mbak kalau kamu sudah di Surabaya."

"Pasti mbak,tapi aku nitip surat resign buat ibu ya mbak.Karena hari ini beliau ngak di toko katanya sibuk mau ada acara dirumah."

"Ya udah besok mbak kasih yaa,tapi kamu sudah telfon ibu kan bilang kalau kamu resign"

"Sudah mbak beliau ngak masalah aku resign"maaf aku bohong ya Allah aku hanya ngak mau bertemu lelaki itu,aku ngak sanggup melihatnya.
Untuk ibu Maryam terima kasih sudah baik banget sama Jani,sudah anggap Jani sebagai anak ibu sendiri.Maaf Jani pergi ngak pamit sama ibu tapi ini yg bisa Jani lakukan sekarang,maafkan Jani ya Bu.

                        💝

Accident (End)Where stories live. Discover now