||Part 30||

1.4K 94 6
                                    

Apa kabar guys? Semoga hari ini menyenangkan yaa^^

Selamat membaca ~~

.
.
.

Sudah seminggu berlalu lagi, terhitung sudah 2 minggu berlalu sejak kejadian itu. Hasil olimpiade kimia yang diikuti Mikell, Ray dan Clarissa juga berakhir baik. Ray berhasil memperoleh juara pertama dengan nilai nyaris sempurna. Mikell diposisi ketiga dan Clarissa diposisi 5. Hasil olimpiade mereka mendapat apresiasi besar dari pihak sekolah hingga diumumkan langsung saat upacara senin lalu.

Mikell tengah duduk sendirian didalam kelas dengan beberapa bungkus makanan ringan diatas meja belajarnya. Cowok itu malas keluar kelas karena tidak ingin berpapasan dengan Lheo disekolah. Sampai hari ini Lheo bahkan tidak menyapanya. Adit dan Rangga berkali-kali meminta Mikell untuk pergi ke markas agar melanjutkan tantangan terakhir.

Sudah seperti ini, rasanya tanggung jika Mikell berhenti. Tetapi jika dilanjutkan bagaimana dengan hubungannya dengan Lheo? Tidak mungkin mereka musuhan berdua digeng yang sama bukan? Mikell benar-benar harus berpikir matang sebelum mengambil keputusan.

Ting!

Notifikasi pesan diponselnya membuat gerakan Mikell terhenti saat hendak meraih sebungkus snack diatas meja. Tangan Mikell beralih meraih ponselnya. Mikell membuka ponsel dan membaca pesan yang ternyata dari Erlan, ini pertama kalinya Erlan menghubunginya sejak mereka saling kenal.

Erlan Alfatih
|Malam ini lo harus kemarkas, tantangan terakhirnya malam ini.
|Kalau lo nggak datang berarti lo nyerah buat masuk BP.

Pesan yang dikirim Erlan membuat Mikell terdiam cukup lama. Helaan nafas berat keluar dari mulut Mikell. Matanya menatap langit-langit kelas yang berwarna putih. Pilihan apa yang harus dia buat?

.

.

.

.

.

"Lo datang juga?" Erlan menyapa saat Mikell membuka daun pintu yang menutupi ruangan markas BP. Mikell memperhatikan sekeliling, semua anggota inti BP ada didalam sana. Termasuk Lheo yang duduk sendirian yang tidak peduli dengan kehadirannya sama sekali.

"Iya, mau gimana lagi" Mikell menyaut, berjalan perlahan dan memilih duduk sejauh mungkin dari Lheo. Aura gelap masih keluar dari tubuh cowok tampan tersebut.

Mereka berdiskusi, menjelaskan kepada Mikell mengenai tantangan terakhir yang akan dia lakukan. Tentu saja, tantangan ini jauh berbeda dari tantangan-tantangan sebelumnya. Tingkat kesulitannya juga jauh berbeda.

"Sekarang pilihan ada ditangan lo Kell, lo mau lanjut atau nyerah sampai disini? Kami bakal hargai pilihan lo" Adit berujar lantang. Memperhatikan sosok pemuda manis yang sudah cukup dekat dengan mereka beberapa minggu ini. Perkenalan yang cukup cepat bagi mereka.

Ray memperhatikan Mikell dengan seksama. Akhir-akhir ini Mikell memang menjauhkan diri darinya, aneh karena mereka hanya bertemu saat didalam kelas dan hanya saat mereka tengah belajar. Dan lagipula, Mikell sama sekali tidak bicara, dia hanya fokus memperhatikan guru yang mengajar didepan.

"Jadi, apa jawaban lo Kell?" Ray bertanya. Ini obrolan mereka sejak selesai olimpiade Kimia tempo hari.

Mikell terdiam sejenak. Pilihan apa yang harus dia buat?

Tidak!

Ini bukan saat dirinya menyerah, Mikell bukanlah sosok pesimis seperti ini. Mikell menoleh menatap Lheo yang ternyata juga tengah menatap dirinya. Tatapan dingin Lheo membuat Mikell terpaku sejenak. Benar, tantangan terakhir ini seharusnya kesempatan Mikell untuk memperbaiki hubungan mereka berdua.

The Pretty Boy Is My Love (On Going)Where stories live. Discover now