||Part 11||

1.3K 121 0
                                    

Mikell menyendok makan siangnya kedalam mulutnya dengan hikmat. Tidak ingin mengeluarkan suara apapun, cowok itu lupa jika ikut dengan Ray maka dia akan bertemu dengan Lheo, cowok muka tembok yang minim sekali bereskpresi.

Tanpa cowok itu sadari, Lheo sedari tadi memperhatikan dirinya. Menilai-nilai penampilan Mikell yang tampak cukup menarik dimata Lheo.

Adit dan Rangga sudah pergi lebih dulu ke UKS, sakit perut katanya sekalian mau tidur karena ngantuk. Tinggal Erlan, Ray, Dion, Lheo dan Mikell dikantin masih menikmati makan siang mereka.

Ray juga diam-diam memperhatikan Lheo yang sedari tadi memandangi Mikell, teman sebangku barunya.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Mikell berdiri hendak mengambil air mineral dilemari pendingin kantin. Ray menahan tangan Mikell membuat cowok itu mengangkat alis bingung.

"Biar gue aja Kell" ucap Ray memaksa Mikell kembali duduk dikursinya.

Sementara Ray menarik Dion dan Erlan agar ikut pergi mengambil minum bersamanya.

"Eh, gue belum selesai makan njir" tolak Dion saat Ray menarik paksa dirinya dari kursi kantin. Sedangkan Erlan langsung menurut saja karena memang Ia agak haus setelah makan nasi goreng kelewat pedas.

Sisa Mikell dan Lheo saling berhadapan dimeja kantin yang tampak lengang karena hanya tinggal mereka berdua. Suasana canggung langsung terasa oleh Mikell ketika bertatap-tatapan dengan Lheo.

"Gue nyusul Ray dulu" ucap Mikell ingin menghindari tatapan tajam Lheo. Jika melihat wajah datar Lheo tangan Mikell rasanya sangat gatal ingin menarik bibir cowok itu agar mau tersenyum.

"Duduk" titah Lheo dengan nada datar. Mikell membalikkan badannya, menatap heran Lheo yang sudah duduk berpangku tangan dengan angkuhnya. Walau begitu, Mikell kembali duduk dikursinya.

Jujur saja, Mikell merasa bersalah kepada Lheo karena mengadukan tindakan tidak bermoralnya itu kepada orang tua Lheo. Bukan maksud Mikell ingin Lheo dimarahi mamanya, tapi karena Mikell masih menyimpan dendam kepada cowok didepannya ini karena mengganggu hari pertama Mikell disekolah.

"Gue—"

"Lumayan" potong Lheo cepat, Ia menatap Mikell dengan sorot mata tajam seperti biasa. Mikell mengerutkan dahi bingung.

"Apa?" tanya Mikell segera, Ia tidak jadi melanjutkan kalimatnya yang terpotong oleh Lheo.

"Skill lo pas balapan tadi" lanjut Lheo membuat Mikell segera mengangguk paham.

"Thanks" jawab Mikell, kesambet apa manusia didepannya ini hingga bisa memuji dirinya, bukankah mereka sering kali bersiteru?

"Lo tau Black Prince kan?" Lheo kembali berbicara. Entah sudah berapa kata yang dikeluarkan cowok yang terkenal malas sekali berbicara itu.

"Tau. Geng motor yang lo pimpin kan" jawab Mikell, cowok itu membenahi duduknya agar lebih nyaman mengobrol dengan laki-laki didepannya. Termasuk mengobrolkan kegiatan mereka saat ini?

"Right. Lo tertarik masuk ke BP ga?" tanya Lheo lebih kearah menawarkan. Ray, Dion dan Erlan yang menguping pembicaraan kedua sosok manusia itu bahkan terkejut mendengar penuturan Lheo.

"Ha? Tadi Lheo ngomong apa?" Dion bertanya-tanya. Masih belum memahami apa yang terjadi.

"Lheo ngajak anak baru itu gabung ke BP" jawab Erlan yang juga tidak jauh terkejutnya. Sementara Ray diam-diam tersenyum senang karena Lheo mempertimbangkan ucapannya.

Mikell terdiam sejenak. Menimbang-nimbang jawaban yang tepat untuk tawaran Lheo. Meskipun tidak dipungkiri Mikell cukup penasaran dengan geng motor yang di gadang-gadang sangat luar biasa dari mulut-mulut yang Ia dengar beberapa hari ini. Selain itu Black Prince juga terkenal ketat dalam merekrut anggota mereka.

"Tiba-tiba?" Mikell bertanya sambil tertawa kecil. Matanya lantas menyipit saat tawa itu menggema. Lheo bahkan terpana sebentar saat melihat betapa manisnya cowok didepannya itu saat tertawa dengan lepas seperti itu. Lheo berdehem menormalkan detak jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat.

"Terserah lo mau gabung atau nggak, gue cuma ngasih kesempatan satu kali" jawab Lheo acuh. Toh, gabung atau tidak gabung Mikell di geng nya juga tidak akan mempengaruhi dan merubah apapun.

"Apa ujiannya biar gue bisa gabung ke BP?" tanya Mikell tertarik. Bukankah Black Prince terkenal karena sulitnya ujian mereka ketika merekrut anggota? Mikell penasaran, seberapa ketatnya ujian mereka itu, Mikell tertarik ingin mencobanya.

Lheo mengangkat alisnya cukup terkejut dengan pertanyaan cowok didepannya. Sejujurnya Lheo akan langsung memasukkan Mikell ke Black Prince jika cowok itu menyetujui tawarannya. Tapi karena Mikell menanyakan bagaimana ujian BP merekrut anggota, ide cemerlang muncul di otak brilian Lheo. Cowok minim bereskpresi itu akhirnya punya cara untuk membalas hinaan Mikell yang mengatainya muka tembok waktu di supermarket kala itu.

"Oke. Karena lo tertarik, nanti pulang sekolah ikut gue ke markas Black Prince" ucap Lheo, pria itu tersenyum diam-diam karena akan melihat pertunjukan menarik nantinya.

Mikell mengangguk. Obrolan itu berhenti ketika Ray, Dion dan Erlan kembali kemeja makan kantin membawa lima botol air mineral ditangan mereka. Ray menyerahkan botol air mineral yang masih tersegel kepada Mikell, sedangkan Erlan memberikan botol air mineral yang masih tersegel pula kepada Lheo. Keduanya lantas membuka dan meminum air mineral itu.

Dion dan Erlan saling lirik, jujur saja kedua cowok itu penasaran sekali saat Lheo bilang akan mengajak Mikell gabung ke geng motor mereka? Atas dasar apa cowok itu begitu gampangnya menawarkan itu kepada anak baru, yang bahkan beberapa hari yang lalu masih bersiteru dengan cowok datar itu.

"Gue nggak sengaja denger tadi lo ngajak Mikell gabung ke BP Yo?" Dion bertanya, cowok berbadan tinggi besar itu memang suka kepo dan penasaran, bisa tidak tidur Ia malam ini karena rasa penasarannya.

Lheo mengangguk, menaruh kembali botol air minum yang tinggal separuh kembali kemeja besi kantin itu. Dion berdecak kesal melihat reaksi Lheo yang seakan pilih kasih dengannya "Kalau sama gue kayak gitu responnya, tapi kalau sama anak baru itu panjang kali lebar banget tadi ngomongnya ya Yo!" sindir Dion membuat Lheo dan Mikell saling tatap.

Iya juga, kenapa gue nyaman ngobrol sama dia? Lheo bertanya didalam hatinya sendiri. Biasanya Lheo akan lebih banyak diam jika bersama orang asing, bahkan dengan sahabat-sahabatnya sekalipun. Kenapa dengan cowok bernama Mikell itu berbeda?

Mikell tersenyum canggung setelah Dion mengeluh. Dia bukan se-spesial itu bisa diberi privilage mengobrol santai dengan Lheo. Hanya kebetulan, benar hanya kebetulan mereka bisa bicara dan mengobrol lama seperti tadi.

"Kenapa Yo?" Erlan angkat bicara, tidak peduli dengan keluhan Dion yang ada-ada saja dimatanya.

Lheo kembali melirik Mikell, cowok itu juga menanti jawaban dari Lheo. Alasan? Ya alasan apa yang membuat Lheo dengan tangan terbuka menyambut Mikell ke geng motor dibawah kepemimpinan dirinya?

"Dia punya bakat" jawab Lheo singkat. Erlan mengangguk, sepertinya lebih baik Ia bicara empat mata dengan Lheo nanti, lagipula mereka berada dikelas yang sama.
Ray kembali menahan senyum, sepertinya Lheo mulai tertarik dengan cowok manis bernama Mikell itu sama sepertinya. Sejak pertama kali bertemu, Mikell memang sangat menarik, satu-satunya orang yang berani membantah dan melawan Lheo.

Cowok yang terkenal pintar itu merangkul Mikell dan membisikkan kalimat yang membuat Mikell tertegun.

"Lo kayaknya menarik iblis kehidup lo, Kell" bisik Ray mendapat tatapan penuh tanya dari Mikell. Apa maksudnya?

Tapi Ray tidak menjawab tatapan penuh tanya teman sebangkunya itu. Ray tau betul dengan sikap Lheo setelah bersahabat cukup lama dengan cowok itu. Lheo, pria itu tidak akan mudah melepaskan sesuatu yang menarik dimatanya. Mengajak Mikell ke geng motor mereka mungkin adalah awal permainan Lheo pada anak baru pemilik wajah manis tersebut.

¤•¤

The Pretty Boy Is My Love (On Going)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt